Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Curhatan Ayah Angkat Mahasiswa USU yang Tewas, Dituduh Pembunuh

Kompas.com - 21/06/2023, 21:28 WIB
Rahmat Utomo,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

MEDAN, KOMPAS.com - Mawardi (49), ayah angkat dari Mahira Dinabila (19), mahasiswa Universitas Sumatera Utara (USU) yang tewas misterius, buka suara. Mawardi mengaku selama ini merasa sedih karena kerap dituduh sebagai pembunuh Mahira.

Walaupun begitu, Mawardi tidak menyebutkan pihak yang dimaksud, dia hanya berharap polisi segera mengungkap kasus ini, agar terang benderang.

"Saya berharap dan berdoa, agar kepolisian cepat mengungkapkan kasus ini, karena saya tak sanggup lagi menanggung pencemaran nama baik yang diungkapkan, bahwa saya pembunuhnya. Begitulah fakta yang saya tahu," ujar Mawardi kepada wartawan di Warkop Jurnalis Medan, Rabu (21/6/2023).

Baca juga: Fakta Baru Kematian Mahasiswa USU Mahira, Korban Sempat Beli Racun Potas

Mawardi lalu menceritakan awal mula dia menemukan mayat Mahira di rumahnya di Komplek Perumahan Rivera, Kecamatan Medan Amplas, Kota Medan, Rabu (3/5/2023).

Di sana, Mahira tinggal sendirian, pasca istri pertama Mawardi meninggal. Sedangkan Mawardi tinggal bersama istri keduanya di tempat lain.

"Pertama saya dapat berita dari mamak saya, bahwa Mahira sudah seminggu tidak kuliah. Kemudian mamak saya menyuruh saya melihatnya ke Rivera," ungkap Mawardi.

Saat itu, Mawardi dan keluarganya langsung menuju ke komplek Perumahan Rivera. Setibanya di sana, suasana rumah Mahira sudah ramai.

"Saya melihat kepala lingkungan dan Oky (paman Mahira) yaitu adik ipar istri saya, yang pertama kemudian saya menjumpai si Oky,'' katanya.

Menurut Mawardi, saat itu Oky bercerita bahwa dari dalam rumahnya, sudah tercium bau busuk. Pihaknya lalu menghubungi polisi, sembari menunggu mereka kemudian membongkar gembok rumah Mahira.

"Kami masuk ke dalam bersama, sesampainya berjalan mendapatkan almarhumah tergeletak dan mengeluarkan bau sudah busuk, kemudian saya nggak sanggup melihatnya," ujar Mawardi.

Saat itu, Mawardi juga melihat adanya sepucuk surat dan secangkir teh manis dengan cairan warna putih. Soal Mawardi tidak ingin jasad Mahira diautopsi, menurutnya dia telah berkoordinasi dengan Oky.

"Kemudian kami berembuk sama Oky. Oky berkata nggak usah lah bang, kita autopsi, nanti malu kita bang, ribet masalahnya bang di kepolisian nanti. Jadi saya ambil keputusan bersama sama si Oky, bahwasanya ini tidak lah, saya autopsi," ujar Mawardi.

Lalu mengenai surat wasiat Mahira diduga palsu, Mawardi menyerahkan sepenuhnya penyelidikan ke pihak kepolisian.

Dalam kesempatannya Mawardi juga meminta polisi segera mengungkap hasil autopsi. Dia juga merasa lelah karena terus menjalani pemeriksaan.

"Kalo di kepolisian sudah capek kali pak dimintai keterangan, di Polrestabes, saya dimintai keterangan di Polsek Patumbak saya pun diminta keterangan, di Polda pun saya diminta keterangan," ujarnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com