Salin Artikel

Bobby Jelaskan soal Sewa Pesawat Garuda Rp 860 Juta Pindahkan Napi yang Kontrol Narkoba di Lapas

MEDAN, KOMPAS.com - Gubernur Sumatera Utara, Bobby Nasution, buka suara terkait rencana Pemprov Sumut menganggarkan biaya Rp 860 juta untuk menyewa Pesawat Garuda guna memindahkan napi di Sumut ke Lapas Nusakambangan.

Meskipun penganggaran itu gagal, kata dia, pemindahan tersebut merupakan bagian dari upaya pemberantasan narkoba.

Bobby menyampaikan hal itu saat memberi sambutan di acara pelantikan pengurus KONI Sumut tahun 2025-2029 di Regale Convention Centre, Medan, Selasa (10/6/2025).

Awalnya, Bobby berharap agar kepengurusan KONI Sumut yang baru mampu menghadirkan kegiatan atau program kerja dalam upaya pemberantasan narkoba, mengingat saat ini Sumut menjadi provinsi nomor satu dengan tingkat penggunaan narkoba di Indonesia.

Selanjutnya, Bobby menyinggung soal rencana Pemprov Sumut yang menganggarkan Rp 860 juta untuk memindahkan napi di Sumut ke Nusakambangan.

Dia menyebut rencana itu tidak bisa dikaitkan dengan pemborosan.

"Di media, saya baca kami disampaikan memindahkan itu dibilang pemborosan karena mau sewa pesawat lebih Rp 800 juta-an. Disampaikan pemborosan tidak sesuai dengan instruksi Bapak Presiden tentang penghematan dan efisiensi," ujar Bobby.

Padahal, kata Bobby, efisiensi yang dimaksud Presiden Prabowo Subianto dapat dimaknai sebagai penggunaan anggaran yang tepat guna, bukan sembarangan.

Mantan Wali Kota Medan ini juga mengatakan anggaran yang direncanakan Pemprov Sumut penting dilakukan untuk pemberantasan narkoba, apalagi yang akan dipindahkan merupakan narapidana pengendali narkoba.

"(Jadi) Rp 800 jutaan yang mau kami gunakan itu untuk memindahkan napi-napi yang memang terindikasi di dalam (lapas) masih bisa mengontrol narkoba," ujarnya.

Dia juga menegaskan upaya pemberantasan narkoba merupakan bagian dari Asta Cita Presiden Prabowo Subianto.

Karena itu, menurutnya, bila ada pihak yang tidak setuju, perlu dipertanyakan komitmennya dalam pemberantasan narkoba.

"Mungkin yang banyak bersuara tentang pemindahan napi narkoba ini, BNN perlu dicek orangnya, terafiliasi narkoba enggak?" katanya.

"Kadang-kadang (orang) enggak jualan narkoba pun, menyuarakan, menyampaikan hal positif tentang orang yang jualan narkoba, walaupun dia tidak jualan narkoba," tandasnya.

Sebelumnya diberitakan, rencana anggaran pemindahan narapidana dari Lapas Tanjung Gusta ke Lapas Nusakambangan tertuang dalam Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Sumut.

Di situ dijelaskan, kode pengadaan proyek bernomor 10165374000 dan uang berasal dari anggaran pendapatan belanja daerah (APBD) Sumut tahun 2025.

Disebutkan juga bahwa proses penganggaran dilakukan dengan penunjukan langsung.

Terkait dengan anggaran ini, Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Provinsi Sumut, Mulyono, mengatakan proses pengadaan sewa pesawat tersebut memang ada, tetapi setelah berbagai pertimbangan, anggaran itu tidak dilanjutkan atau dibatalkan.

"Proses pengadaan (paket sewa pesawat komersial) itu ternyata gagal dan tidak dilanjutkan," ujar Mulyono dalam keterangan tertulisnya, Jumat (6/6/2025).

Dikaji Kembali

Mulyono mengatakan, sebagai upaya tindak lanjut, pihaknya juga akan melakukan kajian apakah kebijakan itu perlu dianggarkan kembali atau tidak.

Sebab, kata dia, kegiatan ini merupakan salah satu dari rencana aksi Pemprov Sumut untuk mengurangi peredaran narkoba di wilayah Sumut.

"Kegiatan ini salah satu upaya yang kami (Pemprov Sumut) lakukan dan termasuk dalam rencana aksi penanganan narkoba di Sumatera Utara. Jadi, kami akan lakukan kajian lebih lanjut,” ungkap Mulyono.

"Tentu sebelumnya sudah melalui berbagai pertimbangan, ya, dan awalnya baru pihak Garuda yang menyanggupi. Jadi, kami pilih Garuda," tutur Mulyono.

https://medan.kompas.com/read/2025/06/11/065555578/bobby-jelaskan-soal-sewa-pesawat-garuda-rp-860-juta-pindahkan-napi-yang

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com