Salin Artikel

Satpol PP Medan Dilempari Batu oleh PKL, Bobby: Kita Tindak Lanjuti ke Polisi

Terkait kejadian ini, Walikota Medan Bobby Nasution mengaku belum mendapatkan informasi.

Namun, kata dia, bila benar insiden itu terjadi, ia akan melaporkan ke polisi.

"Saya belum dapat ininya (informasi tersebut), tapi kalau sudah masuk ke tindak kriminal akan kita tindak lanjuti ke kepolisian," ujar Bobby saat ditanya wartawan di DPRD Sumut, Jumat (24/1/2025).

Bobby juga menjelaskan bahwa tindakan Satpol PP menyosialisasikan agar PKL tidak berjualan di sekitar Taman Cadika merupakan bagian dari penegakan aturan.

Menurutnya, tidak elok bila PKL tersebut tidak terima dan menyerang anggota Satpol PP.

"Ya pasti Satpol PP kan menegakkan Perda, kan PKL memang sudah ada tempat yang diperbolehkan dan tidak diperbolehkan. Secara sosialisasi sudah diterapkan (agar tidak jualan di sana)," ujar Bobby.

"Tapi kalau misalnya pedagangnya merespons seperti itu (melempari batu), itu sudah masuk ke tindakan kriminal. Ya kita akan tindak lanjuti ke kepolisian," tutupnya.

Sebelumnya diberitakan, dua orang PKL yang berboncengan sepeda motor melempari anggota Satpol PP yang berada di mobil, viral di media sosial.

Kepala Satpol PP Kota Medan, Rakhmat Harahap, mengatakan bahwa peristiwa itu terjadi pada Kamis (23/1/2025) sore.

Kala itu, sejumlah personel Satpol PP mengimbau para pedagang kaki lima agar tidak berjualan lagi di pinggir Taman Jalan Taman Cadika Medan.

"Pedagang itu sudah beberapa kali kami surati agar tidak berjualan di situ. Kan Taman Cadika yang sudah dibangun cantik-cantik jadi terlihat kurang elok. Itu fasilitas umum," ujar Rakhmat kepada Kompas.com melalui saluran telepon pada Jumat (24/1/2025).

"Namun, kata semalam itu kami bukan mau menertibkan ya, masih sosialisasi," katanya.

Dia menjelaskan bahwa saat itu sempat terjadi percekcokan dengan para pedagang.

Tak lama, personel Satpol PP meninggalkan lokasi.

Namun, ada dua pedagang yang mengendarai sepeda motor merasa tidak senang dan mengejar mereka.

"Itulah yang seperti di video viral, ada dua yang mengejar mobil personel. Lalu, mereka melempar batu. Informasinya satu personel terluka di bagian perut. Ini kami masih bincangkan apakah akan membuat laporan ke Polsek atau tidak," ucap Rakhmat.

https://medan.kompas.com/read/2025/01/24/170938278/satpol-pp-medan-dilempari-batu-oleh-pkl-bobby-kita-tindak-lanjuti-ke-polisi

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com