Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Kehidupan Balita di Sicanang, Daerah Penyumbang Stunting Tertinggi di Medan

Kompas.com - 08/04/2023, 03:28 WIB
Rahmat Utomo,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Di kontrakan sederhana berukuran 3x8 meter persegi, Veranika (32) tampak ceria menemani anaknya, Elsa (3) dan Cristian Noah (2) bermain kuda-kudaan.

Dengan seksama, dia juga mengawasi keduanya agar tidak keluar rumah.

Baca juga: Upaya Menurunkan Angka Stunting di Sumut

Alasannya, air pasang laut sedang berlangsung. Tinggi air bisa sampai selutut orang dewasa.

Baca juga: Posyandu dan Pondok Ceting, Siasat Pemkot Medan Turunkan Angka Stunting

Air pasang juga akan membawa limbah drainase yang diyakini Veranika membawa banyak penyakit.

Veranika menyadari pentingnya kesehatan sejak kedua anaknya diagnosis mengalami stunting pada tahun 2022. 

Untuk diketahui, kawasan pesisir pantai di Kelurahan Belawan Sicanang, Kecamatan Medan Belawan, Sumatera Utara, tempat Veranika tinggal, menjadi penyumbang angka stunting tertinggi di Kota Medan.

Pemukiman kumuh dan miskin menjadi penyebabnya.

"Jadi di posyandu tahun lalu, berat Elsa kemarin 8,8 kg dan Noah 7,9 Kg. Badannya tidak sesuai dengan usianya. Pokoknya dia di bawah garis merah, kena stunting," ujar Veranika kepada Kompas.com, di rumahnya, Kamis (6/4/2023).

Saat itu kata bidan posyandu, faktor lingkungan dan gizi menjadi penyebab anaknya menderita stunting.

 

Elsa dan Noah memang terlihat kurus, tapi Veranika tidak bisa berbuat banyak.

Suaminya hanyalah seorang buruh lepas di salah satu pabrik yang belum tentu bekerja full dalam sebulan.

"Sekali kerja penghasilannya Rp 75.000 sehari kalau ada panggilan. Kami sudah empat tahun menikah," ujarnya

Kata Veranika, penghasilan sang suami hanya cukup untuk biaya makan seadanya dan bayar kontrakan rumah sebesar Rp 250.000 perbulan. 

"Iya, karena bapaknya gaji sedikit. Kami bagi-bagilah untuk kebutuhan hidup. Kami bagi juga untuk bayar rumah," kata Veranika.

Meskipun begitu, Veranika bersyukur. Lurah setempat memperhatikan kondisi anaknya dengan menyuplai makanan bergizi tiap hari.

"Kami diberi susu, makanan roti, vitamin madu seminggu sekali. Kalau makanan setiap hari kami dikasih," ujarnya.

Veranika berharap bantuan dari kelurahan terus diterimanya hingga sang anak terbebas dari stunting.

Kisah Rangga 

Rangga, salah seorang balita stunting di Belawan Sicanang saat sedang menonton televisi di rumahnya KOMPAS.com/Rahmat Utomo Rangga, salah seorang balita stunting di Belawan Sicanang saat sedang menonton televisi di rumahnya
Berjarak 1 km dari rumah Veranika, ada penderita stunting lainnya yang berusia 3 tahun bernama Rangga Putra. Bocah ini diagnosis mengalami stunting pada tahun 2022.

Rangga menumpang di rumah kakeknya seluas 4x6 meter persegi semi permanen yang lebih banyak didominasi papan yang sudah terlihat keropos.

Sementara lantainya hanya tanah beralaskan tikar. Kondisi semakin diperparah dengan lingkungan tempat tinggal Rangga yang kotor.

Tepat di depan rumah Rangga, terdapat tanah kosong yang berisi tumpukan sampah.

Sampah-sampah itu dibawa dari air laut pasang. Tidak ada inisiatif warga untuk membersihkannya.

Saat Kompas.com mengunjungi Rangga, dia sedang menonton film Upin Ipin. Tubuhya terlihat kurus. 

"Awal mula kena stunting timbangan turun sama tingginya, berat badannya dia 10 kg, enggak sesuai. Harusnya  13 kg atau 12 kg," ujar ibu Rangga, Kartika Sari.

Saat Rangga didiagnosis stunting, Kartika sempat panik. Musababnya dua kakaknya yang berusia 10 dan 7 tahun tidak mengalami stunting.

"Saya mencari tahu sama kader posyandu, disarankan mereka kasih makanan bergizi, kasih vitamin," ujar Kartika.

Kartika mengatakan, kehidupan mereka pas-pasan. Sang suami hanya seorang kuli bangunan dengan rata-rata penghasilan Rp 2 juta perbulan. 

Untungnya, setiap hari Rangga mendapat makanan bergizi dari kelurahan untuk membantu perkembangan tubuhnya.

Penyumbang stunting tertinggi di Medan

Terpisah, Lurah Sicanang Belawan Debby Fauziah mengatakan, kasus stunting di wilayahnya merupakan yang terbanyak di Kota Medan. Namun, kini telah mengalami penurunan drastis.

Data yang rilis pada Februari 2022, ada 58 anak di Sicanang terkena stunting.

Sementara pada Agustus 2022, jumlah anak stunting turun menjadi 20 anak.

"Pada 2023  memang belum rilis, tapi saya mendengar kabar tinggal 13 anak stunting. Alhamdulillah, dari 2022 sudah ada penurunan," kata Debby saat ditemui Kompas.com di kantornya, Kamis (6/4/2023)

Debby mengaku pemerintah menjalankan berbagai program untuk menurunkan angka stunting ini. Dari melibatkan masyarakat hingga pihak swasta.

Program tersebut di salah satunya memberikan makanan tambahan, baik itu pada balita mau pun kepada ibu hamil, seperti pemberian susu dan vitamin.

Mereka juga memiliki program unggulan yang dinamakan Sicanang D'Best (Dapur Bebas Stunting). 

"Itu program memasak untuk anak stunting. Setiap hari kami beri makanan bergizi ke balita stunting. Sekaligus kami mengedukasi mereka (orangtua anak) bagaimana cara membuat makanan murah bergizi untuk anak. Supaya mereka bisa mencontohnya di rumah masing-masing," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bobby Segel Mall Center Point karena Tunggak Pajak Rp 250 Miliar

Bobby Segel Mall Center Point karena Tunggak Pajak Rp 250 Miliar

Medan
Prakiraan Cuaca Medan Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Medan Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Medan
Mantan Wagub Sumut Ambil Formulir Cagub di Partai Gerindra

Mantan Wagub Sumut Ambil Formulir Cagub di Partai Gerindra

Medan
Sopir Diduga Ngantuk, Bus Tabrak 2 Pejalan Kaki hingga Tewas di Toba

Sopir Diduga Ngantuk, Bus Tabrak 2 Pejalan Kaki hingga Tewas di Toba

Medan
Pantai Pondok Permai di Sumut: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Pantai Pondok Permai di Sumut: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Medan
Videonya Viral, Bidan Rumah Sakit di Medan yang Remehkan Pasien Dipecat

Videonya Viral, Bidan Rumah Sakit di Medan yang Remehkan Pasien Dipecat

Medan
Disentil Bobby, Anggota Dishub Medan Cabut Laporan Polisi terhadap Pedagang Martabak

Disentil Bobby, Anggota Dishub Medan Cabut Laporan Polisi terhadap Pedagang Martabak

Medan
Pakai Spektrometer, 5 Hektar Ladang Ganja Ditemukan di Sumut

Pakai Spektrometer, 5 Hektar Ladang Ganja Ditemukan di Sumut

Medan
Prakiraan Cuaca Medan Hari Ini Jumat 17 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Medan Hari Ini Jumat 17 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Medan
Maju Pilkada Sumut, Edy Rahmayadi Daftar ke 8 Partai, Terakhir Hanura

Maju Pilkada Sumut, Edy Rahmayadi Daftar ke 8 Partai, Terakhir Hanura

Medan
Petugas Dishub Medan Polisikan Pedagang Martabak, Bobby Minta Laporan Dicabut

Petugas Dishub Medan Polisikan Pedagang Martabak, Bobby Minta Laporan Dicabut

Medan
Paman Bobby Nasution Ingin Jadi Bacalon Wali Kota Medan lewat PDI-P

Paman Bobby Nasution Ingin Jadi Bacalon Wali Kota Medan lewat PDI-P

Medan
Edy Rahmayadi Daftar Bacalon Gubernur Sumut ke PAN, meski Zulhas Dukung Bobby

Edy Rahmayadi Daftar Bacalon Gubernur Sumut ke PAN, meski Zulhas Dukung Bobby

Medan
Kronologi Tabung Elpiji Meledak di Medan, Terdengar Suara seperti Bom

Kronologi Tabung Elpiji Meledak di Medan, Terdengar Suara seperti Bom

Medan
Bayar Listrik Tiap Bulan, KWh Meter Pedagang Martabak di Medan Dicabut PLN Usai Video Pemalakan Viral

Bayar Listrik Tiap Bulan, KWh Meter Pedagang Martabak di Medan Dicabut PLN Usai Video Pemalakan Viral

Medan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com