Setelah dibangun kembali, terusan tersebut diperlebar menjadi 80 meter dan panjang 1,2 kilometer, sehingga jembatan dapat dilewati oleh kapal seukuran kapal pesiar.
Jembatan juga diperlebar. Pada jembatan utama terdapat tiga bentang, bentang utama sepanjang 99 meter dengan lebar 8 meter, sedangkan jembatan pendekat juga terdiri dari 3 bentang.
Kemudian memiliki ruang bebas 10 meter dari permukaan air, dengan panjang keseluruhan jembatan 382 meter.
Baca juga: Danau Sidihoni di Pulau Samosir yang Berjuluk Danau di Atas Danau
Menurut Shanty, setelah pembangunan jembatan dan terusan selesai dibangun, lokasi tersebut ramai dikunjungi.
"Di jembatan itu ramai dijadikan tempat orang berswafoto. Karena mereka ingin tahu kondisi jembatan setelah dibangun. Jadi melihat lihat di sana," ucap Shanty.
Jembatan Aek Tano Ponggol mengusung aspek keadilan lokal yakni 'Dalihan Na Tolu' yang merupakan filosofi masyarakat Batak.
Filosofi tersebut disimbolkan sebagai sebuah tungku berkaki tiga, yang ditemui pada konstruksi jembatan yakni tiga penyangga bercat merah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.