Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Kejanggalan Kematian Mahira Mahasiswi USU, Ayah Angkat Tolak Otopsi hingga Surat Wasiat Diduga Palsu

Kompas.com - 20/05/2023, 14:48 WIB
Maya Citra Rosa

Editor

KOMPAS.com - Mahira Dinabila (19), mahasiswi Jurusan Sosiologi Universitas Sumatera Utara (USU) tewas secara misterius di rumahnya di Komplek Rivera, Kota Medan, Rabu (3/5/2023).

Jasad Mahira ditemukan membusuk dengan kondisi mengenaskan di dapur dengan kondisi yang tidak wajar.

Terdapat sejumlah kejanggalan yang dicurigai keluarga kandung Mahira yang mengarah kepada dugaan pembunuhan.

Berikut ini sejumlah kejanggalan atas kematian misterius Mahira:

1. Seminggu tidak masuk kuliah

Sebelum ditemukan tewas, Mahira ternyata sudah lebih dari seminggu tidak masuk kuliah.

Hal ini diketahui oleh istri paman Mahira setelah mendapat pesan dari teman kuliah korban.

Baca juga: Misteri Kematian Mahira Mahasiswi USU dan Sepucuk Surat yang Ditinggalkan...

"Istri saya dihubungi teman Mahira lewat DM (direct messange) Instagram, kok Mahira enggak masuk-masuk kampus. Karena Mahira tidak bisa dihubungi, Rabu (3/5/2023) sekira jam 10 malam, kami inisiatif ke rumahnya," ujar Oky kepada Kompas.com, Kamis (18/5/2023).

Hal ini yang membuat paman Mahira, Oky Andriansyah mencari keberadaan Mahira ke rumah yang ditempati keponakannya.

Tiba di sana, rumah Mahira terlihat gelap, sepeda motornya terlihat di halaman rumah. Sementara saat dipanggil-panggil, tidak ada sahutan dari Mahira.

Suasana rumah Mahasiswa USU, Mahira, yang tewas di dapur rumahnya di Komplek Rivera, Kecamatan Medan Amplas, Kota Medan. KOMPAS.com/Rahmat Utomo Suasana rumah Mahasiswa USU, Mahira, yang tewas di dapur rumahnya di Komplek Rivera, Kecamatan Medan Amplas, Kota Medan.

2. Rumah tergembok dari luar

Baca juga: Kronologi Penemuan Mayat Mahasiswi USU di Dapur Rumah, Berawal dari Bau Busuk

Namun anehnya kondisi pagar rumahnya tergembok dari luar.

“Tapi saya ingat betul kata Y dulu, kalau gembok kami di luar, berarti kami sedang di luar," ujar Oky.

Merasa curiga, Oky lalu menghubungi satpam di perumahan tersebut.

Kemudian Oky dan satpam memanjat ke lantai 2 rumah Mahira. Dari sana aroma busuk mulai menyengat.

"Di situ ada jerjak pintu besi itu masih bisa kebuka, kita dorong dan kebuka sikit dan bau (busuk) kecium. Sudah gitu tiba-tiba datang bapak angkat, sama ibu tirinya, itulah sudah mulai grogi keduanya. Mereka yang harus bertanggung jawab dong, masak dibiarkan anak gadis ditinggal sendiri," ujar Oky.

Setelah pintu rumah Mahira didobrak keadaan rumah tampak gelap.

Kemudian setelah menelusuri bau yang menyengat, jasad Mahira akhirnya ditemukan di dapur.

"Kaki kanannya kayak melepuh tapi kaki kiri kayak gosong gitu loh. Kemungkinan kayak luka bakar," ujar Oky.

Selain itu di lantai tempat Mahira ditemukan terlihat menguning, seperti bekas terbakar.

3. Ayah angkat tolak otopsi

Namun anehnya menurut Oky, ayah angkat Mahira justru meminta agar jenazah Mahira cepat dikuburkan.

Ayah angkatnya juga keberatan jasad Mahira diotopsi. Ayahnya tersebut lalu melapor ke Polsek Patumbak.

Baca juga: Mahasiswi USU Tewas Misterius, Keluarga Sebut Rumah Digembok dari Luar dan Surat Wasiat Diduga Dipalsukan

“Waktu itu saya belum tahu kalau ternyata M itu bukan ayah kandung Mahira. Pada pukul 02.00 atau jam 04.00 dibawa masuk dulu jenazah ke Rumah Sakit Bhayangkara untuk dimandikan bilal, baru dimakamkan," kata Oky.

Setelah pemakaman Oky ketemu dengan ayah kandung Mahira yang bernama Pariono. Saat itu Pariono mencurigai bahwa Mahira tewas tidak wajar.

"Kematian ini kok ada kejanggalan, seorang mahasiswi USU yang soleh dan memiliki track record bagus," ujar Oky.

4. Kondisi jasad yang mengenaskan

Pariono, ayah kandung Mahira Dinabila (19), tak kuasa menahan duka melihat putrinya tewas mengenaskan.

"Kejanggalan lainnya yang saya lihat yang seperti itu, muka anak saya tinggal tengkorak tapi badanya utuh, itu saya lihat di foto, waktu saya sampai di Rumah Sakit Bhayangkara, polisi juga memberi foto gembok (yang mengunci Mahira dari luar),'' ujar Pariono, saat ditemui wartawan di kediamannya di Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang, Kamis (18/5/2023).

Baca juga: Diduga Palsu, Ini Isi Surat Wasiat Mahasiswi USU Saat Ditemukan Tewas

Di sisi lain, Pariono juga meyakini Mahira tidak mungkin bunuh diri, Pariono mengenal Mahira sebagai pribadi yang baik. Sebab itu, dia meminta polisi segera mengungkap kasus ini.

"Cepatlah terungkap hasil autopsi ini, bahwasanya ini mati gak wajar, banyak kejanggalan-kejanggalan ini, (Mahira) anak baik, saya sedih sekali," ujar Pariono sambil menyeka air mata.

Perbandingan tulisan wasiat Mahira yang diduga palsu dengan tulisan Mahira yang lain. Dok. Oky Ardianyah Perbandingan tulisan wasiat Mahira yang diduga palsu dengan tulisan Mahira yang lain.

5. Surat wasiat diduga palsu

Ditemukan surat wasiat Mahira yang ditujukan ke ayah angkatnya berinisial.

Namun keluarga kandung Mahira menduga surat wasiat tersebut palsu.

Oky Andriansyah, paman korban lalu menunjukkan surat wasiat itu kepada Kompas.com, kemudian membandingkannya tulisan Mahira saat mengikuti ujian kuliah pada 5 April 2023.

Sekilas dari bentuk tulisan, terlihat ada perbedaan dari ke dua surat.

Di surat wasiat, Mahira menulis kalimat dengan huruf miring seluruhnya, sedangkan pada kertas ujiannya hurufnya terlihat tegak.

Kecurigaan lainnya menurut Oky, soal panggilan Mahira terhadap M.

Baca juga: Tangis Ayah Kandung Mahira, Mahasiswi USU yang Tewas Misterius: Kematiannya Tak Wajar

Menurut Oky, Mahira selalu menyebut M dengan sebutan papa, bukan bapak seperti yang tertuliskan di surat wasiat.

"Masak orang meninggal ditulis tanggal, dia curhat terus ada (istilah) bapakku disurat, dia manggil papa sama bapak angkatnya itu, terus tidak pernah katakan aku, coba teman-teman lihat keabsahan surat itu," ujar Oky, Jumat (19/5/2023).

Berikut isi surat yang ditemukan setelah Mahira meninggal:

23 April 2023

Siang ini aku baru mengetahui, ternyata bapakku pulang kampung dengan istrinya, yang sebelumnya aku hanya tahu bahwa pergi ke Padang Sidempuan untuk mengantar tamu katanya, hanya 2 hari saja katanya dan meninggalkan uang 100 ribu kepadaku. Dua hari berlalu aku menunggu kedatangannya.

Bodohnya sampai di tanggal 22 April aku tetap menunggunya untuk berlebaran. Aku menghabiskan 2 hari lebaran hanya di rumah, sarapan makan siang makan malam dengan mie kuah karena uangku sudah habis. Aku tidak tahu bapakku di mana sampai saat ini.

Sampai hari ini banyak dugaan yang muncul dibenakku, betapa terkejutnya aku, mengetahui ternyata (bapakku) berlebaran dengan istrinya di Padang. aku hari ini sangat membencinya, sebelumnya juga namun hilang kemudian. hari ini perasaan benciku teramat dalam, aku muak dengan drama perceraian aku jijik dari dulu hingga sekarang kepada istrinya.

Tampaknya aku tidak dibutuhkan lagi oleh siapapun. semoga bapakku selalu bahagia dengan pilihannya. aku adalah sesorang paling bodoh dunia karena selalu percaya omongannya.

Mama aku nyusul ya.....

Terpisah Kapolsek Patumbak Kompol Faidir Chaniago mengatakan masih menyelidiki kebenaran isi surat itu. Benda tersebut sedang dianalisis di laboratorium forensik.

"Sudah kita berikan ke Labfor (laboratorium forensik), kita menunggu semuanya (hasil laporan) apa yang di TKP sudah kita amankan, kita menunggu (hasil labfor)," kata Faidir kepada Kompas.com.

Sumber: Kompas.com (Penulis Kontributor Medan, Rahmat Utomo | Editor Teuku Muhammad Valdy Arief, Michael Hangga Wismabrata)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com