Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapolres Dairi Bantah Pukul 2 Anggotanya, Sebut Hanya Tindakan Disiplin

Kompas.com - 29/08/2023, 15:25 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Kapolres Dairi, AKBP Reinhard Habonaran Nainggolan diduga menganiaya dua anggotanya hingga korban harus menjalani perawatan medis di RSUD Sidikalang.

Dugaan pemukulan dengan korban dua anggota dari Satuan Intelkan Polres Dairi tersebut dilakukan pada Senin (28/8/2023).

Diduga dua korban tersebut adalah Bripka David Sitompul dan Bripka Hendrik Simatupang.

Terkait hal tersebut, Kapolres Dairi harus menjalani pemeriksaan di Bidang Profesi dan Pengamanan Kepolisian Daerah Sumatera Utara.

Baca juga: Diduga Pukul 2 Anggotanya, Kapolres Dairi Diperiksa Propam Polda Sumut

Sebut hanya tindakan disiplin

Kapolres Dairi AKBP Reinhard Nainggolan akhirnya angkat bicara terkait kasus pemukulan dirinya kepada dua personil Intelkam Polres Dairi.

Ia mengaku kejadian tersebut berawal saar dirinya memanggil petugas piket melalui handy talky (HT). Menurutnya, saat itu petugas tidak ada di tempat.

"Terkait kejadian semalam, yang mana 04.00 WIB saya cek personel tidak di tempat, yang mana atas nama Bripka AT yang tidak melaksanakan piket. Kemudian saya mengecek, dan seharusnya tugas itu bukan cuma saya. Tapi rekan rekan saya semuanya disini. Sebelum saya mengambil tindakan itu, saya apel dulu semua yang piket. Termasuk para kasat," ujar Reinhard.

Baca juga: Tak Mengaku Aniaya Warga, Kades di Dairi: Kalau Saya Pukul, Matilah Dia

"Setelah itu, setelah berkumpul semuanya, saya sampaikan saya panggil kalian 03.00 WIB (melalui HT). Namun enggak ada yang jawab. Jam 04.00 WIB saya panggil lagi enggak ada yang jawab," Tambahnya.

AKBP Reinhard mengaku melakukan apel pergantian petugas piket, dan langsung membariskan para anggota yang tidak menjawab saat panggil melalui HT.

"Saya apelkan mereka, lalu saya tanya kenapa tidak ada yang menjawab. Jangan sampai terjadi seperti yang kemarin , jam 04.00 WIB saya bunyikan lonceng, ternyata satu orang hilang. Kalau yang hilang tersebut kemana-mana, gimana? siapa yang mau tanggung jawab. Makanya saya mengambil tindakan disiplin," kata dia.

Menurutnya, saat itu, salah satu anggotanya yang bernama David Sitompul bertanya kesalahan yang telah ia lakukan.

"Pada saat saya melakukan tindakan disiplin, yang bersangkutan menyampaikan salah saya apa pak. Salah mu, HT mu itu saya panggil tidak menjawab. Kita cek lah. Kita panggil Citra 1, hidup HT nya. Jadi jangan bilang, salah saya apa pak. Lah saya panggil kamu, kamu enggak jawab. Itu lah klarifikasi dari saya. Jadi jangan tanya salah saya apa," ujarnya.

Baca juga: Bocah 10 Tahun di Dairi Sumut Meninggal dalam Perjalanan ke RS, Sebulan Usai Digigit Anjing

Reinhard menegaskan tidak melakukan pemukulan terhadap tubuh bagian badan saat memberikan hukuman kepada anggotanya.

Dia sempat menanyakan kepada salah seorang anggota yang turut menjadi saksi dari kejadian pagi hari itu.

"Tindakan disiplin saya tidak ada hubungannya ke badan. Ada gak di sini yang menyaksikan, ada gak saya memukul di bagian badan? Jujur jujur aja kita," tanya Reinhard kepada anggotanya.

"Siap tidak ada komandan," jawab salah satu anggota yang menyaksikan kejadian itu.

Ia menyebut anggotanya yang mengaku dipukuli seempat ia ajak bicara di ruangan Provost.

"Mungkin yang bersangkutan sedang dalam keadaan sakit. Saya sampaikan, kamu jangan seperti itu jangan melawan. Saya sampaikan dengan sopan kok, yok kita ke ruangan provost dulu," lanjut Reinhard.

Baca juga: Cerita Pilu Bocah 10 Tahun di Dairi Meninggal Sebulan Setelah Digigit Anjing Peliharaannya

"Katanya di ruangan provost dipukuli, enggak ada. Saya bilang sama dia, kalau kau sudah melanggar perintah saya, internal saya," katanya.

Reinhard menyebut aksi tersebut sudah diatur dalam Undang-Undang nomor 2 tahun 2002 tentang disiplin Kepolisian Negara Republik Indonesia.

"Itu ada Undang-Undangnya nomor 2 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara republik Indonesia tentang disiplin Polri. Ada peraturannya," ujarnya.

Ia berharap kejadian tersebut tak menimbulkan hoaks dan memerintahkan Kasatreskrim untuk bertindak jika yang beredar adalah berita hoaks.

"Saya sangat senang dikritik, saya sangat senang masukan yang membangun. Makanya saya mengundang agar menjadi clear agar tidak hoaks. Kalau hoax pak kasat reskrim, mainkan," jelasnya.

Baca juga: Diduga Korupsi Rp 485 Juta, Mantan Kades di Dairi Sumut Ditangkap

Mengaku ditampar

Ilustrasi rumah sakitSHUTTERSTOCK Ilustrasi rumah sakit
Sementara itu Kepada wartawan, Bripka David Sitompul menceritakan kronologi kejadian pemukulan tersebut.

David bersama personel lainnya dibariskan untuk ditampar oleh Kapolres Dairi sekitar pukul 05.00 WIB.

"Pas lagi kebersihan, dikumpulkan Kapolres Dairi. Jadi tiba-tiba memanggil personel Aipda Beni Marbun mempertanyakan kenapa menjawab seperti itu. Lalu kami ditampari semua," ujar David dalam kondisi lemas.

Saat akan ditampar oleh Kapolres, David mempertanyakan kesalahannya.

"Pas giliran setelah saya ditampar, saya tanya 'apa salah kami komandan'. Lalu pak Nainggolan (Kapolres Dairi) tidak terima dan langsung mau memukul saya," jelas David.

Baca juga: Usai Bacok Istri yang Selingkuh dengan Tetangga, Pria di Dairi Sumut Serahkan Diri

David pun dibawa ke ruangan Provost untuk diamankan sementara. Tak sampai di situ, David mengaku dihajar oleh Kapolres Dairi yang datang ke ruangan Provost.

"Saya diamankan Kasi Propam ke ruangan Provost. Lalu kapolres pun masuk lagi ke ruangan (Provost). Disitu saya dijambak, kepala saya di kening dipukul, lalu pipi saya ditampar dua kali di kiri dan di kanan," ungkap David.

Akibat dari kejadian itu, David yang saat ini sedang sakit saraf kejepit, langsung drop dan dilarikan ke RSUD Sidikalang.

Davis menyayangkan aksi yang dilakukan pimpinannya. Ia mengaku, selama 17 tahun bertugas di Polres Dairi, baru kali ini dipukul oleh pimpinannya.

"Saya saat ini sudah 17 tahun bertugas di Polres Dairi tidak pernah seperti ini tindakan yang diambil ketika anggota bertanya," katanya

Baca juga: Kakek di Kabupaten Dairi Tewas Dibunuh Remaja 15 Tahun, Pelaku Ingin Kuasai Motor Korban

Diketahui, AKBP Reinhard baru menjabat sebagai Kapolres Dairi pada tanggal 8 Juli 2023 lalu.

Dirinya menggantikan AKBP Wahyudi Rahman yang pindah tugas ke Polres Tanah Karo. Sebelum bertugas di dairi, AKBP Reinhard sempat bertugas di Polres Nia Selatan.

Selama masa tugasnya di Polres Nias Selatan, AKBP Reinhard sempat menjadi sorotan publik atas keputusannya yang menjadi penjamin seorang ibu tunggal dengan lima anak yang ditahan di Kejari Nisel.

Sementara itu Kabid Humas Polda Sumatera Utara, Kombes Pol Hadi Wahyudi membenarkan AKBP Reinhard diperiksa oleh oleh Bid Propam Polda Sumut.

"Diperiksa Kapolresnya. Sedang didalami Kapolresnya (di Propam Polda Sumut). Baru Kapolres aja (saksi lain belum ada)," ujar dia pada Senin (28/8/2023).

Hadi menjelaskan, berdasarkan informasi yang diterimanya, peristiwa yang terjadi adalah tindakan pendisiplinan.

"Kalau yang saya ketahui tindakannya itu disuruh hormat bendera bukan ditampar. Itu makanya yang di berita itu kan lagi didalami oleh Propam, betul nggak ada peristiwa itu," ucap Hadi.

Baca juga: Kronologi Bocah 15 Tahun di Dairi Bunuh Kakek Berusia 70 Tahun, Pelaku Sempat Ditawari Pekerjaan oleh Korban

"Tapi kalau yang saya terima laporannya tidak ada penamparan, penganiayaan, yang ada justru tindakan mendisiplinkan karena dianggap dia piket tapi tidak menjalankan perintah untuk Kapolres," tambah dia.

Hadi mengungkapkan, kedua personel itu masih dalam perawatan di rumah sakit.

"Iya (masih dirawat). Dia kan punya, ada penyakit bawaannya juga. Informasinya begitu dua-duanya, ada penyakit apa itu syaraf kejepit kah," pungkasnya.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Dewantoro | Editor : Reni Susanti), Tribun Medan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com