"Mereka ikut membantu mencari tapi kasat mata, hanya sekadar begitu dibuka lift kosong, uda nggak ada lagi. Itu kami sempat minta CCTV (tapi), banyak prosedur atau gimana, itu kan titiknya sudah tahu di lift, jadi ngapain kita kemana mana, harusnya kan CCTV dibuka saja," ujar Raja.
Kata Raja, pihak bandara tidak menunjukan rekaman CCTV di lift, justru rekaman CCTV di areal lain.
"Perwakilan keluarga dikasih lihat CCTV tapi tidak di titik lift, yang di arah luar aja saat (Asiah) masuk aja, di lift nggak ada. Kita minta di lift karena persoalan sudah jelas titiknya uda dapat, dikatakan bahwasanya di situ lost kontaknya, berarti di situ posisinya," kata Raja.
Dia juga menyayangkan pernyataan Bandara Kualanamu yang menyebut pihaknya tidak menunjukkan lokasi korban hilang, saat mengecek CCTV bandara.
"Kita sudah laporkan kalau adek saya lost kontak di lift, jadi mereka mau gimana lagi. tolong bilang pihak bandara jangan untuk kepentingan mereka keluarga dikorbankan difitnah, itu nggak baik," tandasnya.
Namun anehnya, menurut Raja, setelah korban ditemukan tewas pada Kamis (27/4/2023) malam, baru rekaman CCTV disampaikan ke publik.
"Kan lucu setelah 3 hari hilang, baru ditayangkan CCTV, kenapa dari awal nggak diadakan, itu kan nyawa manusia," ungkapnya.
Raja juga membantah bahwa adiknya membuka paksa lift hingga akhirnya terjatuh. Menurutnya ada sistem keamanan yang salah di dalam lift.
"Kita lihat tayangan seksama dari mana orang buka paksa lift tangannya yang kanan megang handphone dan tangan kiri yang bukan tangan utamanya, bisa buka paksa kan nggak masuk logika," ujarnya.
Selain itu, kata dia, Asiah juga tidak mengetahui bahwa lift yang digunakannya memiliki pintu akses keluar masuk yang berbeda.
"Kenapa tidak ada pemberitahuan di luar atau dalam atau paling tidak kan sekelas lapangan terbang internasional safety-nya harus perfect, ini kenapa ngak ada operator di dalam. Kemudian upaya pencarian ngak maksimal, maaflah memang tidak maksimal karena mereka hanya sebatas itu," katanya.
Sebelumnya, Head of Corporate Communication PT Angkasa Pura Aviasi, Dedi Al Subur mengatakan, saat korban jatuh lift beroperasi dengan baik.
"Konstruksi lift sejak awal pembangunan bandara sudah disesuaikan dengan desain konstruksi bangunan terminal Bandara Internasional Kualanamu dan pada saat pencarian (korban) dan pemeriksaan bersama keluarga korban, kondisi lift beroperasi dengan baik dan tidak ada kendala atau masalah," ujar Dedi kepada Kompas.com melalui telepon seluler Sabtu (30/4/2023) malam.
Kata Dedi awal mula Asiah terjatuh, lantaran tidak mengetahui mekanisme lift 2 pintu milik bandara, yakni akses masuk dan keluar dari lift berbeda, saat sampai lantai tujuan.
"Hasil rekaman CCTV korban membelakangi pintu akses keluar yang sudah terbuka, kemudian pintu lift tertutup kembali, di mana hal itu tidak diketahui oleh korban, karena posisi korban membelakangi pintu akses keluar lift," ujar Dedi.