Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita di Balik Pembuatan Gelang "Penyelamat" Jemaah Haji

Kompas.com - 27/05/2023, 06:00 WIB
Rahmat Utomo,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

MEDAN, KOMPAS.com - Musim haji menjadi berkah tersendiri bagi Nugroho (26), seorang montir asal Kabupaten Jepara, Jawa Tengah.

Sejak tahun 2014, Nugroho yang kini berdomisili di Medan, Sumatera Utara, mendapat rezeki tambahan untuk membuat gelang bagi jemaah haji asal Sumatera Utara.

Baca juga: Kisah Alumnus UMM, Pernah Jadi Driver Ojol Kini Buka Bisnis Udang

Seperti diketahui, gelang tersebut berfungsi mengidentifikasi jemaah haji, baik nama maupun asal.

Gelang ini sangat penting, salah satunya jika jemaah terpisah dari rombongan. 

Baca juga: Kisah Marinir Tak Dihadiri Keluarga saat Pembaretan karena Tak Punya Biaya

Nugroho membuat gelang tersebut di sebuah kamar berukuran 4x6 meter persegi di Asrama Haji Kota Medan. Dia dibantu teman sekampungnya, Ian (23).

Saat Kompas.com mengunjungi kamarnya, Nugroho terlihat sibuk mengukir identitas jemaah haji di besi yang akan dijadikan gelang menggunakan mesin elektrik.

Identitas yang diukir Nugroho di gelang tersebut meliputi nama jemaah, kelompok terbang (kloter), dan nomor paspor.

Di gelang itu juga terukir lambang bendera merah putih sebagai tanda jemaah haji berasal dari Indonesia.

"Setelah itu dilakukan pembekokan untuk dijadikan gelang, lalu dikemas, diberikan kepada jemaah haji," ujar Nugroho kepada Kompas.com, Jumat (26/5/2023).

Nugroho saat membuat gelang haji di Asrama Haji Kota Medan, Jum'at (26/5/2023)KOMPAS.com/Rahmat Utomo Nugroho saat membuat gelang haji di Asrama Haji Kota Medan, Jum'at (26/5/2023)

Dalam proses pengerjaanya, Nugroho menggunakan bahan baku besi yang berasal dari Jepang yang dinilai lebih kokoh dan tidak mudah berkarat.

"Ini penting banget karena gelang haji wajib dipakai para jemaah," ujarnya.

Untuk tahun ini, Nugroho sudah empat hari membuat gelang jemaah haji.

Setiap hari dia mampu menyiapkan 360 gelang untuk setiap kelompok terbang (kloter).

"Sejauh ini baru tiga kloter yang berangkat. Untuk jumlah total yang kami siapkan itu ada 24 kloter dengan jumlah 8.444 gelang haji seluruhnya," ujar Nugroho.

Nugroho saat membuat gelang haji di Asrama Haji Kota Medan, Jum'at (26/5/2023)KOMPAS.com/Rahmat Utomo Nugroho saat membuat gelang haji di Asrama Haji Kota Medan, Jum'at (26/5/2023)

Nugroho mengatakan, dalam pembuatan gelang, dia hanya berperan sebagai pekerja.

Pemenang tender pembuatan gelang berasal CV Amaras Putra Sejati.

Meskipun begitu, Nugroho bersyukur dengan datangnya musim haji ini, rezekinya deras mengalir.

"Bersyukurlah, seharinya bisa digaji Rp 200.000," ungkapnya.

Penting dipakai jemaah haji

Gelang penanda identitas ini sangat penting untuk dipakai oleh para jemaah haji.

Contohnya yang terjadi terhadap Mazkur bin Main, jemaah yang tergabung dalam kelompok terbang (kloter) 1 Embarkasi Jakarta–Pondok Gede (JKG 1).

Mazkur lupa arah pulang ke hotel di Madinah. Namun, dalam kebingungannya di Masjid Nabawi, dia bertemu dengan petugas haji.

Petugas lalu mengidentifikasi Mazkur lewat gelang identitas yang dikenakannya.

Di gelang itu terdapat sejumlah informasi, mulai dari nomor paspor, asal embarkasi, hingga keterangan kloter.

Dari gelang identitas itu, diketahui bahwa Mazkur tergabung dalam kloter JKG 01.

Petugas lalu mengecek lokasi hotel JKG 01 dan diketahui bahwa itu adalah Hotel Grand Plaza Badr Al Maqam yang terletak di Sektor 1.

Petugas selanjutnya mengantar Mazkur bin Main ke hotelnya hingga bertemu petugas lainnya. Mazkur pun bisa kembali ke kelompoknya.

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Muhaimin: Semua Pendatang Rohingya Bawa Ketidakstabilan di Aceh, Harus Disetop

Muhaimin: Semua Pendatang Rohingya Bawa Ketidakstabilan di Aceh, Harus Disetop

Medan
Muhaimin Pamer Prestasi Anies di Langkat: Insya Allah Kali Ini Guru Jadi Presiden

Muhaimin Pamer Prestasi Anies di Langkat: Insya Allah Kali Ini Guru Jadi Presiden

Medan
Ziarah ke Makam Pahlawan Amir Hamzah, Muhaimin Baca Puisi Taman Dunia

Ziarah ke Makam Pahlawan Amir Hamzah, Muhaimin Baca Puisi Taman Dunia

Medan
Ibu dan Anak di Taput Tewas Tertimbun Longsor Saat Berteduh di Gubuk

Ibu dan Anak di Taput Tewas Tertimbun Longsor Saat Berteduh di Gubuk

Medan
Beredar Spanduk 'Tolak Cawapres Asam Sulfat' di Medan, TKD Prabowo-Gibran Angkat Bicara

Beredar Spanduk 'Tolak Cawapres Asam Sulfat' di Medan, TKD Prabowo-Gibran Angkat Bicara

Medan
Predator Anak di Tapteng Ditangkap di Bekasi, Korban Berjumlah 8 Orang

Predator Anak di Tapteng Ditangkap di Bekasi, Korban Berjumlah 8 Orang

Medan
Prakiraan Cuaca di Medan Hari Ini, 7 Desember 2023: Malam Hujan Lebat

Prakiraan Cuaca di Medan Hari Ini, 7 Desember 2023: Malam Hujan Lebat

Medan
Puting Beliung Tumbangkan Pohon di Taput: 4 Rumah Rusak, 1 Warga Tewas

Puting Beliung Tumbangkan Pohon di Taput: 4 Rumah Rusak, 1 Warga Tewas

Medan
Oknum Polisi yang Ditangkap TNI karena Miliki Sabu Divonis 4 Tahun Penjara

Oknum Polisi yang Ditangkap TNI karena Miliki Sabu Divonis 4 Tahun Penjara

Medan
Cerita Ayah di Medan Lihat Anaknya Kejang di Kamar Kos dalam Kondisi Mengenaskan, Korban Diduga Diperkosa

Cerita Ayah di Medan Lihat Anaknya Kejang di Kamar Kos dalam Kondisi Mengenaskan, Korban Diduga Diperkosa

Medan
Anjing Pelacak dan Penyelam Diturunkan untuk Cari 10 Korban Banjir Bandang dan Longsor di Humbahas

Anjing Pelacak dan Penyelam Diturunkan untuk Cari 10 Korban Banjir Bandang dan Longsor di Humbahas

Medan
Truk Masuk Jurang di Taput Saat Jalan Dilalui Mendadak Ambles, 1 Orang Tewas

Truk Masuk Jurang di Taput Saat Jalan Dilalui Mendadak Ambles, 1 Orang Tewas

Medan
Banjir dan Longsor di Humbahas Diduga Terjadi karena Pembalakan Liar

Banjir dan Longsor di Humbahas Diduga Terjadi karena Pembalakan Liar

Medan
Update Erupsi Gunung Marapi, 22 Pendaki Tewas, 13 Jenazah Telah Dievakusi

Update Erupsi Gunung Marapi, 22 Pendaki Tewas, 13 Jenazah Telah Dievakusi

Medan
Erupsi Gunung Anak Krakatau, PVMBG Ungkap Penyebabnya

Erupsi Gunung Anak Krakatau, PVMBG Ungkap Penyebabnya

Medan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com