Salin Artikel

Guru di Nias Tak Mengajar Sebulan karena Akses Jalan, DPRD: Kelalaian Bupati

Menurutnya, insiden ini terjadi karena kelalaian Bupati Nias Yaatulo Gulo.

"Apa yang sudah viral ini, tidak lepas kondisinya dari kelalaian perhatian dari pemerintah daerah atau bupati, Kabupaten Nias. Kenapa saya sampaikan begini? Karena sekolah dasar ini kan di bawah wilayah atau di bawah pembinaan dari Bupati, SD dan SMP," ujar Berkat saat dihubungi Kompas.com melalui telepon seluler, Senin (20/1/2025) malam

Menurut Berkat, lokasi sekolah berada di desa terpencil, yang menyulitkan guru untuk pergi mengajar.

Semestinya, kata dia Bupati memperhatikan akses jalan menuju ke desa tersebut. Jika infrastruktur baik, tentu peristiwa seperti ini tidak akan terjadi.

"Seharusnya kejadian ini tidak se-viral ini seandainya, Bupati Nias itu turun ke lapangan, tidak hanya duduk di kantor untuk memantau situasi yang terjadi di Kabupaten Nias," ujar Anggota DPRD, Daerah Pemilihan Nias ini.

Berkat juga mengatakan, sebenarnya persoalan seperti ini sudah lama terjadi di Nias, problemnya bukan hanya di SD 070489 saja.

"Ini bukan persoalan baru, bukan rahasia umum beberapa sekolah di Nias ada yang tidak aktif, dengan alasan infrastruktur menuju ke lokasi sekolah tidak baik. Lokasi lain ada di beberapa daerah," ujarnya

"Saya pikir kalau pemerintah daerah benar-benar perhatian dengan kondisi ini, seharusnya kasus ini tidak perlu terjadi," tandasnya.

Dia berharap insiden ini menjadi teguran bagi Pemkab Nias dan segera serius mengatasinya, tidak terus bersembunyi di balik alasan tidak memiliki anggaran dalam mengatasi persoalan.

"Selalu pasti alasan (Pemkab) kita tidak punya dana, kita tidak punya anggaran Itu selalu pasti jawaban-jawaban klasik, yang menurut saya itu tidak masuk akal, keseriusan ini perlu ditingkatkan," ujarnya.

Sekolah tanpa guru di Nias viral

Sebelumnya peristiwa ini menjadi perhatian publik, setelah viral di media sosial. Cerita berawal saat seorang siswa SD merekam keliling sekolahnya. Dia lalu memvideokan kondisi kelas yang sama sekali tidak ada gurunya.

Hanya ada beberapa siswa dengan kondisi kursi dan meja berantakan. Kondisi serupa juga terlihat di ruang guru, sama sekali tidak ada guru di sana.

Lalu, perekam video bertanya kepada siswa lain mengenai kondisi sekolah ini belakangan ini. Siswa itu lalu menyebut bahwa gurunya hanya datang memukul lonceng, lalu pergi pulang.

Siswa SD itu mengatakan keadaan ini sudah terjadi sejak sebulan belakangan.

Kadis pendidikan Nias Ancam guru

Kepala Dinas Pendidikan Nias, Kharisman Halawa mengatakan telah turun tangan dan sedang dalam proses pemeriksaan terhadap 9 guru yang mengajar di sana.

Bila mereka terbukti lalai akan diberi sanksi disiplin sesuai peraturan berlaku.

"SD itu hanya dapat diakses dengan jalan kaki yang berbatuan dan menyeberangi 13 kali sungai Na'ai dengan waktu tempuh selama 2 jam," ujar Kharisman

Lalu kata dia, bila ingin akses di jalur lain harus melalui Desa Soromaasi Kecamatan Ulugawo, jarak lebih jauh 4 Km. Kondisi jalan juga sulit dilalui, karena kontur tanah berbukit-bukit terjal. Kemudian yang lebih mirisnya lagi lokasi sekolah belum teraliri listrik.

Kata Kharisman alasan para guru tidak hadir di karena akses jalan ke SD tersebut sulit dan para guru yang mengajar seluruhnya tinggal di luar Dusun III, Desa Laowo Hilimbaruzo. Akibatnya setiap harinya, mereka harus menempuh perjalanan jauh dengan jalan kaki untuk sampai ke sekolah.

"(Guru) pergi ke sekolah dengan jalan kaki dan melewati sungai sehingga apabila curah hujan tinggi para guru sering tertahan di jalan karena sungai banjir," ujarnya.

"Dan beberapa bulan terakhir ini curah hujan di wilayah Kabupaten Nias cukup tinggi sehingga membuat guru-guru mengalami kendala ke sekolah atau kadang sampai sekolah sudah siang," tandas Kharisman.

Kendati medan yang dilalui para guru berat, kata Kharisman kegiatan belajar mengajar di SD tersebut harus tetap berjalan. Ke depan kata dia agar serupa tidak terulang, para guru diminta untuk tinggal di sekitar sekolah.

https://medan.kompas.com/read/2025/01/20/212701878/guru-di-nias-tak-mengajar-sebulan-karena-akses-jalan-dprd-kelalaian-bupati

Terkini Lainnya

Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com