Salin Artikel

Bukti Baru Dugaan Keterlibatan Koptu HB dalam Kasus Pembakaran Wartawan di Karo

MEDAN, KOMPAS.com – Komite Keselamatan Jurnalis (KKJ) Sumut dan LBH Medan kembali mendatangi Pomdam I Bukit Barisan untuk menyerahkan tujuh bukti elektronik baru terkait dugaan keterlibatan Koptu HB dalam kasus pembunuhan wartawan Rico Sempurna di Kabupaten Karo.

"Tujuan kami datang ke sini untuk menyerahkan bukti tambahan, sebanyak tujuh bukti elektronik baru terkait keterlibatan Koptu HB," kata Artha Sigalingging, staf LBH Medan, saat diwawancarai bersama Eva, anak Rico, pada Kamis (13/2/2025).

Salah satu bukti yang diserahkan adalah rekaman keterangan terdakwa Bebas Ginting melalui pengacaranya di persidangan PN Kabanjahe, yang menyebut adanya keterlibatan Koptu HB.

"Selain itu, ada pula saksi yang menyebutkan Bebas merupakan kaki tangan Koptu HB, serta bahwa lokasi judi itu milik Koptu HB. Selain itu, ada beberapa potong rekaman lainnya," ujar Artha.

Artha juga menyoroti lambannya proses penyelidikan terhadap laporan yang telah diajukan Eva Pasaribu lebih dari enam bulan lalu ke Pomdam.

"Ternyata setelah kami diskusi tadi, baru disampaikan bahwa tiga terdakwa yang saat ini diperiksa di PN Kabanjahe belum pernah diperiksa Pomdam," katanya.

"Padahal, secara logika hukum, saksi yang pertama kali diperiksa untuk mengungkap keterlibatan Koptu HB adalah ketiga orang tersebut," tambahnya.

Ketiga terdakwa yang dimaksud adalah Bebas Ginting, Rudi Apri Sembiring (37), dan Yunus Syahputra (36), yang sebelumnya telah ditetapkan sebagai tersangka oleh Polres Tanah Karo.

"Harapan kami, Pomdam bisa segera memeriksa tiga terdakwa itu. Selain itu, kami memohon agar dilakukan penetapan tersangka terhadap Koptu HB," ucap Artha.

Sementara itu, Kepala Penerangan Kodam I Bukit Barisan, Kolonel Dody Yudha, sebelumnya menyampaikan bahwa pihaknya masih belum menemukan dua alat bukti yang cukup untuk meningkatkan status Koptu HB ke tahap penyidikan.

“Hasil penyelidikan kita, belum ditemukan dua alat bukti yang cukup untuk ditingkatkan ke penyidikan,” kata Dody kepada Kompas.com melalui telepon, Jumat (17/1/2025).

Ia menegaskan bahwa pihaknya telah mengambil beberapa langkah, termasuk membuka posko pengaduan di Polres Tanah Karo, memeriksa sejumlah saksi, serta berkoordinasi dengan Komnas HAM untuk menelusuri bukti tambahan.

“Kami juga telah berkoordinasi dengan Komnas HAM. Jika ditemukan bukti baru maka proses kita lanjutkan sesuai ketentuan yang berlaku,” ujar Dody.

Sebelumnya, Rico Sempurna tewas dalam kebakaran di rumahnya di Karo, Sumatera Utara, pada Kamis (27/6/2024), bersama tiga anggota keluarganya. Sebelum kejadian, Rico tengah memberitakan kasus perjudian di wilayah tersebut.

Polisi menetapkan Bebas Ginting sebagai dalang pembakaran dan menangkap dua eksekutor, Rudi Apri Sembiring dan Yunus Syahputra, yang bertugas membakar rumah Rico atas perintah Bebas.

https://medan.kompas.com/read/2025/02/13/183423878/bukti-baru-dugaan-keterlibatan-koptu-hb-dalam-kasus-pembakaran-wartawan-di

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com