Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Museum Pusaka Nias di Sumut: Sejarah, Koleksi, dan Pendiri

Kompas.com - 25/11/2023, 22:06 WIB
Dini Daniswari

Editor

KOMPAS.com - Museum Pusaka Nias terletak di Jalan Yos Sudarso No 134-A, Kecamatan Gunungsitoli, Kota Gunungsitoli, Sumatera Utara.

Museum Pusaka Nias merupakan museum umum yang mengoleksi benda-benda seni, budaya, dan sejarah masyarakat Nias.

Pengelola Museum Pusaka Nias adalah Persaudaraan Kapusin Provinsi Sibolga.

Museum Pusaka Nias

Sejarah Museum Pusaka Nias

Pembangunan Museum Pusaka Nias dilatarbelakangi oleh misionaris Gereja Katolik yang bernama Pastor Johannes M Hammerle OFM.Cap.

Dia mulai mengoleksi benda-benda seni, budaya, dan sejarah masyarakat Nias sejak 1972.

Tak lupa, Pastor Johannes mencatat nama koleksi dan kegunaannya masing-masing. Koleksi yang dimilikinya semakin bertambah seiring perjalanan waktu.

Baca juga: Museum Pusaka Nias Butuh Perhatian Pemerintah

Pastor Johannes kemudian mengusulkan kepada dewan ordonya, yaitu Ordo Kapusin Provinsi Sibolga supaya mendirikan museum Nias.

Pada 28 hingga 30 Juli 1990, Pastor Hess OFM.Cap menyampaikan ceramah kepada Kapitel Ordo Kapusin Provinsi Sibolga.

Isi ceramahnya mengenai melestarikan budaya dan mendirikan museum Nias.

Rapat pleno Ordo Kapusin Provinsi Sibolga memutuskan untuk membangun museum Nias dengan lokasi di Kota Gunungsitoli, Kabupaten Nias, Sumatera Utara.

Pemilihan lokasi, karena banyak generasi muda Nias yang melanjutkan studi di kota tersebut.

Pastor Johannes diberikan kepercayaan untuk mengurus pendirian museum oleh Ordo Kapusin Provinsi Sibolga.

Museum Pusaka Nias didirikan oleh Pastor Johannes M Hammerle OFM.Cap pada 1995.

Pemandangan Museum Pusaka Nias dari udara.KOMPAS.com/HENDRIK YANTO HALAWA Pemandangan Museum Pusaka Nias dari udara.

Koleksi Museum Pusaka Nias

Koleksi Museum Pusaka Nias ditempatkan di beberapa paviliun.

Paviliun I

Koleksi yang tersimpan berupa artefak yang menggambarkan keagungan seorang Ono Niha pada masa lalu, mulai kehidupan pribadi, kehidupan keluarga, di masyarakat, hingga sisi religius terkait dengan dunia dan kepercayaannya.

Baca juga: Museum Negeri Sumatera Utara: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Ono Niha merupakan sebutan orang Nias dalam bahasa setempat.

Paviliun II

Koleksi yang tersimpan berupa material yang digunakan dalam pesta kejelasan dan peneguhan status.

Material tersebut berbentuk perhiasan dan barang berharga lainnya, seperti peralatan dapur dan peralatan jamuan.

Benda-benda tersebut terbuat dari kayu, batu, dan keramik.

Pada ruangan ini juga tersimpan rumah adat dengan berbagai ukiran dan monumen sebagai simbol status yang tinggi.

Benda-benda lain yang tersimpan berupa takaran, pakaian, tempat duduk, usungan dalam proses pesta adat, peti jenazah, hingga artefak yang digunakan dalam perayaan religi kuno.

Paviliun III

Ruang tersebut menggambarkan kehidupan masyarakat Nias secara keseharian.

Kehidupan Ono Niha yang digambarkan pada ruangan ini, seperti tempat hunian.

Ribuan koleksi artefak dari batu peninggalan sejarah budaya Nias masih tersimpan rapi dan utuh di Museum Pusaka Nias.KOMPAS.com/HENDRIK YANTO HALAWA Ribuan koleksi artefak dari batu peninggalan sejarah budaya Nias masih tersimpan rapi dan utuh di Museum Pusaka Nias.

Ada juga teknologi yang digunakan dalam rumah tangga, antara lain pertanian, kesenian, pertukangan, perburuan kepala manusia, perburuan hewan untuk makan, dan lain sebagainya.

Paviliun IV

Berbagai peristiwa penting dalam kehidupan masyarakat Nias dibadikan dalam batu. Ada beberapa alasan yang mendasarinya penggunaan batu, yaitu:

  • Me kara lo tebulo-bulo, artinya karena batu tidak pernah berubah.
  • Kara toroi ba nahia, artinya batu tetap tinggal pada tempatnya.
  • Me kara lo maoso-maoso, artinya batu tetap tinggal pada tempatnya.
  • Kara sahono boto, artinya batu yang indah dan selamanya kekal.

Paviliun V

Ruangan digunakan sebagai tempat penyelenggaraan pameran, ceramah, audio visual, diskusi pendidikan pusaka untuk pengunjung, dan lainnya.

Baca juga: Museum Situs Semedo, Pusat Informasi Kepurbakalaan di Tegal

Fasilitas Wisata Museum Pusaka Nias

  • Mini Zoo

Ada kebun binatang kecil yang menyimpan sejumlah hewan asli Pulau Nias.

  • Museum Nias Cafe

Museum Nias Cafe adalah restoran populer yang menyajikan minuman, makanan ringan, dan hidangan lainnya.

Kafe berada di kawasan taman museum yang menghadap pinggir laut di Gunungsitoli.

  • Penginapan

Tersedia rumah adat yang dapat ditinggali oleh pengunjung. Rumah adat tersebut berada di kompleks museum.

Museum Pusaka Nias (MPN) berusaha melestarikan Burung Beo Nias atau Magi'ao atau Gracula religiosa robusta atau Gracula robusta, di salah satu sangkar milik MPN, yang kini selalu di kunjungi para pengunjung, kamis (13/9/2018).Kompas.com/ Hendrik Yanto Halawa Museum Pusaka Nias (MPN) berusaha melestarikan Burung Beo Nias atau Magi'ao atau Gracula religiosa robusta atau Gracula robusta, di salah satu sangkar milik MPN, yang kini selalu di kunjungi para pengunjung, kamis (13/9/2018).

Rumah-rumah tersebut merupakan bangunan asli dengan gaya 'Omo Hada'yang dipindahkan ke museum dan diperbaharui dengan fasilitas moderen.

Rute Museum Pusaka Nias

Jarak tempuh Museum Pusaka Nias dari pusat Kota Gunungsitoli sekitar 2,6 kilometer dengan waktu tempuh kurang lebih 7 menit.

Perjalanan akan melalui Jalan Yos Sudarso Ujung.

Sumber:

www.tribunnewswiki.com

 

disbudpar.sumutprov.go.id

 

kronologi.ppj.unp.ac.id

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ternyata Pengemudi Porsche yang Tabrak Avanza dan Kantor Polisi di Medan IRT dan Mengantuk

Ternyata Pengemudi Porsche yang Tabrak Avanza dan Kantor Polisi di Medan IRT dan Mengantuk

Medan
Heboh Mercy Tabrak Avanza, Innova, dan Motor di Medan, 2 Terluka

Heboh Mercy Tabrak Avanza, Innova, dan Motor di Medan, 2 Terluka

Medan
Prakiraan Cuaca Medan Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Medan Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Medan
Ternyata Bayi yang Diduga Diculik di Medan Dijual Ayahnya Rp 15 Juta

Ternyata Bayi yang Diduga Diculik di Medan Dijual Ayahnya Rp 15 Juta

Medan
Edy Daftar Pilkada Sumut di Perindo, Kenang Dukungan Hary Tanoe Saat Pilgub

Edy Daftar Pilkada Sumut di Perindo, Kenang Dukungan Hary Tanoe Saat Pilgub

Medan
BEM USU Demo UKT Naik, Ada Mahasiswa Nyaris Ngutang ke Pinjol untuk Bayar Kuliah

BEM USU Demo UKT Naik, Ada Mahasiswa Nyaris Ngutang ke Pinjol untuk Bayar Kuliah

Medan
Foto Jokowi Tak Ada di Ruang Rakor, PDI-P Sumut Minta Maaf

Foto Jokowi Tak Ada di Ruang Rakor, PDI-P Sumut Minta Maaf

Medan
Kronologi Porsche Tabrak Avanza, Warung, dan Kantor Polisi di Medan

Kronologi Porsche Tabrak Avanza, Warung, dan Kantor Polisi di Medan

Medan
Porsche Kecelakaan sampai Nempel di Dinding Kantor Polrestabes Medan

Porsche Kecelakaan sampai Nempel di Dinding Kantor Polrestabes Medan

Medan
Prakiraan Cuaca Medan Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Medan Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Sedang

Medan
3 Orang Ditangkap di Medan Bukan Penculik Anak, tapi Terkait Adopsi Ilegal

3 Orang Ditangkap di Medan Bukan Penculik Anak, tapi Terkait Adopsi Ilegal

Medan
Pria di Deli Serdang Ditemukan Tewas dengan Kaki Terikat, Diduga Dibunuh

Pria di Deli Serdang Ditemukan Tewas dengan Kaki Terikat, Diduga Dibunuh

Medan
Heboh soal Warga Tangkap Penculik Anak di Medan, Diduga Terkait Utang

Heboh soal Warga Tangkap Penculik Anak di Medan, Diduga Terkait Utang

Medan
Cuma Ada Foto Wapres di Ruang Rakor, PDI-P Bilang Foto Jokowi Jatuh

Cuma Ada Foto Wapres di Ruang Rakor, PDI-P Bilang Foto Jokowi Jatuh

Medan
Prakiraan Cuaca Medan Hari Ini Selasa 7 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Lebat

Prakiraan Cuaca Medan Hari Ini Selasa 7 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Lebat

Medan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com