Akibat insiden ini, jalur penghubung antara Nias Barat, Kabupaten Nias, dan Kota Gunung Sitoli terputus.
Kasi Humas Polres Nias Aipda Motivasi Gea mengatakan robohnya jembatan itu terjadi sekitar pukul 09.40, diawali oleh intensitas hujan yang begitu deras sejak Rabu (5/3/2025) pukul 04.30.
"Hujan menyebabkan Sungai Noyo meluap. Sekitar pukul 05.00 WIB, jembatan mulai mengalami kerusakan dan akhirnya ambruk sebagian," ujar Motivasi dalam keterangan tertulisnya.
Kata Motivasi, panjang jembatan adalah 90 meter dan 60 meter di antaranya telah ambruk.
"Tiang penyangga tengah jembatan roboh akibat derasnya arus banjir, sementara besi penyangga dan lantai jembatan hanyut terbawa arus," ungkapnya.
Motivasi menjelaskan bahwa robohnya jembatan itu memiliki dampak ekonomi bagi masyarakat.
Sebab, jembatan itu adalah penghubung utama antara Kabupaten Nias Barat, Kabupaten Nias, dan Kota Gunungsitoli.
Karenanya, sebelum kejadian, jembatan Noyo selalu dilalui oleh kendaraan roda dua dan empat.
"Beberapa dampak yang diperkirakan terjadi antara lain, kenaikan harga bahan pokok, potensi kelangkaan BBM, dan lumpuhnya transportasi roda empat," ujar Motivasi.
Motivasi menjelaskan bahwa pihak kepolisian telah datang ke lokasi kejadian guna memasang police line dan juga tanda peringatan bahwa jembatan tidak dapat digunakan untuk menghindari kecelakaan.
Selain itu, polisi juga telah berkoordinasi dengan pihak dinas terkait untuk penanganan lebih lanjut.
Motivasi juga menjelaskan bahwa dalam insiden itu tidak ada korban jiwa maupun terluka.
https://medan.kompas.com/read/2025/03/05/172938978/jembatan-penghubung-3-daerah-di-sumatera-utara-roboh-diterjang-banjir