Salin Artikel

Kasus Pria Ngaku BIN Intimidasi Pemilik Toko Emas di Medan Berujung Damai

"Kedua belah pihak telah bersepakat untuk berdamai," ungkap Kepala Unit Reskrim Polsek Delitua, Iptu Junaidi, kepada Kompas.com melalui saluran telepon pada Senin (30/6/2025).

Dia juga menambahkan bahwa proses restorative justice telah dilakukan pada Jumat (27/6/2025), sehingga korban tidak melanjutkan laporan ke Polsek Delitua.

"Ya, harapannya, kejadian serupa tidak terjadi lagi," ucap Junaidi.

Sebelumnya, ED diduga mengintimidasi Oky, pemilik toko perhiasan, pada Kamis (26/6/2025) pukul 20.00 WIB.

ED datang ke toko emas milik Oky dengan menunjukkan lencana bertuliskan Badan Intelijen Negara Republik Indonesia dan membawa pistol di dalam tasnya.

Kronologi kejadian

Oky menjelaskan bahwa peristiwa tersebut bermula dari tindakan adik ED, berinisial Bn, yang beberapa hari terakhir membuat resah warga.

"Dia (Bn) selalu memesan orderan fiktif di dekat usaha kami. Itu benar, ojol itu datang ke tempat kami, bahwa dia kena tipu," kata Oky saat diwawancarai di tokonya pada Jumat (27/6/2025).

Menurut Oky, order fiktif yang dipesan oleh adik ED biasanya berupa baju dan jilbab.

Karena sering terjadi penipuan, warga pun menuliskan peringatan 'hati-hati penipuan COD' di tembok dekat tokonya.

"Kami kan jualan online, kalau kami pesan Gojek sering di-cancel. Katanya di sini sering mendapatkan orderan fiktif," ujar Oky.

Ketika Bn membaca tulisan tersebut pada Kamis (26/6/2025) siang, ia merasa tidak terima dan marah, sehingga memicu keributan.

"Di situ kami enggak ada nuliskan nama yang jelas, tapi dia marah-marah, lalu di sini ribut semuanya," ucap istri Oky, Rina.

Rina juga menambahkan bahwa Oky pernah membuat pagar dari seng di belakang tokonya karena sering mengalami pencurian.

Namun, Bn tidak terima dengan penutupan tersebut.

Setelah itu, Rina mendatangi orangtua ED untuk menanyakan tentang perilaku anaknya.

Sore harinya, ED mengirim pesan kepada Oky mengeklaim sebagai anggota BIN dan Kopassus grup 3, serta mengirimkan foto pistol dan lencana BIN.

Malam itu, ED datang ke toko Oky dan mengaku tidak terima dengan perlakuan terhadap adiknya serta tidak ingin ayahnya terlibat dalam masalah ini.

"Malam abangnya datang ke sini menunjukkan lencana dan mengaku anggota BIN," tutur Oky.

Pada hari yang sama, pemilik dan karyawan toko merasa ketakutan dan melapor ke Polsek Deli Tua.

Namun, ketika mereka menunggu kedatangan pihak berwajib, ED muncul dan mengancam.

"Di jam 20.27 WIB kami mendatangi usaha si pengancam, lalu dengan lantangnya dia mengacungkan senjata (ke atas) dan mengintimidasi kami dengan berkata 'kupukul kau nanti nangis' lalu kami pun pulang," sambung Rina.

Oky berharap agar masalah ini dapat diselesaikan dengan baik, mengingat warga sudah merasa resah dengan kejadian tersebut.

https://medan.kompas.com/read/2025/07/01/060752778/kasus-pria-ngaku-bin-intimidasi-pemilik-toko-emas-di-medan-berujung-damai

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com