Salin Artikel

Ijazah Anak Tertahan 2 Tahun, Arifin Terbantu "Program Tebus" Pemko Medan

MEDAN, KOMPAS.com – Arifin, warga Kecamatan Medan Amplas, merasa sangat terbantu dengan adanya program tebus ijazah yang digagas Wali Kota Medan Rico Tri Putra Bayu Waas. Program ini menargetkan penebusan 400 ijazah siswa yang tertahan di sekolah swasta selama tahun anggaran 2025.

“Kalau dapat uang hanya untuk sehari itu saja,” ujar Arifin saat menerima ijazah putrinya di Aula Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Medan, Jumat (1/8/2025).

Arifin mengaku pendapatannya tidak menentu. Selama dua tahun, ijazah putrinya, Kiki Wulandari Nasution, tertahan di SMP Swasta Al Washliyah IV Medan akibat tunggakan pembayaran.

“Kalau bisa, program ini jangan berhenti, supaya warga kecil seperti saya bisa terbantu,” tutur Arifin.

Kini Kiki duduk di kelas XI SMK UISU Medan. Ia menyampaikan rasa syukur karena ijazah SMP-nya akhirnya bisa diambil.

“Tunggakan saya SPP lima bulan dan uang seragam batik. Senang sekali Pemko Medan menebus ijazah saya yang tertahan sejak dua tahun lalu,” kata Kiki.

Kepala Sekolah SMP Swasta Al Washliyah IV Medan, Lis Isnur Kanti, menyebut sejak 2021 ada 36 ijazah siswa yang tertahan di sekolah tersebut, dengan total tunggakan hampir Rp 36 juta.

“Alhamdulillah, hari ini ada empat ijazah siswa kami yang ditebus Pemko Medan,” ujar Lis.

Menurut Lis, rata-rata tunggakan berasal dari biaya SPP dan seragam batik. “Uang SPP kami tidak besar, Rp 130.000 per bulan. Tapi orangtua siswa kami penghasilannya kecil, habis untuk kebutuhan harian,” jelasnya.

Sementara itu, staf Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Medan, Ade Bayu, menyampaikan bahwa target awal program hari ini sebenarnya 108 ijazah. Namun yang terealisasi hanya 31 karena sekolah masih kesulitan menghubungi siswa atau orangtuanya.

“Hari ini harusnya 108 ijazah. Kehadiran siswa atau orangtua ini terverifikasi dalam Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN), sebagai salah satu syarat penebusan ijazah,” kata Ade dalam keterangan tertulis.

Program ini menjadi bentuk kepedulian Pemerintah Kota Medan dalam memastikan hak pendidikan anak-anak dari keluarga kurang mampu tetap terpenuhi.

https://medan.kompas.com/read/2025/08/01/174309678/ijazah-anak-tertahan-2-tahun-arifin-terbantu-program-tebus-pemko-medan

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com