Salin Artikel

Bupati Nias Tegur Guru SD 078481 yang Tidak Mengajar Sebulan akibat Kendala Akses

NIAS, KOMPAS.com – Bupati Nias Yaatulo Gulo mengaku memberikan teguran kepada lima guru SD Negeri 078481 Laowo Hilimbaruzo, Kecamatan Idanogawo, Kabupaten Nias, Sumatera Utara menyusul viralnya video yang menunjukkan kondisi sekolah tanpa kehadiran guru selama sebulan.

"Sudah-sudah kena teguran, semua mereka," ujar Yaatulo saat dihubungi melalui telepon, Jumat (24/1/2025).

Meski tidak merinci bentuk tegurannya, Yaatulo menjelaskan bahwa pada hari perekaman video tersebut, para guru tidak hadir di sekolah karena terjebak hujan di perjalanan.

Para guru diketahui harus menempuh perjalanan sejauh 8,5 km dengan berjalan kaki melewati 13 aliran sungai untuk mencapai sekolah.

"Pada tanggal diambil video, (para guru) nggak ada. Mereka tertahan di bawah, dekat sungai di seberang sungai karena hujan," ujarnya.

Kendala akses jalan dan solusi jangka pendek

Yaatulo mengungkapkan, sebelumnya ada empat guru tidak tetap (GTT) dari warga sekitar yang mengajar di sekolah tersebut.

Namun, sejak awal tahun 2025, mereka tidak lagi mengajar karena hanya memiliki kualifikasi lulusan SMA. Akibatnya, lima guru tetap yang tinggal jauh dari lokasi sekolah harus menempuh perjalanan panjang, yang sering terganggu oleh hujan deras dan banjir.

Sebagai solusi jangka pendek, Dinas Pendidikan Nias telah menyewa rumah bagi para guru di dekat sekolah. "Para guru sudah stay di sana sekarang, sudah disewakan rumah di lokasi, dan sekali seminggu mereka baru pulang," ungkap Yaatulo.

Adapun untuk solusi jangka panjang, Pemerintah Kabupaten Nias akan berkoordinasi dengan pemerintah pusat guna membangun akses jalan yang lebih layak menuju SD tersebut.

Bantahan atas video viral

Yaatulo membantah narasi dalam video viral yang menyebut para guru tidak mengajar selama sebulan penuh. Berdasarkan pemeriksaan, ia menyebut kegiatan belajar mengajar baru dimulai pada 6 Januari 2025, setelah libur akhir tahun, sementara video diambil pada 14 Januari 2025.

"Hasil pemeriksaan kami, sebenarnya nggak sebulan (tidak mengajar). Kalau sebulan itu kan sekolahnya baru mulai tanggal 6 Januari. Kalau hitungannya sebulan itu kan berarti sebelumnya libur," jelasnya.

Ia juga memastikan proses belajar mengajar sudah kembali normal sejak Jumat (17/1/2025), setelah para guru mulai tinggal di dekat sekolah.

Kondisi SD di daerah terpencil

Kepala Dinas Pendidikan Nias, Kharisman Halawa, menambahkan bahwa akses jalan menjadi kendala utama bagi para guru. SD Negeri 078481 terletak di Dusun III, Desa Laowo Hilimbaruzo, yang merupakan wilayah terisolasi. Para guru harus berjalan kaki melewati medan berbatu, menyeberangi Sungai Na'ai sebanyak 13 kali, dengan waktu tempuh sekitar dua jam.

Alternatif lain adalah melalui Desa Soromaasi di Kecamatan Ulugawo, namun medan yang berbukit dan terjal membuat perjalanan tetap sulit.

"Jika curah hujan tinggi, para guru sering tertahan di jalan karena sungai banjir," ujar Kharisman.

SD Negeri 078481 memiliki 62 siswa yang semuanya merupakan warga Dusun III. Untuk memastikan keberlanjutan pendidikan, solusi akses jalan kini menjadi perhatian utama Pemerintah Kabupaten Nias.

Sebelumnya, video yang menunjukkan seorang siswa merekam kondisi kelas yang kosong tanpa guru telah menjadi perhatian publik di media sosial. Video itu juga memperlihatkan ruangan yang berantakan dan beberapa siswa yang menyebutkan guru hanya datang untuk memukul lonceng sebelum pulang.

https://medan.kompas.com/read/2025/01/24/203409278/bupati-nias-tegur-guru-sd-078481-yang-tidak-mengajar-sebulan-akibat-kendala

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com