MEDAN, KOMPAS.com - Sebanyak 30.000 liter avtur milik Pertamina diambil sindikat pencuri di Pantai Dewi Indah, Kecamatan Pantai Labu, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, pada Senin (10/2/2025).
Para pelaku sudah menjalankan aksinya sejak tahun 2022.
Aksi ini terungkap setelah TNI Angkatan Laut Lantamal 1 Belawan membongkarnya pada Selasa (11/2/2025).
Dari penyelidikan, pelaku beraksi dengan mengebor pipa laut yang digunakan kapal tanker untuk menyalurkan avtur dari Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU) Bandara Kualanamu.
Selanjutnya, mereka menyambungkan dengan pipa lain dan menyalurkannya ke gudang avtur rahasia milik mereka di Pantai Indah Dewi.
Lalu, apakah pencurian 30.000 liter avtur ini memengaruhi stok avtur di Bandara Kualanamu?
Area Manager Comm, Rel & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut, Susanto August Satria, mengatakan, hal itu sama sekali tidak berdampak bagi pengisian bahan bakar pesawat di Kualanamu.
August menjelaskan, hingga saat ini, stok avtur di Bandara Kualanamu cukup untuk 55 hari ke depan.
"Jadi, saat ini stok (masih) berjalan di Kualanamu itu, mencakup ke 55 hari ke depan. Pasca-pengungkapan ini juga, operasi penerimaan dan penyaluran avtur ke maskapai itu berjalan normal dan operasi tidak ada terkendala," ujar August saat diwawancarai wartawan di kantornya, Kamis (13/2/2025).
August lalu menerangkan proses bongkar muat avtur dari kapal tanker ke DPPU Bandara Kualanamu dilakukan sebanyak 2-3 kali setiap bulan.
Kapasitas DPPU berisi 30 juta liter.
Karena itu, saat Pertamina kehilangan 30.000 liter avtur, mereka tidak menyadarinya karena angka tersebut masih di ambang batas penguapan bahan bakar tersebut.
"(Sebanyak) 30.000 liter memang ini di sistem kami batas toleransi atau penguapan (avtur)," ujar August.
August pun merasa heran mengapa sindikat ini bisa mengetahui batas penguapan avtur yang mereka kirim ke Bandara Kualanamu.
"Bagaimanapun kami harus tahu dulu hasil penyelidikannya, seperti apa dia mengambilnya, kenapa dia terpikir untuk itu (mengambil 30.000 liter)," ujarnya.
Disinggung kenapa pihak Pertamina tidak mengetahui ada pencurian sejak tahun 2022, August masih menunggu keterangan polisi untuk mendapatkan informasi sejelas-jelasnya, bukan hanya sekadar pengakuan pelaku.
"Jadi, lagi-lagi, tadi kalau misalnya saya sampaikan, saya sendiri harus menunggu hasil penyidikan. Jadi dia apakah pengakuannya di 2022 atau baru satu kali atau dua kali (melakukan pencurian), saya masih harus tunggu dulu hasil penyidikan dari polisi," ujarnya.
Awal mula pencurian terbongkar
Kasus ini terbongkar ketika kapal tanker Pertamina, MT Sinar Agra, tiba di perairan Pantai Dewi Indah pada Senin (10/2/2025) pukul 10.00 WIB untuk mentransfer avtur ke DPPU Kualanamu.
Saat proses transfer berlangsung, sindikat pencuri membuka keran di gudang untuk mengalirkan avtur ke tangki plastik yang telah disiapkan.
Tim Fleet One Quick Response (FIQR) TNI AL Lantamal 1 Belawan kemudian menggerebek gudang tersebut dan menangkap tiga pelaku:
Andur Rafar (47), pengelola Pantai Dewi Indah, serta dua rekannya, Irwansyah (31) dan Hairi (43).
Satu tersangka lainnya, Jack (50), masih dalam pengejaran.
"Para pelaku melakukan tapping pipa di bibir Pantai Dewi Indah dengan cara melubangi pipa saat kosong menggunakan bor. Lubang tersebut kemudian disambungkan ke pipa besi dan selang menuju gudang penampungan," ujar Komandan Lantamal 1, Brigjen TNI Marinir Jasiman Purba, melalui Kadispen Letkol Laut Nelson Sagala dalam keterangan tertulisnya.
Dari lokasi kejadian, petugas mengamankan 30 kiloliter avtur yang tersimpan dalam 29 tangki berkapasitas masing-masing 1 kiloliter serta dua drum berisi sekitar 220 liter avtur.
https://medan.kompas.com/read/2025/02/14/153033378/30000-liter-avtur-dicuri-apakah-pengaruhi-stok-ke-kualanamu-pertamina-ungkit