Salin Artikel

Di Tengah Demo Medan, Driver Ojol Reza Cari Orderan demi Biaya Kuliah

MEDAN, KOMPAS.com - Aksi unjuk rasa di Lapangan Merdeka, Kota Medan, berlangsung pada Senin (1/9/2025). Kali ini pengunjuk rasa datang dari Aliansi Kemarahan Buruh dan Rakyat (AKBAR) Sumatera Utara.

Di tengah hiruk pikuknya unjuk rasa, terdapat Reza Pratama, seorang driver ojek online berusia 22 tahun. Ia menonton jalannya aksi sambil menunggu orderan di Jalan Raden Saleh.

Reza merupakan mahasiswa Ilmu Hukum di salah satu kampus swasta di Medan. Untuk membantu orangtuanya membiaya kuliahnya, Reza bekerja sebagai driver ojek online. Hingga kini, sudah 4 tahun ia menjadi driver ojol. 

"Ini gencar lah cari uang biar ada biaya untuk tamat. Makanya dari tadi saya lihat aksi tadi sambil cari orderan," ujarnya saat diwawancarai Kompas.com saat terjebak hujan lebat.

Jumlah Orderan Turun Drastis

Reza mengungkapkan, jumlah orderan menurun drastis imbas demonstrasi.

"Tadi dari jam dua siang udah stand by di sekitaran sini. Kalau orderan biasanya bisa dapat enam orang, sekarang paling dua orderan," tambahnya.

Menurut Reza, penurunan ini disebabkan oleh ketakutan warga untuk keluar akibat aksi demonstrasi yang berujung ricuh di sejumlah daerah, termasuk Medan.

"Ya orang yang order jadi pada takut mau keluar. Selain itu, beberapa gerai usaha tutup juga, kayak di Carefour dan Pos Blok," jelasnya.

Reza berharap, aparat kepolisian dapat mengamankan situasi tanpa kekerasan untuk mencegah amarah massa semakin besar.

"Untuk anggota DPR juga, ayo lah jawab apa yang menjadi tuntutan masyarakat dengan rendah hati. Anggota dewan seharusnya bisa memakai kata atau tindakan yang tidak provokatif," ungkapnya.

Ia menilai beberapa pernyataan anggota DPR yang dianggap merendahkan rakyat sangat tidak etis. Ia sendiri mendukung aksi demonstrasi tersebut.

"Saya sangat mendukung kawan-kawan yang aksi dan semoga tidak ada korban lagi," tambahnya.

Sebelumnya, massa aksi mulai berkumpul sekitar pukul 15.25 WIB dengan membawa spanduk dan poster yang berisi tuntutan mereka, seperti "Reformasi DPR. Negara gagal menjamin kesejahteraan dan kesehatan rakyat."

Untuk menjaga keamanan, massa aksi menggunakan tali untuk melingkari barisan guna menghindari provokator.

Di tengah hujan rintik, mereka bergerak mengelilingi Lapangan Merdeka sambil mengumandangkan lagu-lagu nasional.

Setibanya di lampu merah Jalan Raden Saleh, massa aksi membakar ban sebagai bentuk protes.

Pantauan Kompas.com menunjukkan kehadiran sejumlah personel kepolisian dan TNI yang memantau pergerakan massa aksi di lokasi.

https://medan.kompas.com/read/2025/09/01/180705678/di-tengah-demo-medan-driver-ojol-reza-cari-orderan-demi-biaya-kuliah

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com