Salin Artikel

Anak Guru di Medan Diculik, Polisi Tangkap 3 Perempuan Termasuk Sepupu Ibu Korban

MEDAN, KOMPAS.com - Kepolisian Resor Pelabuhan Belawan menangkap tiga pelaku yang terlibat dalam kasus penculikan seorang anak di Kecamatan Medan Marelan, Kota Medan.

Tiga pelaku tersebut adalah Julia Hasibuan (40), Nurhayati (52), dan Firda Hermayati (40).

Kasat Reskrim Polres Pelabuhan Belawan, AKP Riffi Noor Faizal menjelaskan, salah satu pelaku, Julia, ternyata merupakan sepupu atau kerabat dari ibu korban.

"Untuk pelaku, Julia ternyata masih sepupu atau kerabat ibu korban," ungkap Riffi dalam keterangan resminya yang diterima Kompas.com melalui saluran telepon pada Jumat (1/8/2025).

Pelaku Ditahan

Saat ini, ketiga pelaku telah ditahan di Polres Pelabuhan Belawan untuk diproses hukum.

Mereka disangkakan melanggar Pasal 76 F Jo Pasal 83 UU RI No 17 tahun 2016 tentang Perlindungan Anak Jo Pasal 55 dan 56 KUHPidana.

Sebelumnya, kasus ini mencuat ketika korban berinisial Z (7) diculik saat pulang sekolah pada Kamis (31/7/2025).

Ibu korban, berinisial V (32), mulai mencari anaknya sekitar pukul 11.30 WIB.

"Biasanya dia nunggu. Tahunya diculik ada wali murid yang bilang anak saya dibawa orang," kata V saat diwawancarai di rumahnya di Kelurahan Terjun, Kecamatan Medan Marelan, pada Jumat (1/8/2025).

"Kebetulan saya memang guru di sekolah itu juga," tambahnya.

Merasa cemas, V memeriksa rekaman kamera CCTV di sekitar lokasi, termasuk di parkiran sekolah.

Ia melihat seorang wanita dengan rambut diikat membawa anaknya yang masih duduk di bangku SD.

"Saya tak kenal sama orang itu," ujar V.

Setengah jam setelah penculikan, V menerima sepucuk surat di rumahnya. Surat tersebut berisi ancaman agar keluarga korban memberikan sejumlah uang.

"Isi suratnya, pelaku minta transfer uang Rp 50 juta, kalau enggak organ anak saya mau dijual. Dikasih waktunya 31 menit," ucap V.

Tidak hanya melalui surat, pelaku juga mengirimkan pesan berisi ancaman ke nomor ponsel kakak V.

V dan suaminya, yang bekerja di Bank BRI, berusaha mengulur waktu dengan meminta foto anaknya. "Sampai sore, pelaku bilang jangan main-main, kalau tidak anak saya akan dibunuh," ucap V.

Berusaha tenang, V kembali memeriksa rekaman CCTV di sekitar lokasi kejadian dan melaporkan kejadian tersebut ke pihak Polsek Medan Labuhan.

"Dari CCTV itu, baru lah terlihat ada satu pelaku lagi yang membawa mobil. Jadi setelah pelaku pertama membawa anak, dia dijemput pakai mobil oleh pelaku kedua," ungkap V.

Tak lama setelah itu, V bersama petugas kepolisian mendatangi kediaman pelaku. Ketiga pelaku pun berhasil diamankan di lokasi yang berbeda.

Sementara itu, Z ditemukan dalam keadaan selamat di rumah warga di Jalan KL Yos Sudarso, di mana pelaku menitipkan anak tersebut.

"Kondisi anak saya tidak ada mengalami kekerasan," tutup V.

https://medan.kompas.com/read/2025/08/01/124946378/anak-guru-di-medan-diculik-polisi-tangkap-3-perempuan-termasuk-sepupu-ibu

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com