Salah satunya adalah berwujud ritual buha-buha ijuk yang identik dengan tradisi menziarahi kubur keluarga.
Pada masa lalu sempat ada upaya untuk menggeser prosesi buha-buha ijuk ini dari lokasi pekuburan menjadi ibadah di gedung gereja.
Namun seorang peziarah mengatakan bahwa usaha itu tidak bertahan karena orang-orang tidak datang ke gereja, sehingga tradisi tersebut kembali dirayakan di kuburan.
Pelaksanaan Tradisi Buha-buha Ijuk di Parapat ini dilakukan dengan melangsungkan ibadah subuh di pekuburan Kristen tempat keluarga mereka dimakamkan.
Masyarakat akan datang pada pagi hari ketika subuh dengan membawa lilin dan lampu sambil mengelilingi masing-masing kubur anggota keluarganya.
Mereka kemudian beribadah dan memanjatkan doa kepada Tuhan agar jiwa mereka pun kelak akan turut dibangkitkan di akhir zaman.
Dalam kegelapan dengan dibantu cahaya lampu dan lilin, peziarah akan bersama-sama mereka melantunkan kidung-kidung penderitaan.
Melalui tradisi di Tanah Batak ini, umat Nasrani kembali diingatkan untuk percaya dengan terminologi kebangkitan dari maut dan hidup kekal.
Meski dalam kondisi gelap, para peziarah mengaku merasa tidak takut. Mereka juga mengaku memanfaatkan Tradisi Buha-buha Ijuk ini untuk menjalin silaturahmi.
Sumber: indonesia.go.id
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.