MEDAN, KOMPAS.com- Waktu menunjukkan pukul 15.00 WIB. Matahari terik tepat berada di atas kepala Yusniar (44), Ketua Petugas Kesejahteraan Keluarga (PKK) Kelurahan Belawan Sicanang, Medan, Sumatera Utara. Dia buru-buru memacu sepeda motornya.
Yusniar begitu hati-hati memasuki lorong kecil yang hanya bisa dilalui sepeda motor di Lingkungan XI Kelurahan, Belawan Sicanang, Kecamatan Medan Belawan, Kota Medan.
Dia lalu berhenti di depan rumah kontrakan Veranika (32), seorang ibu dengan dua anak balita penderita stunting.
Baca juga: Kisah Kehidupan Balita di Sicanang, Daerah Penyumbang Stunting Tertinggi di Medan
Setelah dipersilakan masuk, Yusniar bertanya ke Veranika, apakah sudah mengambil paket suplemen bergizi dari kelurahan.
Baca juga: Posyandu dan Pondok Ceting, Siasat Pemkot Medan Turunkan Angka Stunting
"Susu ada, roti, makanan, madu, ada dapat vitamin," ujar Veranika menjawab pertanyaan Yuniar di rumahnya, Kamis (7/4/2023).
Meski sudah mendapat suplemen, ternyata Veranika belum menimbang berat badan bulanan anaknya.
"Belum, Bu, kebetulan paket handphone saya habis, jadi enggak dapat informasi ada penimbangan kemarin," ujar Veranika.
"Segera anaknya ditimbang ya, Bu. Jadi kita tahu progres penanganan stuntingnya," ujar Yusniar.
Begitulah keseharian Yusniar. Selain bekerja di kantor kelurahan, dia juga bertugas memastikan penderita stunting mendapat fasilitas gizi yang baik.
Caranya, cek door to door ke rumah keluarga balita stunting.
Yusniar mengatakan, semenjak Sicanang ditetapkan menjadi kelurahan penyumbang stunting tertinggi di Kota Medan dengan 58 kasus di tahun 2022, banyak terobosan yang dibuat kelurahan untuk menekan angka stunting.
Selain memberikan suplemen sehat, kelurahan juga menjalankan program Sicanang D'Best (dapur bebas stunting).
Lokasi D'Best berada di samping kantor Lurah Belawan Sicanang.
Tempat itu berupa ruangan 2x3 meter persegi. Di sana setiap hari para kader kelurahan memasak makanan bergizi khusus anak penderita stunting.
Menunya banyak, mulai dari sayur, daging hingga buah.
Meskipun sudah disediakan makanan bergizi, ternyata masih banyak ibu dari anak penderita stunting enggan mengambil makanan.
Berbagai macam alasan, mulai dari sedang bekerja hingga tidak punya ongkos ojek.
Yusniar memakluminya. Rata-rata keluarga penderita stunting di bawah garis kemiskinan.
"Ibu ini kita bilang suruh ambil makanan susah yang katanya enggak ada ongkos ojek untuk ambil makanan. Jadi makanan itu kami antar ke rumah, kami harus jemput bola," ujarnya
Meskipun letih, Yusniar dan kader kelurahan lain melakukannya dengan tulus. Mereka merasa bahagia bila anak-anak di lingkungan itu sehat.
"Apalagi kemarin itu ada stunting sampai kesulitan jalan, kurus. Setelah diberi makanan bergizi, jadi sehat. Rasanya senang sekali. Jadi rasanya, aduh biar gimana supaya engak ada lagi stunting, pokoknya supaya berkurang," kata Yusniar.
Dari data yang rilis pada Februari 2022, ada 58 anak di Sicanang terkena stunting
"Sementara pada Agustus 2022, jumlah anak stunting turun menjadi 20 anak. Pada 2023 memang belum rilis, tapi saya mendengar kabar tinggal 13 anak stunting. Alhamdulillah, dari 2022 sudah ada penurunan," kata Debby saat ditemui Kompas.com di kantornya, Kamis (6/4/2023).
Dia juga tidak menyangka program Sicanang D' Best yang diinisiainya, mampu mengetuk empati masyarakat untuk turut berpartisipasi membantu gizi anak penderita stunting ini.
"Awalnya, dari dana pribadi lurah terus ada juga bantuan dari tokoh masyarakat, anggota DPRD, Pelindo membantu, banyaklah. Jadi sama-sama membantu untuk menggerakkan dapur bebas stunting," katanya.
Sementara, untuk langkah preventif, para kader dari posyandu sering mengedukasi para calon pengantin tentang stunting.
"Jadi kalau ada calon pengantin, misalnya sebelum dia menikah dari laporan elsimil dia beresiko, kita dampingi untuk edukasi," ujarnya.
Selanjutnya juga ada beberapa program bedah rumah bagi keluarga penderita stunting yang digagas Pemkot Medan.
"Jadi anak anak stunting ini banyak yang tinggal di rumah yang tidak layak huni. Tempat itu diperbaiki melalui program bedah rumah, juga jalan dan drainase di rumahnya. Kita harapkan kesehatan meningkat," ujar Debby.
Pelatihan untuk meningkatkan perekonomian juga dilakukan kepada orangtua yang anaknya mengalami stunting.
Di antaranya pelatihan memasak bakso, bandeng, atau kemampuan mengolah bahan makanan lainnya.
Debby berharap edukasi yang diberikan bisa dipraktikan hingga mampu meningkatkan perekonomian keluarga anak yang mengalami stunting.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.