Salin Artikel

1 Tahun Prabowo-Gibran, Medan Hadapi Tantangan Pengendalian Jumlah Pengangguran

MEDAN, KOMPAS.com – Tingkat pengangguran di Kota Medan mengalami penurunan setelah masa pandemi Covid-19. Berdasarkan data, tingkat pengangguran pada Februari 2025 tercatat sebesar 5,05 persen, turun dari 8,13 persen pada 2024 dan 10,81 persen pada 2021.

Penurunan ini sejalan dengan pemulihan kinerja ekonomi setelah sempat terpuruk saat pandemi.

Pengamat ekonomi Sumatera Utara, Benjamin Gunawan, mengatakan hal yang sama juga terlihat pada penurunan jumlah penduduk miskin. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) per Maret 2025, tingkat kemiskinan di Medan mencapai 7,25 persen atau sekitar 171,6 ribu jiwa.

“Namun kota ini memiliki tantangan dalam pengendalian jumlah pengangguran serta tingkat kemiskinan ke depan,” kata Gunawan kepada Kompas.com saat dihubungi melalui telepon seluler, Selasa (21/10/2025).

Gunawan menjelaskan, secara sektor ekonomi, Medan mengandalkan sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor, diikuti sektor konstruksi serta industri pengolahan.

Namun ia mengkhawatirkan sektor konstruksi berpotensi mengalami perlambatan kinerja pada 2025. Sementara sektor perdagangan besar dan eceran sangat bergantung pada daya beli masyarakat.

Di sisi lain, industri pengolahan diproyeksikan tumbuh moderat tanpa lompatan kinerja yang signifikan. Efisiensi anggaran pemerintah pusat juga dinilai menambah beban pembangunan di Kota Medan.

Selain itu, Medan merupakan wilayah yang rentan terhadap lonjakan inflasi karena bukan daerah berbasis pertanian.

“Jadi kota Medan rentan mudah alami kenaikan jumlah pengangguran dan kemiskinan. Sektor usaha yang masih bisa diharapkan sejauh ini bertumpu pada industri pengolahan,” ujar Gunawan.

Ia menambahkan, sektor PHR (pariwisata, hotel, dan restoran) juga mengalami tekanan seiring kebijakan efisiensi anggaran. Gunawan menilai Medan memiliki tantangan lebih berat dalam mencapai target penerimaan pajak dan mempercepat pembangunan dibanding daerah lain di Sumatera Utara.

Secara keseluruhan, menurutnya, selama setahun pemerintahan Prabowo-Gibran, Medan belum maksimal mengakselerasi pertumbuhan ekonomi. Perlambatan cukup terlihat dengan perkiraan pertumbuhan hanya 4,7 persen hingga 4,9 persen pada 2025.

Namun, ia menilai peluang pemulihan tahun depan masih terbuka, seiring kebijakan pemerintah pusat yang mendorong pemerintah daerah untuk lebih optimal membelanjakan anggaran.

“Sementara Kota Medan mengambil cara bertahan (survival) untuk setidaknya tidak membuat penambahan jumlah angka kemiskinan. Meskipun akan menghadapi kesulitan dalam menyerap jumlah tenaga kerja atau mengurangi pengangguran,” ucap Gunawan.

Sementara itu, Kepala Dinas Ketenagakerjaan Kota Medan, Illyan Chandra Simbolon, mengatakan upaya membuka lapangan pekerjaan tidak hanya dilakukan pihaknya, tetapi juga melibatkan peran Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lain.

Ia menjelaskan, pihaknya mempermudah pencari kerja dalam mendapatkan informasi melalui Sistem Informasi Terpadu Ketenagakerjaan (SIDUTA).

Menurut Chandra, upaya menekan angka pengangguran dilakukan dengan meningkatkan kompetensi sumber daya manusia pencari kerja, termasuk melalui pelatihan kerja yang menggandeng Kementerian Ketenagakerjaan.

“Kemudian ada juga pelatihan informasi teknologi (IT), kita bekerja sama dengan balai besar pengembangan sumber daya manusia yang di bawah Komdigi,” kata Chandra kepada Kompas.com, Selasa (21/10/2025).

Dari hasil pelatihan itu, kata Chandra, pencari kerja akan dilihat kompetensinya, apakah bekerja atau berwirausaha. Jika bekerja sesuai jurusannya, akan dihubungkan dengan perusahaan yang membutuhkan tenaga kerja.

“Jika berwirausaha akan diarahkan ke dinas terkait, seperti UMKM untuk dibina mengenai pengembangan kewirausahaan, termasuk permodalan,” tambah Chandra.

Ia menambahkan, jumlah pengangguran pada 2024 sekitar seratus ribu orang. Adapun hingga September 2025, jumlah pekerja yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) tercatat sebanyak 303 orang.

https://medan.kompas.com/read/2025/10/21/184519078/1-tahun-prabowo-gibran-medan-hadapi-tantangan-pengendalian-jumlah-pengangguran

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com