MEDAN, KOMPAS.com - Ricky Pratama Ginting mengungkapkan bahwa adiknya, Reynanda Ginting, sudah sejak lama bercita-cita menjadi seorang jaksa.
"Dia sudah sejak lama bercita-cita menjadi jaksa karena ada juga keluarga yang jadi jaksa," kata Ricky saat diwawancarai di rumah duka, Jalan Namorih, Kabupaten Deli Serdang, Jumat (4/7/2025).
Ricky menjelaskan bahwa Reynanda Ginting adalah lulusan dari Fakultas Hukum Universitas Pakuan di Kota Bogor.
Setelah tamat, Reynanda sempat mengikuti tes untuk menjadi jaksa, tetapi gagal.
Lalu, Reynanda kembali mencoba pada tahun berikutnya dan beruntung bisa lolos.
Sejak 2 Juni 2025, Reynanda pun bekerja di Kejaksaan Negeri Simalungun bagian pidana khusus.
"Jadi, dia memang sempat enggak lolos tes jaksa, terus tes lagi, lolos. Banyak yang saya kenang. Terlebih dua tahun terakhir dia tinggal dengan saya. Setiap hari kami bersama," ucap Ricky yang bekerja di Pengadilan Tinggi Medan.
Di mata keluarga, Reynanda bukanlah tipe orang yang berkeluh kesah.
Karena itu, terkadang ia menyembunyikan masalah yang sedang dihadapi.
"Dia anaknya baik, patuh, ceria, dan tidak pernah neko-neko. Makanya kami juga kaget atas kejadian yang begitu cepat ini," sebut Ricky.
Sebelumnya diberitakan, Reynanda, staf Pidsus Kejari Simalungun, ditemukan tewas setelah terseret arus sungai saat melakukan penjemputan paksa terhadap dua saksi kasus dugaan korupsi dana desa.
Calon jaksa lulusan 2025 itu sebelumnya dinyatakan hanyut bersama seorang warga bernama Fahri di Sungai Silau, Jalan H.M Yamin, Kisaran Timur, Kabupaten Asahan, Sumatera Utara, Rabu (2/7/2025) sore.
Jasad Reynanda ditemukan pada Kamis (3/7/2025) sekitar pukul 10.00 WIB oleh Tim SAR Gabungan dalam penyisiran ke arah hilir sekitar tiga kilometer dari titik hanyut.
Sementara itu, pencarian terhadap Fahri masih dilakukan.
Kasi Intelijen Kejari Simalungun, Edison Sumitro Situmorang, mengatakan bahwa jenazah Reynanda telah dibawa ke RSUD H. Abdul Manan Simatupang, Asahan, untuk pemeriksaan forensik atas izin keluarga.
"Selanjutnya, keluarga korban membawa jenazah ke rumah duka yang beralamat di Desa Lambar, Kecamatan Tigapanah, Kabupaten Karo," kata Edison dalam keterangan tertulis, Kamis (3/7/2025).
Peristiwa ini terjadi saat Tim Pidsus Kejari Simalungun melakukan penjemputan paksa terhadap dua saksi kasus dugaan korupsi dana desa tahun anggaran 2024, yaitu Pangulu Banjar Hulu Kardianto dan bendaharanya, Bambang Surya Siregar.
Edison menyebut bahwa kedua saksi itu sebelumnya lima kali dipanggil untuk pemeriksaan, tetapi tidak pernah hadir dengan alasan sakit.
"Sebagai saksi, belum pernah diperiksa. Sampai lima kali dipanggil, bikin surat sakit, kami konfirmasi ke dokter bersangkutan, ternyata suratnya palsu," ujar Edison saat dihubungi Kompas.com.
Informasi keberadaan mereka akhirnya diperoleh dan tim langsung bergerak melakukan penjemputan.
Namun, saat akan diamankan, terjadi perlawanan. Kardianto diduga berupaya melarikan diri dengan melompat ke sungai.
"Mereka melakukan perlawanan sehingga almarhum melompat mengejar dia," kata Edison.
Dalam tayangan video yang diunggah akun Instagram @potretlabura, dua orang terlihat berada di sungai.
Salah satu di antaranya mencoba berenang ke tepi, kemudian satu orang lainnya melompat untuk mendekat.
Keduanya lalu terseret arus sungai.
Edison memastikan bahwa kedua saksi berhasil diamankan dan kini berada di Kantor Kejari Simalungun untuk diperiksa lebih lanjut.
https://medan.kompas.com/read/2025/07/04/184921078/sang-kakak-ungkap-perjuangan-cita-cita-reynanda-ginting-calon-jaksa-yang