Salin Artikel

Cerita Warga Deli Serdang Geram Mobilnya Dihancurkan Oknum TNI, Sejumlah Barang Hilang

MEDAN, KOMPAS.com - David Kaban (28) masih geram dengan tindakan sejumlah oknum prajurit TNI dari Resimen Arhanud-2/SSM yang merusak mobilnya di Desa Durin Simbelang, Kecamatan Pancur Batu, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara.

David menceritakan, pada Rabu (29/1/2025), dia ditelepon oleh rekannya bahwa mobilnya dihancurkan oknum prajurit TNI.

Mendengar hal itu, David buru-buru datang ke lokasi.

"Sudah 4 hari mobil saya parkir di sini. Waktu itu, saya sedang ikuti acara keluarga di rumah. Pas ke lokasi, mobil saya sudah hancur," kata David saat diwawancarai di Desa Durin Simbelang pada Senin (3/2/2025).

"Kalau taksir kerugian materil sangat besar karena empat ban mobil kempis ditusuk sangkut. Lalu, tape, speaker, sepatu, baterai hingga speaker mobil saya dijarah. Kaca pecah seluruhnya," ucapnya.

Setelah itu, dia menuturkan, keesokan harinya, memang pihaknya dan prajurit Arhanud-2 telah bertemu di kantor pemerintah desa untuk mediasi.

Di situ, pihak Arhanud-2 berjanji akan mengganti seluruh kerugian yang dialami David.

Akan tetapi, setelah pertemuan itu, dia kecewa dengan pihak TNI.

Sebab, muncul narasi di media sosial bahwa prajurit TNI menemukan narkoba di samping mobilnya.

"Dengan adanya pernyataan itu di medsos, membuat keluarga dan teman saya malu. Saya membantah hal itu. Setahu saya, tidak ada penemuan narkoba itu," ujar David.

"Harapan saya, pernyataan tersebut bisa diklarifikasi untuk nama baik saya dan keluarga. Penemuan narkoba itu tidak ada. Jika itu bisa, saya pertimbangkan untuk perdamaian ini," ucapnya.

Dia pun mengaku sejauh ini belum menerima uang sepeser pun untuk perbaikan mobilnya dari pihak TNI.

Dia berharap, semoga akar permasalahan ini segera selesai dan tidak terulang kembali.

"Harapan saya ke Panglima, semoga akar permasalahannya selesai. Ya, profesional-lah sebagai angkatan, jangan salah sasaran. Kasihan kami sebagai warga yang tidak tahu apa-apa," tuturnya.

Di lain pihak, Kapendam I Bukit Barisan Kolonel Dody Yudha menegaskan tidak ada prajurit yang melakukan penjarahan.

"Tidak ada penjarahan dalam insiden ini. Kami akan terus berkoordinasi dengan pihak berwenang untuk menjaga keamanan serta menegakkan hukum," kata Dody dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com.

Sebelumnya, Dody menyampaikan, terkait kronologi mulanya prajurit Arhanud-2 bernama Praka Darma Saputra Lubis melintas di Jalan GBKP, Dusun Lau Gelunggung pada Rabu (29/1/2025).

Ia berpapasan dengan tiga pemuda yang mengendarai sepeda motor trail dengan knalpot racing.

Para pemuda itu menggeber-geber motornya ke arah Praka Darma.

Alhasil, Praka Darma terganggu dan mengikuti para pemuda itu hingga tiba di sebuah warung milik warga.

Para pemuda itu duduk di warung dan Praka Darma menghampiri.

"Karena tidak diterima ditegur, terjadi cekcok mulut yang menyulut emosi. Ketiga pemuda tersebut bersama kawannya sekitar 10 orang melakukan pengeroyokan," kata Dody dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com pada Kamis (30/1/2025).

"Karena kalah jumlah dan terkena pukulan kayu pada bagian wajah dan punggung, yang bersangkutan (Praka Darma) lari ke kebun sawit dan bersembunyi," katanya.

Praka Darma meminta pertolongan kepada rekannya melalui chat grup WhatsApp anggota Resimen Arhanud.

Tak lama, puluhan prajurit datang ke warung dan terjadi insiden perusakan.

Akibatnya, satu warung, satu mobil, dan tiga sepeda motor warga rusak.

https://medan.kompas.com/read/2025/02/03/134224178/cerita-warga-deli-serdang-geram-mobilnya-dihancurkan-oknum-tni-sejumlah-barang

Terkini Lainnya

Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com