Salin Artikel

5 Fakta Puluhan Prajurit Mengamuk Rusak Kendaraan dan Warung di Deli Serdang

MEDAN, KOMPAS.com - Kasus perusakan warung, mobil, dan sepeda motor oleh puluhan prajurit TNI Resimen Arhanud-2/SSM di Desa Durin Simbelang, Kecamatan Pancur Batu, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, menjadi sorotan publik.

Insiden ini berawal dari pengeroyokan terhadap seorang prajurit yang kemudian memicu aksi balasan dari rekan-rekannya.

Berikut lima fakta terkait kasus ini:

1. Praka Darma dikeroyok karena teguran

Kapendam I Bukit Barisan, Kolonel Dody Yudha, menjelaskan bahwa insiden bermula ketika Praka Darma Saputra Lubis melintas di Jalan GBKP, Dusun Lau Gelunggung, Rabu (29/1/2025).

Ia berpapasan dengan tiga pemuda yang mengendarai sepeda motor trail berknalpot bising dan menggeber motornya ke arah Praka Darma. Merasa terganggu, ia mengikuti para pemuda itu hingga ke sebuah warung.

“Karena tidak diterima ditegur, terjadi cekcok mulut yang menyulut emosi. Ketiga pemuda tersebut bersama kawannya sekitar 10 orang melakukan pengeroyokan,” kata Dody dalam keterangan resmi, Kamis (30/1/2025).

Akibatnya, Praka Darma mengalami luka di wajah dan punggung akibat pukulan kayu sebelum akhirnya melarikan diri ke kebun sawit dan meminta pertolongan melalui grup WhatsApp rekan-rekannya.

2. Puluhan prajurit datang dan temukan narkoba

Tak lama setelah permintaan tolong, puluhan prajurit Arhanud-2 datang ke lokasi untuk menyelamatkan Praka Darma. Mereka merusak tiga sepeda motor, satu mobil, dan warung di sekitar lokasi.

Asisten Intelijen (Asintel) Kasdam I Bukit Barisan, Kolonel Hary Sassono Utomo, menyebutkan bahwa saat prajurit melakukan penyisiran, mereka menemukan narkoba di sekitar mobil Avanza yang dirusak.

“Barang-barang ini terbungkus rapi di kotak awalnya. Setelah dibuka, ini semua adalah perlengkapan narkoba. Ada yang sabu-sabunya habis dipakai, lima plastik, dan ada yang siap jual sembilan plastik,” kata Hary.

Barang bukti tersebut kemudian diserahkan ke kepolisian untuk penyelidikan lebih lanjut.

3. Warga mengaku lihat prajurit bawa senjata

Seorang warga setempat, Umar Tarigan, mengatakan bahwa situasi saat itu sangat tegang karena sejumlah prajurit diduga membawa senjata api.

“Pada saat itu, saya juga ada di situ. Kenapa kami dibilang korban? Karena ada oknum TNI yang membawa senjata,” kata Umar saat diwawancarai di Kantor Desa Durin Simbelang, Kamis (30/1/2025).

“Mengarahkan, mengacungkan (senjata ke udara). Yang membawa senjata cuma satu, laras pendek,” tambahnya.

4. Mediasi Digelar, TNI minta maaf dan ganti rugi

Kepala Staf Resimen (Kasmen) Arhanud-2/SSM, Letkol Arip Budi Cahyono, meminta maaf atas insiden tersebut dan menyatakan pihaknya bertanggung jawab atas kerugian warga.

“Sekali lagi, saya atas nama pribadi dan satuan mengucapkan permohonan maaf yang sebesar-besarnya,” kata Arip saat menghadiri mediasi di Kantor Desa Durin Simbelang, Kamis (30/1/2025).

Ia menegaskan bahwa Arhanud-2 akan mengganti semua kerugian yang dialami warga. Kepala Desa Durin Simbelang, Serasi Sembiring, menyatakan bahwa mediasi telah dilakukan dan kedua belah pihak sepakat untuk berdamai.

“Kita sudah melakukan mediasi, di mana persoalan itu pada dasarnya kesalahpahaman. Syukur lah, kedua belah pihak secara lisan telah berdamai. Tinggal secara administrasi atau pun tertulis dilakukan,” ujar Serasi.

5. Praka Darma laporkan kasus penganiayaan ke pPolisi

Letkol Arip Budi Cahyono menyampaikan bahwa Praka Darma telah melaporkan kasus pengeroyokannya ke polisi.

“Betul, (Praka Darma) sudah buat laporan ke Polsek karena ada kerugian dari pihak kita. Kita warga yang patuh, jadi mengikuti prosedur yang ada saja,” kata Arip.

Sementara itu, Kepala Unit Intel Polsek Pancur Batu, AKP Khairul Yani, membenarkan laporan tersebut.

“Laporannya terkait kasus penganiayaan, sekarang masih dalam proses penyelidikan. Saksi korban sudah diperiksa. Kami masih mencari saksi-saksi lainnya,” ujar Khairul.

Hingga saat ini, penyelidikan masih berlangsung, sementara situasi di Desa Durin Simbelang sudah kondusif pasca-mediasi.

https://medan.kompas.com/read/2025/01/31/060219978/5-fakta-puluhan-prajurit-mengamuk-rusak-kendaraan-dan-warung-di-deli-serdang

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com