MEDAN, KOMPAS.com - Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Pol Ferry Walintukan, buka suara terkait Ketua Nasdem Sumut Iskandar ST yang menjadi korban salah tangkap personel Polrestabes Medan di Bandara Kualanamu pada Rabu (15/10/2025).
Ferry mengakui peristiwa tersebut benar terjadi.
"Sebenarnya, kejadian (salah tangkap) itu betul, ya, tetapi bukan masalah (utama) penangkapan," ujar Ferry saat dihubungi Kompas.com melalui telepon seluler, Kamis (16/10/2025).
Kronologi Kejadian
Selanjutnya, Ferry mengatakan kronologi kejadian bermula saat pihak Polrestabes Medan menangani kasus pengembangan dugaan penipuan online atau scamming.
Dia tidak merinci kasus yang dimaksud, tetapi dalam kasus ini penyidik mendapat informasi bahwa ada pelaku scamming bernama Iskandar.
"Nah, salah satu yang dicari itu punya inisial yang sama dengan yang bersangkutan (Iskandar), jadi karena prinsip itu (bertindak cepat), anggota mengecek. Ternyata di manifest salah satu penerbangan, ada inisial yang sama," kata Ferry.
Selanjutnya, kata Ferry, anggota dari Polrestabes Medan berinisiatif untuk melakukan cross-check ke maskapai penerbangan pesawat yang ditumpangi Iskandar.
Setibanya di Bandara Kualanamu, polisi lalu meminta bantuan pihak Aviation Stasiun (Avsec) untuk bertemu Iskandar.
Dia mengatakan, tujuan saat itu mungkin bukan untuk menangkap, tetapi untuk mem-profiling atau mengidentifikasi apakah benar nama yang dimaksud sama dengan jaringan scamming yang diselidiki Polrestabes Medan.
"Yang ditunjukkan (Iskandar) itu mungkin ada surat perintah tugas. Jadi, kalau kami menangani perkara, itu kami mengeluarkan surat perintah tugas. Beda dengan surat perintah penahanan atau penangkapan, beda banget gitu. Karena kalau mau ada penangkapan, itu harus tersangka dulu, harus diperiksa dulu," ujarnya.
Ternyata, kata Ferry, setelah dilakukan identifikasi, Iskandar bukan orang yang dicari Polrestabes Medan, hanya namanya yang sama.
"Kami melakukan cross-check gitu loh, kami mengecek apakah identitas ini benar atau tidak, terlibat dalam kasus yang kami tangani. Ya, ternyata hasilnya tidak identik atau tidak, bukan beliau, tidak terlibat. Beliau tidak berhubungan dengan kasus yang ditangani oleh Polrestabes Medan," tuturnya.
Keterangan Iskandar
Sebelumnya, Iskandar menceritakan peristiwa yang dialaminya terjadi pada Rabu (15/10/2025) sekitar pukul 19.25 WIB.
Kala itu, dia menaiki pesawat Garuda GA193 dari Bandara Kualanamu Internasional tujuan Jakarta.
"Saat pesawat siap-siap untuk terbang, semua penumpang sudah masuk. Tiba-tiba masuklah 4-5 orang, ada Avsec, kru pesawat, dan pria berbaju preman," kata Iskandar kepada Kompas.com melalui saluran telepon pada Kamis (16/10/2025).
Iskandar diminta turun karena ada kasus yang sedang ditangani kepolisian.
Iskandar kooperatif dan keluar dari pesawat bersama barang yang dibawanya.
"Setelah di luar, saya tanya, 'kenapa saya ditangkap.' Saya minta surat perintahnya. Dikasih tunjuklah. Di situ saya lihat, surat dari Polrestabes Medan. Memang ada nama Iskandar, kasus judi online," ungkap Iskandar.
"Terus tiba-tiba ada yang teriak 'salah, salah, salah orang.' Mungkin polisilah itu. Tak lama yang menurunkan saya ini menghindar. Jadi, enggak ngaku polisi lagi mereka," ucapnya.
Langkah Hukum
Akibat kejadian itu, jadwal penerbangan delay sekitar 20 menit.
Iskandar pun meminta agar pihak Avsec meminta maaf di dalam pesawat kepada seluruh penumpang. Selanjutnya, Iskandar pun terbang menuju Jakarta.
Dia sangat kecewa dengan profesionalitas polisi yang salah menangkap orang.
Ke depan, ia akan melakukan langkah hukum.
"Ya, kami akan gugatlah nanti, pihak Avsec, Garuda, Bandara Kualanamu, dan Polrestabes Medan," tuturnya.
https://medan.kompas.com/read/2025/10/16/185409378/kronologi-ketua-nasdem-sumut-iskandar-jadi-korban-salah-tangkap-di-pesawat