Salin Artikel

Soal Insiden Salah Tangkap Ketua Nasdem Sumut, Iskandar: Kita Memaafkan

MEDAN, KOMPAS.com – Kapolrestabes Medan Kombes Jean Calvijn Simanjuntak menyampaikan permintaan maaf secara langsung kepada Iskandar, Ketua Nasdem Sumatera Utara, atas insiden salah tangkap yang terjadi di Bandara Kualanamu Internasional pada Rabu (15/10/2025).

“Kemarin Pak Kapolres sudah menghubungi via telepon dan meminta maaf. Tentu secara pribadi kita memaafkan,” kata Iskandar saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (16/10/2025).

Meski demikian, Iskandar menegaskan bahwa dia berharap seluruh personel kepolisian yang tidak profesional dalam penanganan kasus tersebut tetap diproses secara hukum.

“Tapi saya tetap ingin agar seluruh personel yang tidak profesional tetap diproses sesuai dengan aturan yang berlaku,” tegasnya.

Kapolrestabes: Sudah Berkomunikasi, Akan Ada Pertemuan Langsung

Kapolrestabes Medan Kombes Jean Calvijn Simanjuntak mengonfirmasi bahwa pihaknya telah menjalin komunikasi dengan Iskandar dan akan segera mengadakan pertemuan langsung.

“Nanti kita akan ada pertemuan dengan beliau (Iskandar). Saya juga ada komunikasi dengan beliau, Puji Tuhan hasilnya baik,” ujarnya saat diwawancarai di Mapolrestabes Medan, Sabtu (18/10/2025).

Saat ditanya lebih lanjut soal anggota polisi yang sedang diperiksa Polda Sumut, Calvijn enggan memberikan komentar, namun berharap kasus ini bisa diselesaikan dengan baik.

Kompol Siti Rohani, Kasubbid Penmas Polda Sumut, membenarkan bahwa empat personel Polrestabes Medan telah dikenakan tindakan patsus (penempatan khusus) sejak Jumat (17/10/2025) malam.

“Iya benar (dipatsus) sejak Jumat (17/10/2025) malam,” ujar Siti kepada Kompas.com, Sabtu (18/10/2025).

Mereka sedang menjalani proses pemeriksaan terkait prosedur penangkapan yang berujung salah orang tersebut.

Kronologi Salah Tangkap: Iskandar Diturunkan dari Pesawat Garuda

Insiden terjadi saat Iskandar hendak terbang ke Jakarta menggunakan pesawat Garuda GA193 pada pukul 19.25 WIB, Rabu (15/10/2025).

“Saat pesawat siap-siap untuk terbang. Semua penumpang sudah masuk. Tiba-tiba masuk lah 4-5 orang, ada AVSEC, kru pesawat dan pria berbaju preman,” kata Iskandar.

Iskandar diminta turun karena disebut terlibat dalam sebuah kasus. Ia pun kooperatif dan keluar dari pesawat sambil membawa barang bawaannya.

“Setelah di luar (garbarata) saya tanya, kenapa saya ditangkap. Saya minta surat perintahnya. Dikasih tunjuk lah. Di situ saya lihat, surat dari Polrestabes Medan. Memang ada nama Iskandar, kasus judi online,” ungkapnya.

Namun setelah beberapa saat, seseorang dari tim tersebut meneriakkan bahwa terjadi kesalahan identitas.

“Terus tiba-tiba ada yang teriak salah salah, salah orang. Mungkin polisi lah itu. Tak lama yang menurunkan saya ini menghindar. Jadi gak ngaku polisi lagi mereka,” sambung Iskandar.

Karena insiden tersebut, penerbangan mengalami keterlambatan sekitar 20 menit.

Iskandar meminta AVSEC untuk meminta maaf langsung kepada penumpang di dalam pesawat.

Setelahnya, Iskandar melanjutkan penerbangan ke Jakarta. Ia mengaku sangat kecewa dengan profesionalitas aparat, dan menyatakan akan menempuh langkah hukum.

https://medan.kompas.com/read/2025/10/18/163042478/soal-insiden-salah-tangkap-ketua-nasdem-sumut-iskandar-kita-memaafkan

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com