Salin Artikel

Gempa Kembar di Tapanuli Utara, Jalan Kena Longsor dan Bangunan Rusak

Kepala Seksi Humas Kepolisian Resor Taput, Aiptu Walpon Baringbing, menyampaikan bahwa pascagempa utama magnitudo 5,5 dan 5,6 serta gempa susulan yang beberapa kali terjadi, mengakibatkan beberapa titik ruas jalan nasional yang menghubungkan antara Kabupaten Tapanuli Utara - Tapanuli Selatan - Padangsidimpuan mengalami longsor.

"Ada beberapa titik jalan nasional yang tertimbun longsor akibat gempa, dan sampai saat ini belum dapat dilalui," ujar Walpon saat dikonfirmasi lewat sambungan ponsel, Selasa (18/3/2025).

Walpon menjelaskan, jalan nasional yang tertimbun longsor yaitu di Desa Hutabarat dan Desa Lobupining, Kecamatan Pahae Julu, Taput.

"Di Desa Hutabarat ada 2 titik, dan di Desa Lobupining ada 1 titik," katanya.

Walpon menyampaikan bahwa gempa bumi juga menyebabkan beberapa fasilitas umum dan rumah warga mengalami kerusakan.

"Di Pahae Jae, Kantor Desa Pardomuan rusak. Jembatan di Siriaria Desa Siopat Bahal, dan jalan nasional di Silangkitang retak. Juga sejumlah rumah, swalayan, dan banyak tiang listrik yang tumbang," ungkap Walpon.

Beberapa fasilitas yang mengalami kerusakan di Kecamatan Pahae Jae Taput yaitu kantor Kepala Desa Pardomuan Nainggolan, bengkel milik Septi Nainggolan, Jembatan Siriaria Desa Siopat Bahal, jalinsum yang mengalami keretakan tepatnya di Desa Silangkitang, Indomaret Pasar Sarulla, serta tiang listrik roboh.

Walpon mengatakan, hingga saat ini, Polisi, TNI, BPBD, dan pihak terkait lainnya sudah turun ke lokasi untuk melakukan evakuasi dan pendataan.

"Kami masih di lokasi melakukan evakuasi, pertolongan, dan pendataan," pungkasnya.

Diketahui, Kabupaten Tapanuli Utara (Taput) dilanda gempa bumi kembar, dengan magnitudo 5,5 pukul 05.22 dan 5,6 pukul 05.23, Selasa (18/3/2025).

"Rangkaian gempa bumi kembar (Double Earthquake) magnitudo 5,5 dan 5,6 di Tapanuli Utara, Sumatra Utara, tidak berpotensi tsunami," ungkap Direktur Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono, lewat keterangan resminya yang diterima Kompas.com, Selasa.

Daryono menjelaskan, wilayah Tapanuli Utara, Sumatera Utara, diguncang dua gempa bumi tektonik.

Gempa bumi ini memiliki parameter update dengan magnitudo M5,5 dan 5,6.

Waktu kejadian gempa bumi pertama adalah 05.22.38 WIB dengan episenter terletak pada koordinat 1,91° LU;

99,10° BT, atau tepatnya berlokasi di darat 19 kilometer Tenggara Tapanuli Utara, pada kedalaman 10 kilometer.

Waktu kejadian gempa bumi kedua adalah 05.23.34 WIB dengan episenter terletak pada koordinat 1,90° LU;

99,02° BT, atau tepatnya berlokasi di darat 14 kilometer Tenggara Tapanuli Utara, pada kedalaman 10 km.

"Kedua gempa bumi ini memiliki selisih waktu kejadian 56 detik dan selisih jarak episenter 9 kilometer," kata Daryono.

Daryono menjelaskan, memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat adanya aktivitas Sesar Besar Sumatera Segmen Toru.

https://medan.kompas.com/read/2025/03/18/115117178/gempa-kembar-di-tapanuli-utara-jalan-kena-longsor-dan-bangunan-rusak

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com