Salin Artikel

Polisi Belum Ungkap Motif Penyerangan Jaksa, Kapolda Sumut: Nanti di Persidangan

MEDAN, KOMPAS.com - Sudah hampir dua minggu kasus penyerangan Jaksa Kejaksaan Negeri Deli Serdang, John Wesli Sinaga (53), dan stafnya, Acensio Silvanof (25), terus bergulir.

Namun, hingga sekarang, polisi belum membeberkan motif penyerangan yang menggunakan senjata parang tersebut.

Kapolda Sumut, Irjen Pol Whisnu Hermawan Februanto, mengatakan motif penyerangan akan diuraikan saat persidangan.

"Masalah motif nanti akan diungkap di persidangan," ujar Whisnu saat ditanya wartawan di Mapolda Sumut, Selasa (3/6/2025).

Whisnu mengatakan, yang terpenting saat ini pihaknya telah menangkap tiga pelaku.

Mereka adalah otak pelaku bernama Alpa Patria Lubis alias Kepot, serta dua orang suruhannya, Mardiansyah dan Surya Darma.

"Motif masih didalami, yang penting buat kami adalah pelakunya sudah ditangkap," ujarnya.

Disinggung apakah ada keterlibatan Edy Suranta alias Godol, terpidana kasus senjata api yang ditangkap Kejagung, Whisnu mengatakan belum mengetahuinya.

Sebab, kata dia, Godol kini diperiksa pihak kejaksaan dan telah dimasukkan ke dalam lapas.

Dia lalu mengatakan, sejauh ini pihak kepolisian baru menetapkan tiga tersangka.

"Belum tahu, tidak ada sampai ke sana (pemeriksaan Godol), sampai saat ini tiga orang ini saja (pelakunya)," katanya.

Dia juga menjelaskan bahwa para tersangka tidak mengetahui siapa itu Godol.

"Mereka (tersangka mengaku) tidak tahu (Godol). (Sejauh ini) Pelakunya hanya tiga, ada yang membacok, membonceng, dan yang memerintah itu di Kepot," ungkap Whisnu.

Sebelumnya, Kasi Intelijen Kejari Deli Serdang, Boy Amal, menjelaskan peristiwa yang dialami Jaksa John dan stafnya Acensio terjadi di Desa Perbaungan, Kecamatan Kotarih, Kabupaten Serdang Bedagai, Sabtu (24/5/2025) sekitar pukul 13.15 WIB.

Awalnya, keduanya berangkat dari rumah mereka di Desa Perbaungan menuju ladang sekitar pukul 09.35 WIB, dan tiba sekitar pukul 10.40 WIB.

"Sekitar pukul 13.15 WIB, tiba-tiba dua OTK (Mardiansyah dan Surya) datang menggunakan sepeda motor Vario abu-abu dengan membawa tas pancing yang berisikan senjata tajam berupa parang, dan saat itu juga korban dibacok oleh OTK," kata Boy dalam keterangan tertulisnya.

Saat kejadian berlangsung, seorang sopir pengangkut sawit tiba di lokasi dan mencoba menolong korban.

Kedua pelaku kemudian melarikan diri.

Korban ditemukan dalam dengan luka di tangan akibat sabetan senjata tajam.

"Pada pukul 13.25 WIB, korban lalu dibawa ke RSUD Lubuk Pakam," katanya.

Selanjutnya, polisi melakukan penyelidikan dan dalam tempo hari, tiga pelaku berhasil diringkus.

https://medan.kompas.com/read/2025/06/03/173829378/polisi-belum-ungkap-motif-penyerangan-jaksa-kapolda-sumut-nanti-di-persidangan

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com