Salin Artikel

Pembongkaran Diskotek Marcopolo, Bobby Sebut Berani Hadapi Tuntutan

MEDAN, KOMPAS.com – Gubernur Sumatera Utara, Bobby Nasution, mengungkapkan keberaniannya untuk menghadapi tuntutan setelah melakukan pembongkaran Diskotek Marcopolo pada Kamis (15/8/2025).

Diskotek tersebut berlokasi di Jalan Sei Petani, Dusun VII, Desa Namorube Julu, Kecamatan Kutalimbaru, Deli Serdang, Sumatera Utara.

Sebelumnya, Bobby memimpin langsung pembongkaran Diskotek Marcopolo. Dalam aksi itu, Bobby nyaris terkena lemparan batu dari anggota organisasi masyarakat (ormas) DPD GRIB Sumut yang berusaha menghalangi penertiban.

Pembongkaran dilakukan bersama Kapolda Sumut Irjen Pol Whisnu Hermawan dan Pangdam I/BB Mayjen Rio Firdianto, dengan dua alat berat dikerahkan untuk merobohkan bangunan yang diduga menjadi lokasi peredaran narkoba.

Negara Tidak Boleh Kalah

Bobby menegaskan, pembongkaran dilakukan setelah pemerintah mengantongi bukti dan dasar hukum yang kuat.

"Kendala selama ini, saya belum jadi Gubernur. Pas sudah jadi Gubernur, kita kumpuli bukti, kita nggak bergerak tanpa dasar yang kuat," ujar Bobby usai mendengarkan pidato kenegaraan Presiden Prabowo Subianto di DPRD Sumut, Jumat (15/8/2025).

Menurut Bobby, langkah tersebut dilakukan agar negara tidak kalah di hadapan oknum-oknum yang melanggar hukum.

"Jika begitu, ke depan mereka menuntut dan bisa menang. Negara tidak boleh kalah dengan oknum-oknum tersebut," tegasnya.

Bobby pun menyatakan siap menghadapi tuntutan dari pihak mana pun.

"Nah, kalau sekarang mau mereka tuntut, mau mereka apa pun, kita berani, kan kurang lebih seperti itu," ujarnya.

Massa Ormas Dihadang Aparat

Penertiban sempat ricuh ketika massa ormas melempari batu ke arah Bobby dan petugas. Pasukan Brimob dikerahkan untuk memukul mundur massa.

Pantauan di lokasi, sejumlah anggota ormas berlarian kocar-kacir, bahkan memanjat dinding untuk melarikan diri. Sementara itu, eskavator terus menghancurkan bangunan diskotek dan kantor ormas.

Dari hasil penelusuran tim gabungan TNI-Polri, Pemkab Deli Serdang, dan Pemprov Sumut, Kantor DPD GRIB Sumut disebut hanya sebagai kamuflase. Di dalamnya ditemukan peralatan musik DJ.

“Sempat terjadi perdebatan yang alot,” kata seorang petugas di lapangan.

Bobby, Kapolda, dan Pangdam kemudian memerintahkan eskavator untuk merobohkan bangunan tersebut.

“Kami bersama unsur forkopimda Sumatera Utara lengkap hari ini di sini, menindaklanjuti keresahan masyarakat terkait peredaran narkoba di bangunan yang kita hancurkan ini,” ungkap Bobby.

Ia membantah klaim bahwa bangunan itu hanya kantor ormas.

“Semua sudah tahu ada buktinya (Diskotek Marcopolo), ada alat DJ, speaker-speaker. Belum tahu kita ada kantor yang ada alat DJ-nya, kecuali tempat hiburan malam,” ujarnya.

Bobby menambahkan, lokasi itu tidak memiliki izin bangunan maupun izin hiburan malam dari pemerintah provinsi.

Tanggapan GRIB Jaya

Sekretaris Jenderal DPP GRIB Jaya, Zulfikar, mengaku awalnya tidak mengetahui keberadaan diskotek di Kantor DPD GRIB Sumut.

"Saat itu pak Hercules datang meresmikan, pada saat itu murni masih sebatas kantor GRIB," jelas Zulfikar saat memberi keterangan pers.

Ia mengatakan baru mengetahui adanya diskotek Marcopolo dan dugaan peredaran narkoba setelah diberi tahu polisi.

"Karena diskotek Marcopolo tidak ada kaitannya dengan GRIB Jaya, itu bukan ranah saya untuk menjawab," ujarnya.

Zulfikar juga mengakui adanya persoalan administrasi pada bangunan tersebut.

https://medan.kompas.com/read/2025/08/15/193121878/pembongkaran-diskotek-marcopolo-bobby-sebut-berani-hadapi-tuntutan

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com