Salin Artikel

Kronologi Pemicu Oknum TNI Serang Warung Warga Deli Serdang, Motor-Mobil Dirusak

MEDAN, KOMPAS.com - Kepala Staf Resimen (Kasmen) Arhanud-2/SSM, Letkol Arip Budi Cahyono, mengungkap pemicu puluhan oknum prajurit TNI menyerang warung warga di Desa Durin Simbelang, Kecamatan Pancur Batu, Kabupaten Deli Serdang.

Arip menyampaikan, sebelum terjadinya penyerangan ke warung, ada seorang prajurit yang cekcok dengan pemuda di sekitar lokasi.

Perselisihan itu disebabkan ada pemuda yang menggunakan knalpot blong dan menggeber-geber. Alhasil, seorang prajurit Arhanud-2 menegur.

Tak lama, prajurit tersebut dikeroyok sehingga menderita luka-luka.

Lalu, prajurit TNI itu menghubungi rekannya yang lain untuk datang ke lokasi.

Belakangan, puluhan prajurit datang, tetapi salah sasaran.

Mereka datang ke warung milik warga tersebut dan merusak sejumlah barang.

"Sebenarnya ada kesalahpahaman dengan salah satu atau oknum pemuda sehingga terjadi pemukulan terhadap prajurit saya," ucap Arip.

"Itu sebenarnya motif awalnya sehingga terjadi kesalahpahaman yang mengakibatkan kerusakan materil dari beberapa warga," tuturnya.

Arip menerangkan, sebetulnya puluhan prajurit datang ke lokasi untuk mengamankan kawannya yang terluka.

Hari ini, pihaknya pun telah datang ke Kantor Desa Durin Simbelang untuk melakukan mediasi dengan para korban.

"Kami dari satuan, datang dan hadir dengan iktikad baik ke sini. Pertama, kami sangat menyayangkan atas kejadian itu," tuturnya.

"Kedua, ada iktikad baik kami untuk bertanggung jawab atas adanya korban, khususnya adanya kerusakan materil yang dialami oleh beberapa warga," tuturnya.

Sebelumnya diberitakan, Umar Tarigan, selaku warga setempat, mengatakan, peristiwa itu terjadi pada Rabu (29/1/2025) sekitar pukul 10.00 WIB.

Kala itu, dia yang baru saja pulang dari Sabang menghampiri rumah abangnya yang dekat dari warung.

Tiba-tiba, sejumlah prajurit dari Arhanud-2 datang dan menyerang warung tersebut.

Akibatnya, ada sebanyak tiga unit sepeda motor dan satu mobil milik warga dirusak.

Selain itu, prajurit juga mengubrak-abrik warung.

"Namun, pada saat itu, saya juga ada di situ. Kenapa kami dibilang korban? Karena pada saat itu ada oknum TNI yang membawa senjata. Yang membawa senjata cuma satu, laras pendek,” kata Umar saat diwawancarai di Kantor Desa Durin Simbelang pada Kamis (30/1/2025).

Setelah itu, para prajurit meninggalkan lokasi. Dia bersama warga sekitar pun tak terima atas peristiwa itu.

Kini, kedua belah pihak pun telah menggelar mediasi di kantor pemerintah desa.

Kesimpulan dari pertemuan tersebut, warga meminta agar pihak TNI membayar segala kerugian yang dialami.

https://medan.kompas.com/read/2025/01/30/150711978/kronologi-pemicu-oknum-tni-serang-warung-warga-deli-serdang-motor-mobil

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com