Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diduga Malapraktik Saat Bantu Persalinan, Bidan di Puskesmas Simalungun Dipolisikan

Kompas.com - 31/10/2023, 15:33 WIB
Rahmat Utomo,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

MEDAN, KOMPAS.com - Bidan berinisial E di Puskesmas Parapat, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, dilaporkan ke polisi karena diduga melakukan malapraktik, Senin (30/10/2023).

Dugaan tersebut terjadi ketika bidan E membantu persalinan Harmilawaty, Senin (16/10/2023).

Pasien melahirkan secara normal. Namun, bayi Harmilawaty meninggal lima hari kemudian karena diduga menelan air ketuban.

Baca juga: Soal Dugaan Malpraktik Bayi Lahir Cacat di RSUD RAT Tanjungpinang, Dirut: Itu Tidak Benar

Topan Bakkara, suami dari Harmilawaty, mengatakan, istrinya melahirkan seitar pukul 19.30 WIB dengan berat bayi 3,2 kilogram dan panjang 49 sentimeter. Persalinan tersebut menggunakan jaminan Kesehatan BPJS.

Setelah persalinan, bidan E menyampaikan ke Topan bahwa ari-ari bayinya masih tertinggal di rahim istrinya.

“Pak, ini ari-arinya masih tinggal, kalau dirujuk ke rumah sakit, nanti bisa kena biaya Rp 6 juta, karena tidak ditanggung BPJS. Kalau bapak mau, bisa kita usahakan ditangani di sini, tapi bapak bayarlah sama aku,” ujar Topan menirukan ucapan E dalam keterangannya, Selasa (31/10/2023).

Karena panik, Topan setuju. Dia lalu melihat bidan mengeluarkan ari-ari dari rahim Harmilawaty menggunakan sarung tangan.

“Aku enggak tahu apa yang dilakukan bidan. Apakah memberikan suntikan atau apa kepada istriku untuk mengeluarkan ari-ari itu,” ujarnya.

Usai ari-ari dikeluarkan, bidan E meminta Harmilawaty untuk menyusui bayinya.

Topan kemudian memberikan uang mengeluarkan ari-ari Rp 600.000 ke bidan E. Keesokan harinya mereka pulang ke rumahnya.

Namun, lima hari berselang, kondisi kesehatan bayinya menurun drastis. Hingga akhirnya pada Sabtu (21/10/2023) dini hari, Topan membawa bayinya ke RSUD Parapat.

“Kata petugas rumah sakit, ada air ketuban di dalam tubuh bayi. Mereka tanya di mana bayiku lahir,” ujar Topan.

Dari penjelasan dokter, kata Topan, seharusnya air ketuban yang sempat terminum dikeluarkan dari mulut bayi oleh bidan desa. Apalagi, persalinan dilakukan di Puskesmas Parapat sehingga peralatan untuk itu lebih memadai.

Topan juga menerangkan, saat berada di RSUD Parapat, dokter langsung menyedot cairan air ketuban lewat mulut bayi.

"Namun, karena keterbatasan sarana dan prasarana, bayi harus dirujuk ke rumah sakit yang memiliki ruang NICU (Neonatal Intensive Care Unit). Hingga kemudian bayi dirujuk ke RS Efarina Pematang Siantar yang memiliki ruang NICU," kata Topan

Selanjutnya di RS Efarina Pematang Siantar, bayi tersebut langsung mendapatkan pertolongan medis dan perawatan intensif. Nahas, sekitar pukul 20.00 WIB, bayi tersebut dinyatakan meninggal dunia.

Kata Topan, setelah pemakaman bayinya, istrinya sakit dan dibawa ke Rumah Sakit Murni Teguh Pematang Siantar, Senin (23/10/2023).

Setelah menjalani pemeriksaan, diketahui ternyata ada jaringan di rahim Harmilawaty yang harus diangkat serta dibersihkan melalui tindakan kuret.

Harmilawaty lalu menjalani kuret di Rumah Sakit Tentara (RST) Pematangsiantar, Selasa (24/10). Selanjutnya diperbolehkan pulang Rabu (25/10/2023).

"Dari rangkaian peristiwa tersebut, keluarga menduga kuat telah terjadi malapraktik dalam penanganan persalinan terhadap bayi dan ibunya," kata Topan.

Karena itu, kata Topan, agar kasus ini terungkap pihak keluarga mengadukan bidan E ke polisi.

Baca juga: Kronologi Dugaan Malpraktik Bayi Lahir Cacat di RSUD RAT Tanjungpinang, Dokter dan Bidan Dipanggil

Dihubungi terpisah, Kapolres Simalungun AKBP Ronald FC Sipayung membenarkan laporan Topan.

"Iya kemarin membuat pengaduan di Polres, suaminya," ujar Ronald saat dihubungi Kompas.com, Selasa (31/10/2023).

Mulai besok, pihaknya akan memintai keterangan pelapor dan saksi-saksi lainnya untuk mendalami kasus tersebut.

"Rencana kita hari ini komunikasi ke keluarga apakah pelapor dan istrinya bisa dimintai keterangan hari ini, baru semalam pengaduannya," kata Ronald.

Sementara itu, bidan Elvinawati saat dikonfirmasi belum memberikan penjelasan sama sekali.

"Pak, ini kami lagi rapat pula, nanti selesai rapat nanti ya," tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ternyata Pengemudi Porsche yang Tabrak Avanza dan Kantor Polisi di Medan IRT dan Mengantuk

Ternyata Pengemudi Porsche yang Tabrak Avanza dan Kantor Polisi di Medan IRT dan Mengantuk

Medan
Heboh Mercy Tabrak Avanza, Innova, dan Motor di Medan, 2 Terluka

Heboh Mercy Tabrak Avanza, Innova, dan Motor di Medan, 2 Terluka

Medan
Prakiraan Cuaca Medan Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Medan Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Medan
Ternyata Bayi yang Diduga Diculik di Medan Dijual Ayahnya Rp 15 Juta

Ternyata Bayi yang Diduga Diculik di Medan Dijual Ayahnya Rp 15 Juta

Medan
Edy Daftar Pilkada Sumut di Perindo, Kenang Dukungan Hary Tanoe Saat Pilgub

Edy Daftar Pilkada Sumut di Perindo, Kenang Dukungan Hary Tanoe Saat Pilgub

Medan
BEM USU Demo UKT Naik, Ada Mahasiswa Nyaris Ngutang ke Pinjol untuk Bayar Kuliah

BEM USU Demo UKT Naik, Ada Mahasiswa Nyaris Ngutang ke Pinjol untuk Bayar Kuliah

Medan
Foto Jokowi Tak Ada di Ruang Rakor, PDI-P Sumut Minta Maaf

Foto Jokowi Tak Ada di Ruang Rakor, PDI-P Sumut Minta Maaf

Medan
Kronologi Porsche Tabrak Avanza, Warung, dan Kantor Polisi di Medan

Kronologi Porsche Tabrak Avanza, Warung, dan Kantor Polisi di Medan

Medan
Porsche Kecelakaan sampai Nempel di Dinding Kantor Polrestabes Medan

Porsche Kecelakaan sampai Nempel di Dinding Kantor Polrestabes Medan

Medan
Prakiraan Cuaca Medan Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Medan Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Sedang

Medan
3 Orang Ditangkap di Medan Bukan Penculik Anak, tapi Terkait Adopsi Ilegal

3 Orang Ditangkap di Medan Bukan Penculik Anak, tapi Terkait Adopsi Ilegal

Medan
Pria di Deli Serdang Ditemukan Tewas dengan Kaki Terikat, Diduga Dibunuh

Pria di Deli Serdang Ditemukan Tewas dengan Kaki Terikat, Diduga Dibunuh

Medan
Heboh soal Warga Tangkap Penculik Anak di Medan, Diduga Terkait Utang

Heboh soal Warga Tangkap Penculik Anak di Medan, Diduga Terkait Utang

Medan
Cuma Ada Foto Wapres di Ruang Rakor, PDI-P Bilang Foto Jokowi Jatuh

Cuma Ada Foto Wapres di Ruang Rakor, PDI-P Bilang Foto Jokowi Jatuh

Medan
Prakiraan Cuaca Medan Hari Ini Selasa 7 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Lebat

Prakiraan Cuaca Medan Hari Ini Selasa 7 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Lebat

Medan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com