KOMPAS.com - Museum Pusaka Nias terletak di Jalan Yos Sudarso No 134-A, Kecamatan Gunungsitoli, Kota Gunungsitoli, Sumatera Utara.
Museum Pusaka Nias merupakan museum umum yang mengoleksi benda-benda seni, budaya, dan sejarah masyarakat Nias.
Pengelola Museum Pusaka Nias adalah Persaudaraan Kapusin Provinsi Sibolga.
Pembangunan Museum Pusaka Nias dilatarbelakangi oleh misionaris Gereja Katolik yang bernama Pastor Johannes M Hammerle OFM.Cap.
Dia mulai mengoleksi benda-benda seni, budaya, dan sejarah masyarakat Nias sejak 1972.
Tak lupa, Pastor Johannes mencatat nama koleksi dan kegunaannya masing-masing. Koleksi yang dimilikinya semakin bertambah seiring perjalanan waktu.
Baca juga: Museum Pusaka Nias Butuh Perhatian Pemerintah
Pastor Johannes kemudian mengusulkan kepada dewan ordonya, yaitu Ordo Kapusin Provinsi Sibolga supaya mendirikan museum Nias.
Pada 28 hingga 30 Juli 1990, Pastor Hess OFM.Cap menyampaikan ceramah kepada Kapitel Ordo Kapusin Provinsi Sibolga.
Isi ceramahnya mengenai melestarikan budaya dan mendirikan museum Nias.
Rapat pleno Ordo Kapusin Provinsi Sibolga memutuskan untuk membangun museum Nias dengan lokasi di Kota Gunungsitoli, Kabupaten Nias, Sumatera Utara.
Pemilihan lokasi, karena banyak generasi muda Nias yang melanjutkan studi di kota tersebut.
Pastor Johannes diberikan kepercayaan untuk mengurus pendirian museum oleh Ordo Kapusin Provinsi Sibolga.
Museum Pusaka Nias didirikan oleh Pastor Johannes M Hammerle OFM.Cap pada 1995.
Koleksi Museum Pusaka Nias ditempatkan di beberapa paviliun.
Paviliun I
Koleksi yang tersimpan berupa artefak yang menggambarkan keagungan seorang Ono Niha pada masa lalu, mulai kehidupan pribadi, kehidupan keluarga, di masyarakat, hingga sisi religius terkait dengan dunia dan kepercayaannya.
Baca juga: Museum Negeri Sumatera Utara: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka
Ono Niha merupakan sebutan orang Nias dalam bahasa setempat.
Paviliun II
Koleksi yang tersimpan berupa material yang digunakan dalam pesta kejelasan dan peneguhan status.
Material tersebut berbentuk perhiasan dan barang berharga lainnya, seperti peralatan dapur dan peralatan jamuan.
Benda-benda tersebut terbuat dari kayu, batu, dan keramik.
Pada ruangan ini juga tersimpan rumah adat dengan berbagai ukiran dan monumen sebagai simbol status yang tinggi.
Benda-benda lain yang tersimpan berupa takaran, pakaian, tempat duduk, usungan dalam proses pesta adat, peti jenazah, hingga artefak yang digunakan dalam perayaan religi kuno.
Paviliun III
Ruang tersebut menggambarkan kehidupan masyarakat Nias secara keseharian.
Kehidupan Ono Niha yang digambarkan pada ruangan ini, seperti tempat hunian.
Ada juga teknologi yang digunakan dalam rumah tangga, antara lain pertanian, kesenian, pertukangan, perburuan kepala manusia, perburuan hewan untuk makan, dan lain sebagainya.
Paviliun IV
Berbagai peristiwa penting dalam kehidupan masyarakat Nias dibadikan dalam batu. Ada beberapa alasan yang mendasarinya penggunaan batu, yaitu:
Paviliun V
Ruangan digunakan sebagai tempat penyelenggaraan pameran, ceramah, audio visual, diskusi pendidikan pusaka untuk pengunjung, dan lainnya.
Baca juga: Museum Situs Semedo, Pusat Informasi Kepurbakalaan di Tegal
Ada kebun binatang kecil yang menyimpan sejumlah hewan asli Pulau Nias.
Museum Nias Cafe adalah restoran populer yang menyajikan minuman, makanan ringan, dan hidangan lainnya.
Kafe berada di kawasan taman museum yang menghadap pinggir laut di Gunungsitoli.
Tersedia rumah adat yang dapat ditinggali oleh pengunjung. Rumah adat tersebut berada di kompleks museum.
Rumah-rumah tersebut merupakan bangunan asli dengan gaya 'Omo Hada'yang dipindahkan ke museum dan diperbaharui dengan fasilitas moderen.
Jarak tempuh Museum Pusaka Nias dari pusat Kota Gunungsitoli sekitar 2,6 kilometer dengan waktu tempuh kurang lebih 7 menit.
Perjalanan akan melalui Jalan Yos Sudarso Ujung.
Sumber:
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.