Salin Artikel

Polisi PJR Tabrak Lansia di Medan, Polda Sumut Minta Maaf

Menanggapi insiden tersebut, Polda Sumut menyampaikan permohonan maaf kepada Rodiah dan masyarakat.

"Kami dari Polda Sumut mohon maaf kepada yang bersangkutan dari keluarga ibu R (Rodiah) atas apa yang terjadi. Ini adalah accident yang tidak diharapkan. Kami juga minta maaf kepada masyarakat atas terhambatnya aktivitas akibat kejadian ini," ujar Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Pol Ferry Walintukan, saat diwawancarai di Mapolda Sumut.

Ferry belum merinci luka-luka yang dialami Rodiah, namun ia memastikan bahwa korban telah dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan.

"Kondisinya sedang dirawat di RS Mitra Medika dan kami Polda Sumut akan membiayai pengobatan dan santunan," tambahnya.

Kronologi kecelakaan

Ferry menjelaskan bahwa kecelakaan terjadi sekitar pukul 10.15 WIB.

Saat itu, Bripda AD dan Bripda RS tengah berpatroli dari arah Polda Sumut menuju Kota Medan.

Di lokasi kejadian, Rodiah berada di bahu jalan di depan RS Mitra Medika dan hendak menyebrang.

"Jadi, ibu R (Rodiah) itu berada di bahu jalan antara depan RS Mitra Medika. Di bahu jalan itu ada pohon, sehingga ibu itu berada di balik pohon dan tidak terlihat oleh personel kami," ungkap Ferry.

Ketika Rodiah hendak menyebrang, ada sebuah truk yang melintas di depannya.

"Setelah truk melaju, ibu itu menyebrang. Namun, karena posisinya yang berada di belakang pohon, keberadaannya tidak terlihat oleh personel kami. Tahu-tahu ibu itu berlari menyebrang setelah truk itu melaju," jelas Ferry.

Akibatnya, kedua motor patroli tidak melihat Rodiah, dan kecelakaan pun terjadi. "Petugas kami yang patroli dari arah belakang truk secara mendadak membuang ke kanan sehingga ibu itu terkena sabetan boks motor patroli," tambahnya.

Sementara itu, Bripda AD berusaha menghindari kecelakaan beruntun dengan membelokkan motornya ke arah kiri.

Polda Sumut kini masih mendalami apakah ada unsur kelalaian dari anggotanya dalam berkendara. "Ya, jika ada motif lainnya, tetap akan kami dalami," ujar Ferry.

Viral di media sosial

Peristiwa ini sempat viral di media sosial.

Di akun Instagram @digitalnews.co.id, terlihat dua motor PJR tergeletak di jalan, sementara polisi tampak duduk di aspal.

Warga mengerumuni Rodiah yang tergeletak bersimbah darah, diduga akibat ditabrak polisi.

Seorang warga sekitar, Budiman, juga menyatakan bahwa saat kejadian, kedua polisi tidak membunyikan sirene.

Mereka tampak mendahului kendaraan di depannya dengan tidak hati-hati, sehingga ketika Rodiah melintas, kecelakaan tidak dapat dihindari.

"Begitu dia menyeberang (korban), kalau kita orang sehat, kurasa satu langkah lagi, itu hampir dapat trotoar. Jadi karena mereka ugal-ugalan dari sana, yang satu nengok ke kanan, satu ke kiri, begitu dipotong begini, nabrak (korban)," ujar Budiman saat diwawancarai di lokasi kejadian.

Budiman menambahkan, jika polisi tidak mengemudikan motor secara ugal-ugalan, insiden ini seharusnya tidak perlu terjadi.

"Kalau hidupkan sirene, nenek itu tidak akan menyeberang," katanya.

https://medan.kompas.com/read/2025/07/17/205659478/polisi-pjr-tabrak-lansia-di-medan-polda-sumut-minta-maaf

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com