Salin Artikel

Bantah Guru SD di Nias Tak Mengajar Sebulan, Bupati: Siswa Baru Masuk 6 Januari

Menurut Yaatulo, hasil pemeriksaan pihaknya menunjukkan bahwa tidak benar seluruh guru absen secara berturut-turut selama sebulan.

Yaatulo menjelaskan, para siswa mulai masuk sekolah setelah libur pada 6 Januari 2025, sedangkan video yang viral tersebut diambil pada 14 Januari 2025.

"Hasil pemeriksaan kami, sebenarnya nggak sebulan (tidak masuk), kalau sebulan itu kan sekolahnya baru mulai tanggal 6 Januari, kalau hitungannya sebulan itu kan berarti sebelumnya libur," ungkap Yaatulo saat dihubungi Kompas.com melalui telepon seluler, Jumat (24/1/2025).

Meskipun demikian, Yaatulo mengakui bahwa pada hari video tersebut direkam, tidak ada guru yang hadir di sekolah.

Ia menyebutkan bahwa para guru tidak dapat hadir karena terjebak hujan.

Guru harus lewati 13 aliran sungai

Jarak menuju SD tersebut cukup jauh, dengan para guru harus melewati 13 aliran sungai dan menempuh 8,5 km jalan dari desa induk.

"Jadi pada tanggal diambil video (para guru) enggak ada, mereka tertahan di bawah, dekat sungai di seberang sungai karena hujan," jelasnya.

Di SD tersebut terdapat lima orang pengajar, terdiri dari tiga guru berstatus Aparatur Sipil Negara (ASN) dan dua guru berstatus Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).

Sebelumnya, ada empat guru tidak tetap (GTT) yang merupakan warga setempat, namun tidak lagi mengajar di awal tahun karena kualifikasi pendidikan yang hanya tamat SMA.

Untuk memastikan proses belajar mengajar tidak terhambat, Pemkab Nias telah menyewakan rumah bagi para guru yang berdekatan dengan SD tersebut.

Yaatulo menyatakan bahwa kini kegiatan belajar mengajar (KBM) telah normal kembali.

"Jadi KBM sudah aktif semua, KBM sudah aktif dari hari Jumat (17/1/2025) yang lalu, para guru sudah stay di sana sekarang, sudah disewakan rumah di lokasi dan sekali seminggu pulang," tambahnya.

Video itu menunjukkan seorang siswa merekam kondisi kelas yang kosong, hanya terdapat beberapa siswa dengan kursi dan meja yang berantakan.

Siswa tersebut juga menyebutkan bahwa guru hanya datang untuk memukul lonceng dan kemudian pergi.

Kepala Dinas Pendidikan Nias, Kharisman Halawa, menjelaskan bahwa akses menuju sekolah menjadi salah satu kendala yang menyebabkan para guru tidak hadir.

Lokasi SD itu terisolasi, terletak di Dusun III, Desa Laowo Hilimbaruzo, Kecamatan Idanogawo, yang berjarak 8,5 km dari desa induk.

"Siswa SD di sana berjumlah 62 orang dan semuanya warga Dusun III, yang menjadi persoalan adalah seluruh guru yang mengajar di sana tinggal di luar Dusun III," ungkap Kharisman.

Kondisi akses yang sulit membuat para guru harus menempuh perjalanan jauh dengan berjalan kaki dan menyeberangi sungai, sehingga saat curah hujan tinggi, mereka sering terhambat di jalan.

"Guru pergi ke sekolah dengan jalan kaki dan melewati sungai, sehingga apabila curah hujan tinggi, para guru sering tertahan di jalan karena sungai banjir," pungkas Kharisman.

https://medan.kompas.com/read/2025/01/24/193450478/bantah-guru-sd-di-nias-tak-mengajar-sebulan-bupati-siswa-baru-masuk-6-januari

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com