Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Video Viral Wanita Tepergok Curi Kentang di Tapanuli Utara Ditawarkan Hukuman Telanjang atau ke Polisi

Kompas.com, 26 April 2024, 11:40 WIB
Maya Citra Rosa

Editor

KOMPAS.com - Viral video seorang wanita diduga mencuri kentang di pasar Siborongborong, Tapanuli Utara, Sumatera Utara.

Momen wanita diintrogasi warga ini diunggah oleh akun Instagram @mdsoszone.

Dalam video tersebut, seorang warga yang mengamankan terduga pelaku kemudian menawarkan hukuman telanjang atau dibawa ke kantor polisi.

"Sonari dua pilihan, sada telanjang ho, padua hon i boan tu kantor polisi (sekarang ada dua pilihan, satu telanjang, atau dibawa ke kantor polisi,” ucap seorang pria dengan menggunakan bahasa Batak.

Penjelasan polisi

Baca juga: Kebakaran Hebat Landa Pasar Tarutung Tapanuli Utara, 454 Kios Hangus

Kasi Humas Polres Taput Aiptu Walpon Baringbing membenarkan adanya dugaan pencurian kentang di Pasar Siborongborong tersebut.

"Pada Selasa (23/4/2024) pukul 6.00 WIB, personil Polsek Siborongborong mendapat informasi dari salah satu warga Siborongborong menyampaikan adanya keributan akibat dugaan pencurian sayur di Pajak Tradisional Siborongborong," ujar Aiptu Walpon Baringbing, Kamis (25/4/2024), dikutip dari Tribun-Medan.com.

"Sekitar pukul 06.05 WIB, personel Polsek Siborongborong Berangkat ke Jalan Martimbang Pajak Tradisional Siborongborong dan mengecek kebenaran informasi tersebut," tuturnya.

Setibanya di pasar tradisional tersebut, pihaknya menanyai korban bahwa yang diduga pelaku belum mengambil barang atau sayurnya.

Terduga pelaku hanya memegang kentang yang berada di dalam mobil milik korban.

Mendengar kejadian tersebut, anak menantu terduga pelaku datang ke lokasi dan melihat orangtua mereka sudah dikerumuni orang banyak.

Baca juga: Gagal Curi Uang di Kotak Wakaf, Wanita di Jambi Bawa Kabur Karpet Masjid

Saat itu orang yang ada di lokasi tersebut menyarankan agar diselesaikan secara kekeluargaan.

"Dan saat itu juga ada seorang laki-laki yang mengaku suami korban mengatakan agar terduga pelaku membayarkan kerugian yang dialami korban sebesar Rp 500.000," terangnya.

Pada Kamis (25/4/2024), pihak keluarga korban dan terduga pelaku sudah saling minta maaf lewat telepon atas kejadian tersebut dan tidak mempermasalahkan kejadian tersebut kembali.

"Kedua belah pihak sudah berdamai dan tidak ada keberatan soal uang ganti rugi tersebut," sambungnya.

Selanjutnya, pihaknya akan memanggil kedua belah ke kantor polisi untuk meminta klarifikasi.
Baca juga: Terjebak Macet 10 Jam di Pelabuhan Merak, Sopir Truk Khawatir Muatan Kentang Busuk

"Kata-kata hukuman telanjang itu sudah tidak terdengar oleh pihak kepolisian di TKP lagi saat itu. Itu baru kita ketahui dari beredarnya di medsos," sambungnya.

"Namun demikian, kita akan masih mengundang kedua belah pihak ke kantor polisi untuk klarifikasi kata-kata itu," katanya.

Artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com dengan judul Kepergok Curi Kentang, Wanita di Siborongborong Ditawarkan Hukuman Telanjang atau Dibawa ke Polisi

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Sempat Terputus Akibat Longsor, Akses Jalan di Sipirok Tapanuli Selatan Mulai Bisa Digunakan
Sempat Terputus Akibat Longsor, Akses Jalan di Sipirok Tapanuli Selatan Mulai Bisa Digunakan
Medan
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Dalami Motif dan Periksa Saksi
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Dalami Motif dan Periksa Saksi
Medan
Polisi Beri Pendampingan Psikologis terhadap Anak Diduga Bunuh Ibu Kandung di Medan
Polisi Beri Pendampingan Psikologis terhadap Anak Diduga Bunuh Ibu Kandung di Medan
Medan
28 Jam Perjalanan Menembus Kota Sibolga, Kondisi Mencekam yang Tak Terbayangkan
28 Jam Perjalanan Menembus Kota Sibolga, Kondisi Mencekam yang Tak Terbayangkan
Medan
Kendala Tim SAR Gabungan Temukan Korban Longsor Sibolga: Terus Hujan dan Akses Jalan Sempit
Kendala Tim SAR Gabungan Temukan Korban Longsor Sibolga: Terus Hujan dan Akses Jalan Sempit
Medan
7.780 Rumah Warga Langkat Sumut Rusak akibat Banjir, Pemerintah Siapkan Bantuan Rp 15-60 Juta
7.780 Rumah Warga Langkat Sumut Rusak akibat Banjir, Pemerintah Siapkan Bantuan Rp 15-60 Juta
Medan
Penjelasan Bobby soal Isu Pemotongan Anggaran Bencana di Sumut
Penjelasan Bobby soal Isu Pemotongan Anggaran Bencana di Sumut
Medan
Warga Meninggal akibat Banjir di Langkat Sumut Bertambah Jadi 13 Orang
Warga Meninggal akibat Banjir di Langkat Sumut Bertambah Jadi 13 Orang
Medan
Viral Video Sopir Truk Dianiaya Bajing Loncat Saat Antre BBM di Medan, 1 Pelaku Ditangkap
Viral Video Sopir Truk Dianiaya Bajing Loncat Saat Antre BBM di Medan, 1 Pelaku Ditangkap
Medan
Jembatan Penyeberangan Rusak akibat Banjir, Warga Sakit di Tapsel Dievakuasi Pakai Perahu
Jembatan Penyeberangan Rusak akibat Banjir, Warga Sakit di Tapsel Dievakuasi Pakai Perahu
Medan
Hutanabolon Tapanuli Tengah Belum Teraliri Listrik, Warga: Kasihlah Kami Genset Mini Saja
Hutanabolon Tapanuli Tengah Belum Teraliri Listrik, Warga: Kasihlah Kami Genset Mini Saja
Medan
Bobby Perpanjang Status Tanggap Darurat Banjir dan Longsor di Sumut sampai 24 Desember
Bobby Perpanjang Status Tanggap Darurat Banjir dan Longsor di Sumut sampai 24 Desember
Medan
Kementerian Kehutanan Ungkap Asal-Usul Pohon yang Terbawa Banjir di Batangtoru, Tapanuli Selatan
Kementerian Kehutanan Ungkap Asal-Usul Pohon yang Terbawa Banjir di Batangtoru, Tapanuli Selatan
Medan
Kronologi Ibu Dibunuh Anak Sendiri di Medan, Polisi Dalami Penyebab
Kronologi Ibu Dibunuh Anak Sendiri di Medan, Polisi Dalami Penyebab
Medan
Banjir dan Longsor di Tapanuli Tengah, 3 Puskesmas, 1 Pustu Rusak dan Tak Bisa Beroperasi
Banjir dan Longsor di Tapanuli Tengah, 3 Puskesmas, 1 Pustu Rusak dan Tak Bisa Beroperasi
Medan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau