Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Peternak di Deli Serdang, Berat Badan Sapi Terpapar PMK Turun 1-2 Kg Setiap Hari

Kompas.com - 02/06/2022, 07:18 WIB
Dewantoro,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

MEDAN, KOMPAS.com - Peternak di Dusun XXII, Desa Pondok Rowo, Kecamatan Sampali, Deli Serdang resah dengan kondisi ternak sapinya.

Sebagian besar ternak sudah dipesan untuk disembelih saat Idul Adha, tetapi banyak sapi yang terinfeksi penyakit mulut dan kuku (PMK).

Mereka menginginkan pemerintah cepat menangani wabah PMK ini. Sebab, PMK membuat berat badan sapi turun drastis, tidak sesuai dengan yang diharapkan.

Baca juga: Hindari Sebaran PMK, 30 Mobil Angkut Sapi dan Kerbau Tujuan Bengkulu Dipaksa Balik ke Sumbar

Ditemui di lokasi peternakannya, Taufik Hidayat Daulay, mengatakan bahwa ada 140 sapi di kandangnya yang sakit. Sapi itu miliknya dan milik tetangga.

Umumnya sapi yang dirawat peternak di dusun itu merupakan ternak investasi dari orang dan sebagian sudah dipesan atau dipanjar untuk Idul Adha.

Sapi-sapi itu sengaja tidak lagi digembalakan agar fisiknya tidak makin menurun dan upaya penyembuhan dapat dilakukan dengan baik.

Dia sudah bertanya ke banyak orang tentang bagaimana penyembuhannya, obat apa saja yang digunakan dan lain sebagainya.

"Obat saya sudah habiskan lebih dari 15 juta. (perhatian dari pemerintah) Ada tapi beberapa saja. Ke kandang saya belum," katanya.

Herawaty, warga Mandala di kandang ternak sapi milik Taufik Hidayat Daulay di Dusun XXII, Desa Pondok Rowo, Kecamatan Sampali, Deli Serdang pada Rabu (1/6/2022) sore. Menurutnya, harga sapi saat ini naik dibandingkan tahun lalu.KOMPAS.COM/DEWANTORO Herawaty, warga Mandala di kandang ternak sapi milik Taufik Hidayat Daulay di Dusun XXII, Desa Pondok Rowo, Kecamatan Sampali, Deli Serdang pada Rabu (1/6/2022) sore. Menurutnya, harga sapi saat ini naik dibandingkan tahun lalu.

Dia berharap agar pemerintah memberi perhatian karena jika tidak ditangani akan merugikan peternak, khususnya peternak yang hanya memiliki 2 ekor hewan.

Dia khawatir jika sapi yang sakit tidak ditangani, maka berat dagingnya tidak memuaskan.

"Selain tingkat kematiannya, daging yang diharapkan memuaskan jadi tidak memuaskan karena per hari penurunan berat badan 1-2 Kg. Gimana kalau berkelanjutan berbulan-bulan," katanya.

Dia sendiri tidak berani memasang tanda kepemilikan sapi karena risiko tersebut . Namun saat di hari H, sapinya akan diantar ke lokasi pemesanan.

"Di sini pedagang sapi kurban kesulitan. Jauh merugi. Yang harusnya mereka beli lihat lembu, ini gimana bayarnya lembunya tak kelihatan dan kita tak bisa datangkan lembu dari luar," katanya.

Baca juga: Soal Instruksi Penggunaan Anggaran BTT untuk Tangani PMK, Ini Kata Wali Kota Malang

Di saat yang sama, seorang warga Mandala, Herawaty datang bersama dua orang lainnya ke lokasi ternak Taufik untuk membeli sapi yang akan disembelihnya bersama keluarga saat Idul Adha. Menurutnya, harga sapi saat ini naik.

"Jauh lebih naik lagi lah. Biasanya Rp 13,2 juta. ini udah Rp 14 juta. Kita berserah kepada Tuhan aja lah, yang penting kita udah niat untuk berqurban, jadi Insyaalah jalan terbaik untuk kita dan keluarga kita," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Nasdem Buka Pendaftaran Calon Kepala Daerah di Sumut

Nasdem Buka Pendaftaran Calon Kepala Daerah di Sumut

Medan
Perjalanan Kasus Tewasnya Siswa SMK di Nias yang Diduga Dianiaya, Kepsek Jadi Tersangka

Perjalanan Kasus Tewasnya Siswa SMK di Nias yang Diduga Dianiaya, Kepsek Jadi Tersangka

Medan
Bobby Nasution Tunjuk Pamannya Jadi Plh Sekda Medan

Bobby Nasution Tunjuk Pamannya Jadi Plh Sekda Medan

Medan
Sederet Fakta Kasus Kepsek Aniaya Siswa SMK di Nias Selatan hingga Tewas

Sederet Fakta Kasus Kepsek Aniaya Siswa SMK di Nias Selatan hingga Tewas

Medan
Prakiraan Cuaca Medan Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Medan Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Medan
Aksi Pria di Medan Ngaku TNI Berpangkat Mayjen, Palsukan Status Pekerjaan di KTP

Aksi Pria di Medan Ngaku TNI Berpangkat Mayjen, Palsukan Status Pekerjaan di KTP

Medan
Diduga Hendak Merampok Pengendara Mobil di Sumut, 6 Oknum 'Debt Collector' Ditangkap

Diduga Hendak Merampok Pengendara Mobil di Sumut, 6 Oknum "Debt Collector" Ditangkap

Medan
Soal Kansnya Lawan Edy Rahmayadi di Pilkada Sumut, Ijeck: Kita Bersaing secara Sehat

Soal Kansnya Lawan Edy Rahmayadi di Pilkada Sumut, Ijeck: Kita Bersaing secara Sehat

Medan
Kepsek di Nias yang Diduga Aniaya Siswa sampai Tewas Ditahan

Kepsek di Nias yang Diduga Aniaya Siswa sampai Tewas Ditahan

Medan
Soal Rekomendasi Golkar untuk Bobby di Pilkada Sumut, Ijeck: Saya Tegak Lurus atas Perintah Partai

Soal Rekomendasi Golkar untuk Bobby di Pilkada Sumut, Ijeck: Saya Tegak Lurus atas Perintah Partai

Medan
Kabel Gardu PLN di Siantar Dicuri, Pelaku Pakai Atribut Teknisi Saat Beraksi

Kabel Gardu PLN di Siantar Dicuri, Pelaku Pakai Atribut Teknisi Saat Beraksi

Medan
Maju pada Pilkada Sumut 2024, Ijeck: Bismillah...

Maju pada Pilkada Sumut 2024, Ijeck: Bismillah...

Medan
Kronologi Pria Aniaya Kekasih hingga Tewas di Medan, Berawal dari Konsumsi Sabu dan Cemburu

Kronologi Pria Aniaya Kekasih hingga Tewas di Medan, Berawal dari Konsumsi Sabu dan Cemburu

Medan
Prakiraan Cuaca Medan Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Medan Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Sedang

Medan
Cemburu, Pria di Medan Aniaya Kekasihnya hingga Tewas

Cemburu, Pria di Medan Aniaya Kekasihnya hingga Tewas

Medan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com