Salin Artikel

Kodam I Bukit Barisan: Penyidikan Koptu HB dalam Kasus Pembunuhan Wartawan Belum Cukup Bukti

MEDAN, KOMPAS.com – Kodam I Bukit Barisan mengungkapkan bahwa pihaknya telah melakukan penyelidikan terkait dugaan keterlibatan Koptu HB dalam kasus pembunuhan wartawan Rico Sempurna di Kabupaten Karo, Sumatera Utara.

Namun, hasil penyelidikan sementara belum menemukan minimal dua alat bukti yang cukup untuk meningkatkan kasus ke penyidikan lebih lanjut.

“Kami belum menemukan dua alat bukti yang cukup untuk ditingkatkan ke penyidikan,” kata Kepala Penerangan Kodam I Bukit Barisan, Kolonel Dody Yudha, kepada Kompas.com melalui saluran telepon pada Jumat (17/1/2025).

Dody menjelaskan, sejumlah langkah telah dilakukan dalam upaya mencari bukti keterlibatan Koptu HB, antara lain membuka posko pengaduan di Polres Tanah Karo, memeriksa sejumlah saksi, dan mempelajari berbagai petunjuk yang ada.

Ia juga menyebutkan bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan Komnas HAM.

"Jika ditemukan bukti baru, proses kami lanjutkan sesuai ketentuan yang berlaku," tambahnya.

Namun, Direktur Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Medan, Irvan Saputra, menyayangkan pernyataan tersebut. Pihaknya sebagai kuasa hukum Eva Pasaribu, anak kandung Rico, mengaku telah menyerahkan sejumlah bukti keterlibatan Koptu HB kepada Pomdam I/BB.

Irvan mengungkapkan, bukti tersebut meliputi tiga berita yang ditulis oleh Rico sebelum meninggal terkait praktik judi yang diduga milik Koptu HB, percakapan antara Koptu HB dan pimpinan redaksi yang meminta agar berita itu dihapus, serta percakapan korban yang merasa terancam dan meminta perlindungan kepada Kasat Reskrim Polres Tanah Karo AKP Ras Maju.

“Belum lagi saat polisi menggelar rekonstruksi, kita mendapati Koptu HB bertemu dengan Bebas Ginting alias Bulang (pelaku pembunuhan Rico) sebelum akhirnya membakar rumah Rico,” kata Irvan.

Ia menambahkan bahwa kronologi kejadian menunjukkan adanya hubungan antara Rico dan Koptu HB terkait pemberitaan yang dipublikasikan.

Irvan juga menyampaikan bahwa proses hukum kasus ini sudah bergulir di Pengadilan Negeri Kabanjahe sejak akhir tahun 2024. Dalam persidangan tersebut, Bulang sempat menyebutkan adanya pihak lain yang terlibat, yang kuat diduga adalah Koptu HB.

"Rencana kami, keterangan Bulang ini akan kita serahkan ke Pomdam," ungkap Irvan.

Sebelumnya, kebakaran yang terjadi pada Kamis (27/6/2024) di Kabupaten Karo menewaskan Rico dan tiga anggota keluarganya. Sebelum peristiwa tragis itu, Rico tengah melakukan peliputan terkait praktik perjudian di wilayah tersebut.

Polisi kemudian menangkap Bebas Ginting alias Bulang sebagai otak pembakaran rumah Rico, yang memerintahkan dua eksekutor lainnya, Rudi Apri Sembiring dan Yunus Syahputra, untuk melakukan aksi tersebut.

https://medan.kompas.com/read/2025/01/17/194141578/kodam-i-bukit-barisan-penyidikan-koptu-hb-dalam-kasus-pembunuhan-wartawan

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com