MEDAN, KOMPAS.com - Bupati Langkat, Syah Afandi atau akrab disapa Ondim, mengatakan, korban yang meninggal karena terdampak bencana banjir bertambah.
"Kemarin 11 orang, sekarang totalnya 13 orang," ucap Ondim kepada Kompas.com melalui saluran telepon pada Kamis (11/12/2025).
Adapun enam warga yang meninggal bermukim di Kecamatan Babalan, yaitu Arfa Athallah Hamizan (5), Ayna Alfahira Yumna (2), Alifia Khalisa (5), Hartini (55), Agus Suprayogi (63), dan Mohon Manurung (50).
Selain itu, ada tujuh warga di daerah Kecamatan Tanjung Pura, antara lain, Masrum (70), Nazla Rahmadani (16), Wiji (62), Jeni (22), Sumisno (63), Rusli (63), dan Oloan Purba (61).
Baca juga: Tidur Beralas Tikar di Tanggul, Korban Banjir Langkat Sumut Menanti Pulang ke Rumah
"Sejauh ini untuk lokasi yang masih tergenang ada beberapa titik di Tanjung Pura. Kami masih berupaya untuk memperbaiki tanggul agar air sungai tak meluap lagi," sebut Ondim.
Sebelumnya diberitakan, ada 16 kecamatan yang terdampak banjir di Kabupaten Langkat, Provinsi Sumatera Utara.
Adapun kecamatan yang masih terendam banjir adalah Tanjung Pura.
Penyebabnya, tanggul yang jebol sehingga aliran Sungai Batang Hari masuk ke permukiman.
Sejauh ini, ada beberapa langkah tanggap darurat yang telah diambil.
Pertama, proses perbaikan tanggul menggunakan goni berisi pasir.
Kedua, membangun empat dapur umum untuk mendistribusikan kebutuhan pokok.
Baca juga: Kerusakan akibat Banjir di Langkat Cukup Parah, Bupati Harap Bantuan Pusat
Setiap harinya, dapur umum itu dapat memproduksi 6.000 nasi bungkus.
Selain itu, tersedia pula beras, mi instan, telur, dan lainnya.
Namun, dia mengakui memiliki kendala dalam mendistribusikannya ke beberapa titik yang masih tergenang.
"Akses ke daerahnya masih terendam air memang agak kesulitan. Tetapi, kami melalui perangkat desa meminta jemput barang untuk disampaikan ke warga," ucap Ondim saat ditanyai di kantor Dinas Sosial Langkat pada Jumat (5/12/2025).