Viral, Video Wanita Mengaku Ayahnya Tak Ditolong Dokter Puskesmas Negeri Lama, Dinkes Bilang Pasien Sudah Meninggal

KOMPAS.com - Beredar di media sosial sebuah video yang memperlihatkan keluarga pasien mengaku ditelantarkan di Puskesmas Negeri Lama, Kecamatan Bilah Hilir, Kabupaten Labuhan Batu, Sumatera Utara.

Dari video yang diungga akun Twitter @sosmedkeras, tampak seorang wanita berteriak menyebut tidak ada dokter di puskesmas itu. Wanita itu juga menyebut orangtuanya sudah satu jam belum diobati.

Baca juga: Masuk Jalur Rel Kereta Api, Sopir Fortuner Mengaku Ketakutan Dikejar Seseorang, Ternyata Halusinasi Efek Sabu

"Kalian tahu di sini? Ini di Negeri Lama, Sumatera Utara, enggak ada dokter. Tengok bapakku, satu jam udah enggak ditolong sama dokter ini di puskesmas. Di mana-mana enggak ada dokter, enggak ada yang mau ngirim ke sini," ujar wanita dalam video.

Baca juga: Cerita Para Pemudik Sewa Mobil dan Motor agar Terlihat Sukses di Kampung Halaman

Terkait video itu, Kadis Kesehatan Sumatera Utara Alwi Mujahit mengatakan, berdasarkan keterangan pihak puskesmas, pasien itu adalah karyawan sebuah perkebunan milik PT SHJ bernama Padli Simanjuntak.

Sebelum sampai ke puskesmas, Padli sudah dinyatakan meninggal dunia karena sakit.

"Pasien sudah meninggal dari klinik kebunnya sendiri. Hal itu sudah dinyatakan oleh perawat dan dokter kebun PT SHJ. Begitu pun pihak keluarganya tidak percaya sama mereka, sehingga mereka membawa pasien ke puskesmas agar bapaknya diinfus atau diberi tindakan. Padahal sudah exit (meninggal)," ujar Alwi dalam keterangan tertulis, Kamis (20/4/2023).

Alwi mengatakan, pelayanan di Puskesmas Negeri Lama dilakukan selama 24 jam.

Dia mengakui bahwa puskesmas itu kekurangan dokter, lantaran hanya berstatus sebagai puskesmas rawat jalan saja.

"Kalau perawat IGD dan bidan RB Puskesmas Negeri Lama stand by 24 jam di puskesmas walaupun sekarang Puskesmas Negeri Lama turun kelas menjadi puskesmas rawat jalan saja. Kriteria rawat inap untuk klaim BPJS enggak memenuhi syarat karena kurang dokter," ujar Alwi.

Kata Alwi, beredarnya video itu merupakan sebuah fitnah yang mencoreng nama institusi kesehatan.

Pihaknya akan memanggil pembuat video untuk dimintai klarifikasi.

"Kita enggak boleh diam saja biar ke depannya masyarakat enggak seenak hatinya nya aja buat gini. Panggil kedua belah pihak (puskesmas dan si pembuat video) dan buat klarifikasi," kata Alwi.