Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PKB Dukung Bobby di Pilkada Sumut, Edy: Itulah Dinamika Politik

Kompas.com - 05/07/2024, 20:33 WIB
Rahmat Utomo,
Reni Susanti

Tim Redaksi

MEDAN, KOMPAS.com - Mantan Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Edy Rahmayadi mengomentari sikap PKB yang mendukung Wali Kota Medan, Bobby Nasution di Pilkada Sumut 2024.

Menurut Edy, keputusan itu merupakan hak dari PKB.

"Saya semua partai saya datangi, tetapi partai punya hak menentukan siapa yang diusung," ujar Edy saat ditanya wartawan di DPD PDIP Sumut, Jumat (5/7/2024).

Baca juga: Edy Rahmayadi Optimistis Didukung PDIP di Pilkada Sumut 2024

Edy menilai, dukungan itu merupakan hal yang biasa dalam berdinamika politik.

"PKB tidak mengusung saya itulah dinamika politik," katanya.

Meski begitu, mantan Pangkostrad ini tetap optimistis mendapat dukungan dari PDIP di Pilkada Sumut. Dia menyebut PDIP sebagai partai yang objektif dalam memilih pemimpin.

"Sangat optimis (didukung PDIP) karena semua yang kita rencanakan siapkan, untuk memenangkan Sumatera Utara," ujar Edy usai menghadiri undangan wawancara soal Pilkada Sumut di DPD PDIP Sumut, Jumat (5/7/2024).

Baca juga: PKB Yakin Bobby Menang Pilkada Sumut 2024, Usulkan Nagita Slavina Jadi Cawagub

Selain itu, Edy mengatakan, dalam menentukan calon pemimpin PDIP juga tidak serta merta mengusung kadernya. Sosok dipilih selalu berdasarkan kepentingan bangsa.

"PDIP tidak mempermasalahkan kader atau tidak beberapa contoh yang diusung, ada di situ Tri Tamtomo (calon gubernur Sumut tahun 2008) bukan kader, terus Teuku Rizal Nurdin (calon gubernur 2003) juga bukan kader PDIP," ujarnya.

Bila PDIP mengusung Edy, otomatis dia bisa langsung menjadi calon gubernur Sumatera Utara. Mengingat PDIP memiliki 21 kursi yang artinya bisa mengusung calon gubernur sendiri.

Kendati demikian Ketua Bappilu DPD PDIP Sumut Mangapul Purba mengatakan, keputusan bakal calon gubernur yang akan diusung partainya, masih akan ditentukan DPP PDIP.

"Jadi hari ini kami finalisasi pembicaraan, besok kami akan ekspose di Jakarta di depan DPP kemudian fakta-fakta yang kami temukan dari penelitian secara organisasi. Kemudian kita akan survei ke publik, dari situ kita akan membuat kesimpulan siapa yang akan kita rekomendasi," ujar Mangapul.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com