Dalam laporannya, keluarga berharap jenazah Argo segera dipulangkan ke Indonesia. Ega Prasetya (22), adik kandung Argo, mengatakan keluarga meminta bantuan proses pemulangan dari Kamboja.
“Dibantu pemulangan termasuk pembiayaan. Biayanya sekitar Rp 130 juta,” kata Egi kepada awak media saat diwawancarai di kantor BP3MI di Jalan Pendidikan Marindal Satu, Kecamatan Deli Tua, Kabupaten Deli Serdang.
Pendamping keluarga korban, Yosep, juga mendorong Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) agar meminta perusahaan tempat Argo bekerja untuk ikut menanggung biaya pemulangan.
“Menurut saya, seperti yang sudah-sudah, kalau bisa Argo ini dipulangkan dengan perusahaannya membiayai. Biaya sebesar itu sangat besar, sekali pun ada yang bantu,” ujar Yosep.
Dia menyebut, dari kartu nama yang ditemukan bersama jasad Argo terdapat nama perusahaan Junyi. Yosep berharap perusahaan menunjukkan itikad baik karena nama Argo tercantum sebagai bagian dari perusahaan tersebut.
“Apa salahnya, kita upayakan agar perusahaan itu menanggung jawab. Oke kalau ditemukan meninggal tidak di rumah sakit atau perusahaan, tapi setidaknya ada itikad baik, karena ditemukan bad name perusahaan bernama Argo,” tambahnya.
Terima Laporan
Staf Perlindungan BP3MI Sumut, Mianhot Pandiangan, mengatakan bahwa laporan keluarga Argo Prasetyo sudah diterima.
“Jadi apa pun ceritanya, ketika seseorang bermasalah di luar negeri kita meminta pertanggungjawaban si pelaku,” kata Mianhot.
Sebelumnya, Argo Prasetyo (25), warga Karang Rejo, Kecamatan Stabat, Kabupaten Langkat, ditemukan meninggal dunia secara misterius di Kamboja pada Sabtu (4/10/2025).
Sebelum meninggal, Argo sempat dikabarkan hilang ingatan. Jasadnya kini berada di rumah duka di Phnom Penh, Kamboja, dan belum diketahui penyebab pasti kematiannya.
https://medan.kompas.com/read/2025/10/14/150206578/warga-langkat-argo-prasetyo-meninggal-misterius-di-kamboja-keluarga-harap