Salin Artikel

Hakim di Medan Bantah Janjikan Biaya Nikah dan Pecat Sopir yang Bakar Rumahnya

MEDAN, KOMPAS.com - Khamozaro Waruwu, hakim tipikor di Pengadilan Negeri Medan, membantah pernah berjanji memberikan dana pernikahan kepada mantan sopirnya, Fahrul Azis Siregar, yang terlibat kasus pembakaran rumahnya.

Khamozaro menegaskan, Azis telah menikah tiga tahun lalu. Saat itu, Azis tidak bekerja dengannya.

"Kalau sakit hati pasti kelihatan. Itu gak benar itu. Makanya saya mau katakan, itu sesuatu yang perlu dipertanyakan," ujar Khamozaro saat diwawancarai di kediamannya di Komplek Taman Harapan Indah, Kota Medan, Senin (1/12/2025).

Bantah Pecat Sopir

Dikatakan Khamozaro, Azis mulai bekerja dengannya tahun lalu. Namun ia mengundurkan diri tiga minggu sebelum rumahnya terbakar.

"Dia yang minta keluar. Bukan saya pecat. Katanya mau pulang kampung. Makanya saya kaget, Azis di sini. Berarti bohong dia pulang kampung kan," ungkapnya.

Khamozaro mengakui telah mengenal Azis cukup lama dari sebelum Azis menikah. Bahkan ia sudah menganggapnya sebagai anak sendiri.

"Makanya ketika dia melakukan ini, saya kecewa. Kok sampai begitu. Kalau ada sesuatu yang mengganjal sampaikan. Kalau ada sesuatu yang dibutuhkan sampaikan. Itu aja. Tapi ya, saya sudah lepaskan pengampunan kepada mereka," sebutnya.

Kronologi Kejadian

Sebelumnya dilaporkan, Azis diduga membakar rumah Khamozaro pada Selasa (3/11/2025).

Sekitar pukul 07.00 WIB, Azis meninggalkan rumahnya dan membeli satu botol Pertalite di SPBU Pertamini Delitua.

Sekitar pukul 08.30 WIB, ia pergi ke PN Medan untuk menikmati kopi dan bertemu dengan satpam guna mencari informasi tentang keberadaan Khamozaro.

Sekitar pukul 09.30 WIB, Azis menuju rumah Khamozaro yang saat itu kosong karena istri korban telah pergi.

Istri korban biasa meletakkan kunci di rak sepatu teras rumah.

Pada pukul 10.07 WIB, Azis memantau situasi dan 10 menit kemudian masuk ke kompleks. Ia memarkir sepeda motor di depan rumah korban dan mencari kunci di rak sepatu.

"Pelaku adalah mantan sopir korban sehingga mengetahui seluk beluk rumahnya," ujar Kapolrestabes Medan Kombes Calvijn saat menggelar konferensi pers di Polrestabes Medan pada Jumat (21/11/2025).

Azis kemudian membuka pintu utama dan mencongkel pintu kamar korban untuk masuk. Ia membongkar lemari istri korban dan merusak laci-laci.

"Dari situ, pelaku mengambil perhiasan istri korban dan dimasukkan ke dalam tas selempangnya," tambah Calvijn.

Selanjutnya, Azis membakar beberapa helai tisu dan menyiramkan Pertalite untuk membesarkan api.

Ia kemudian melarikan diri dari lokasi. Sekitar pukul 10.30 WIB, warga setempat mulai melihat kepulan asap dari rumah Khamozaro.

Satpam datang dan mendobrak pintu setelah mendapat izin dari istri korban. Tak lama kemudian, pemadam kebakaran tiba dan Khamozaro datang sekitar pukul 11.06 WIB.

Azis ditangkap di rumahnya pada 14 November 2025.

Dari penangkapan tersebut, petugas melakukan pengembangan dan menangkap tiga pelaku lainnya, yaitu Oloan, Hariman Sitanggang, dan Medy Mehamat Amosta Barus.

Hariman diduga membantu menjual perhiasan yang dicuri Azis, sedangkan Medy membeli perhiasan tersebut.

https://medan.kompas.com/read/2025/12/01/220406278/hakim-di-medan-bantah-janjikan-biaya-nikah-dan-pecat-sopir-yang-bakar-rumahnya

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com