Salin Artikel

Sempat Didemo karena Sekolah Lalai Isi PDSS, Kini Siswa MAN 2 Medan Bisa Ikut SNBP

Namun, kesempatan tersebut kembali terbuka setelah Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendi5kti Saintek) memperpanjang waktu finalisasi penginputan PDSS.

Perpanjangan ini berlaku mulai Jumat (7/2/2025) pukul 19.00 hingga Sabtu (8/2/2025) pukul 04.00 WIB.

Menanggapi situasi tersebut, pihak sekolah segera mengerahkan puluhan operator untuk menginput data siswa ke portal PDSS.

Mereka bekerja dari malam hingga pagi untuk menyelesaikan semua tahapan yang diperlukan.

"Untuk menindaklanjuti petunjuk yang dimaksud, maka kepala sekolah MAN 2 Model Medan, Wuri Tamtama Abdi, mengerahkan puluhan orang operator untuk menginput data siswa 332 orang," ujar Ketua Tim Humas, Data, dan Informasi Kementerian Agama Sumatera Utara, Mulia Banurea, kepada Kompas.com melalui telepon seluler, Sabtu (8/2/2025).

Berdasarkan pantauan di website seleksi nasional penerimaan mahasiswa baru (SNPMB), pengisian PDSS untuk MAN 2 Medan telah selesai.

"Benar, sudah selesai pengisian PDSS-nya," kata Mulia.

Dengan demikian, 332 siswa MAN 2 Medan kini memiliki kesempatan untuk mengikuti SNBP.

Kepala Sekolah MAN 2 Medan, Wuri Tamtama Abdi, menyampaikan permohonan maaf atas kekisruhan yang terjadi akibat kelalaian pihaknya dalam mengisi nilai siswa di portal PDSS.

Ia mengakui adanya human error yang menyebabkan keterlambatan tersebut.

"Pertama sekali saya ingin mengucapkan maaf atas kegaduhan yang selama ini terjadi saat proses penginputan data di PDSS," ujar Wuri kepada orangtua siswa di MAN 2 Medan.

Wuri menambahkan, setelah terjadinya human error, pihaknya memutuskan membawa masalah ini ke Kurikulum, Sarana, Kelembagaan, dan Kesiswaan (KSKK) Kementerian Agama untuk segera ditangani.

"Ada kesalahan-kesalahan yang terjadi di aplikasi kita (PDSS), tetapi kami tidak menyalahkan aplikasi. Human error juga, ketika itu terjadi kami memutuskan untuk berkoordinasi dan saya mohon izin berangkat ke Jakarta untuk berjumpa dengan Direktur KSKK," ujar Wuri.

Selama di Jakarta, Wuri berupaya menemui pihak Kemendikti Saintek untuk meminta agar akses PDSS MAN 2 Medan dapat dibuka kembali.

Ia juga sempat bertemu dengan Wakil Menteri Agama Muhammad Syafi'i.

"Alhamdulillah hari ini terjawab sudah apa yang kita risaukan. Anak-anak kita berhasil untuk pengisian data di PDSS. Kami mohon maaf, ini pelajaran berharga bagi kami," ungkapnya.

Sebelumnya, akibat keterlambatan penginputan data PDSS, para siswa MAN 2 Medan sempat berunjuk rasa di sekolah pada Jumat (7/2/2025).

Mereka menyampaikan kekecewaan karena tidak dapat mengikuti SNBP dengan membawa spanduk yang berisi narasi kekecewaan.

Salah seorang siswa, Syakira, bahkan menyatakan bahwa mereka akan meminta kompensasi dari pihak sekolah jika gagal mengikuti SNBP.

"Tentunya kami ingin diberikan kompensasi, yaitu bentuk belajar SNBT (Seleksi Nasional Berbasis Tes) ataupun membayarkan uang daftar SNBT kami atau UKT kami. Apapun itu yang bisa memuaskan kami, karena kami tidak jadi ikut SNBP," ujarnya.

Mendikti Saintek, Satryo Soemantri Brodjonegoro, menjelaskan bahwa perpanjangan finalisasi PDSS dilakukan untuk mengantisipasi keterlambatan dari banyak sekolah.

"Kami masih memberi peluang kepada mereka supaya nasib anak-anak itu masih bisa kita bantu untuk diperjuangkan,” ujar Satryo.

https://medan.kompas.com/read/2025/02/08/202743878/sempat-didemo-karena-sekolah-lalai-isi-pdss-kini-siswa-man-2-medan-bisa-ikut

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com