Salin Artikel

13 Kecamatan di Sumut Masih Terisolasi, Bobby: Distribusi Bantuan Bisa Terjangkau

MEDAN, KOMPAS.com - Gubernur Sumatera Utara (Sumut), Bobby Nasution, buka suara soal ada 13 kecamatan di Kabupaten Tapanuli Tengah dan Tapanuli Utara yang masih terisolasi akibat banjir dan longsor.

Dia menjelaskan meski lokasi terisolasi, distribusi bantuan sudah diberikan di sana.

"Total ada 13 kecamatan yang masih terisolasi, tetapi kalau secara distribusi bantuan, sudah bisa terjangkau," ujar Bobby saat ditanya wartawan di Posko Tanggap Bencana di Jalan AH Nasution, Medan, Minggu (7/12/2025) malam.

Dia lalu mengatakan, hingga saat ini, proses percepatan membuka jalur di lokasi yang terputus terus dilakukan agar akses jalan bisa normal kembali.

"Yang masih terisolasi, itu adalah beberapa akses darat yang keluar masuk ke daerah tersebut, ini yang ingin kami jadikan percepatan," tuturnya.

Bobby lalu mengatakan, untuk listrik, sejumlah wilayah terdampak sudah mulai normal.

"Untuk listrik dan lainnya sudah mulai membaik, walaupun ada daerah-daerah yang seperti terisolasi tadi karena arus tegangan rendahnya juga, mungkin terdampak tiang-tiangnya tumbang ini masih," ucapnya.

"Tapi, secara gardu induknya untuk suplai dari tempat induknya, ini sudah, ini tinggal masuk ke daerah-daerah itu saja yang perlu diperbaiki," katanya.

Sebelumnya, Kepala Bidang Penanganan Darurat, Peralatan, dan Logistik BPBD Sumut, Sri Wahyuni, mengatakan wilayah yang terisolasi berada di Taput, yakni Kecamatan Adiankoting dan Parmonangan.

Adapun di Tapteng ada 11 kecamatan, rinciannya Kecamatan Sosor Gadong, Sorkam, Kolang, Sitahuis, Lumut, Badiri, Tukka, Pasaribu Tobing, Pinang Sori, Sibabangun, dan Tapian Nauli.

Meski demikian, kata Sri Wahyuni, bantuan terus dikirim ke daerah terisolasi.

Namun, tidak semua bantuan diterima langsung masyarakat, melainkan melalui dapur umum yang dikelola pihak kecamatan.

"Memang belum bisa dilalui roda dua maupun roda empat. Hanya bisa dilalui jalan kaki. Nah, di Adian Koting sendiri, bantuan disalurkan melalui helikopter dan jalan kaki oleh anggota TNI," ucap Sri Wahyuni saat dihubungi melalui telepon seluler, Minggu (7/12/2025).

Sementara itu, berdasarkan data terbaru BPBD Sumut, Senin (8/12/2025) pukul 08.00, jumlah korban meninggal akibat banjir dan longsor di Sumut berjumlah 338 jiwa, 138 hilang, terluka 650, dan 42.686 mengungsi.

Lokasi terparah masih berada di Kabupaten Tapanuli Tengah.

Korban meninggal tercatat 110 orang, hilang 94 orang, dan luka-luka 524 orang.

Terparah kedua terjadi di Kabupaten Tapanuli Selatan.

Korban meninggal 85 orang, 30 orang hilang, dan 69 orang luka-luka.

Selanjutnya, terparah ketiga terjadi di Kota Sibolga.

Sebanyak 53 orang dilaporkan meninggal dunia, 45 orang luka-luka, dan dua orang dinyatakan hilang.

Saat ini, tim SAR gabungan masih terus melakukan pencarian korban yang dilaporkan hilang.

https://medan.kompas.com/read/2025/12/08/134925378/13-kecamatan-di-sumut-masih-terisolasi-bobby-distribusi-bantuan-bisa

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com