Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Curah Hujan Tinggi, Rumah di Perbatasan Medan-Deli Serdang Kebanjiran

Kompas.com - 05/10/2023, 16:46 WIB
Dewantoro,
Reni Susanti

Tim Redaksi

MEDAN, KOMPAS.com - Banjir melanda di Jalan Jamin Ginting, Kelurahan Ladang Bambu, Kecamatan Medan Tuntungan, Kota Medan, Kamis (5/10/2023) pagi.

Kemacetan di jalur utama Medan menuju Tanah pun tak terelakkan. Warga menduga, banjir terjadi akibat hujan deras pada Rabu malam serta adanya sumbatan di aliran parit dan sungai. 

Banjir di lokasi ini viral di media sosial sejak Kamis pagi. Terlihat sejumlah kendaraan roda empat dan roda dua berjalan lambat.

Baca juga: Wakil Wali Kota Surabaya Sebut Proyek Saluran Air untuk Cegah Banjir Sudah 75 Persen

 

Terlihat juga sejumlah anak berseragam sekolah kesulitan saat melintasi banjir yang tingginya lebih dari 30 cm. Lokasi banjir ini berbatasan dengan Desa Baru, Kecamatan Pancur Batu, Deli Serdang. 

Di Desa Ladang Bambu, seorang perempuan bernama Superia Tarigan sedang menguras air dari dalam rumahnya.

Baca juga: Banjir Tawaran dari Tim Pemenangan Ganjar hingga Bacawapres Prabowo, Gibran Ikut Keputusan Megawati

 

Menurutnya, banjir terjadi pukul 04.00 WIB. Banjir kali ini tidak sama dengan sebelumnya.

"Ini lain banjirnya. Biasanya 2 jam saja sudah surut. Ini dari jam 4 pagi sampe jam 11.00 belum surut juga. Banjirnya dari sana," katanya sambil menunjuk arah seberang. 

Lokasi yang ditunjuknya masuk wilayah Deli Serdang. Sekitar 1 km dari situ, yakni di Dusun III, Desa Baru, yang jaraknya hanya sekitar 2 kilometer dari situ.

Sugiarto bersama istri dan anak perempuannya sibuk mengepel lantai keramik rumahnya yang dipenuhi lumpur. Banjir masih setinggi mata kaki di halaman rumahnya. 

Menurutnya, banjir mulai terjadi bersamaan dengan hujan deras. Pukul 01.30 WIB banjir sudah mencapai 1 meter.

Banjir ini membuat rumahnya menggenang 30 cm. Banjir kali ini merupakan yang pertama di Oktober 2023. Sebulan yang lalu, banjir terjadi 4 kali. Bekas banjir masih tampak di dinding rumahnya, 1 meter dari lantai. 

"Di rumah banjirnya selutut. Kalau di jalan sudah sepinggang lah. Tidak ada perhatian (pemerintah). Harapannya secepatnya ditanggulangi masalah ini. Kan tak mungkin sebulan 4-5 kali kena banjir terus. Rusak semua barang-barang," beber dia. 

Ia menungkapkan, banjir ini terjadi akibat curah hujan yang tinggi. Kemudian, Sungai Nangka tidak lagi bisa menampung sehingga airnya meluber ke sekitar.

Sugiarto sudah lebih dari 20 tahun tinggal di tempat itu. Selama ini banjir hanya terjadi 3 kali setahun. Dia menduga seringnya banjir karena adanya pembangunan rumah dan toko tak jauh dari rumahnya. 

Di lokasi pembangunan itu, tidak diberi gorong-gorong yang memadai sehingga mudah tersumbat dan akibatnya air meluap tidak tertampung sehingga tumpah ke pemukiman warga.

"Jadinya kami lah yang kena banjir terus. Janganlah dibiarkan kami begini terus," ucap dia. 

Ditemui di Kantor Desa Baru, Kepala Seksi Pelayanan dan Kesejahteraan Desa Baru, Mujianto mengatakan, banjir terjadi sekitar pukul 02.00 WIB.

Menurutnya, ada sekitar 70 rumah yang terdampak di Dusun I, Dusun II A, Dusun II B, dan Dusun III.

Penyebab banjir adalah aliran Sungai Nangka sudah tak lagi bisa menampung debit air dari Pancur Batu.

Kemudian ada pembangunan rumah toko di Panembahan (di Jalan Jamin Ginting) yang mana dari 5 gorong-gorongnya hanya 2 yang berfungsi.  

"Kalau masalah banjir sudah mengadu ke kecamatan. Udah itu, kalau ada orang dewan reses, sudah kita sampaikan juga. Cuman ya itu belum terealisasi sampai sekarang. Dulu dari Dana Desa ada pengorekan, pendalaman, dan pembentengan parit. Jadi sekitar setahun tak ada banjir. Sekarang mulai banjir besar lagi. Ku rasa sudah sumbat parit itu," katanya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com