KOMPAS.com - Pembangunan patung atau tugu Presiden pertama RI, Ir. Soekarno, di Bung Karno Sport Center, Jalan Lingkar Kecamatan Banyuasin III, Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan (Sumsel), menuai kritik dari publik.
Pasalnya, bentuk Soekarno dalam patung tersebut tampak tak mirip dengan sang Proklamator Kemerdekaan RI. Soekarno dalam patung itu tampak lebih tembam dengan pakaian yang dinilai terlalu besar.
"Saya sudah melihat sekali saat lewat di jalan lintas, bentuk patungnya lucu. Beda dengan patung-patung Pak Karno yang sudah ada," ucap Nando, warga Kecamatan Banyuasin III yang ditemui saat melintas, Selasa (19/9/2023).
"Bisa bandingkan dengan yang ada di internet, jauh sekali perbedaannya, apalagi kepala presiden pertama ini terlihat kecil dari badannya," sambungnya.
Meski begitu, Kadis PUTR Banyuasin, Ardi Arpani mengatakan, hingga saat ini pengerjaan Tugu Bung Karno masih terus dilakukan.
Baca juga: Sopir Mengantuk, Truk Pengangkut Belasan Ton Jagung Terguling di Depan Patung Bung Karno Wonogiri
"(Kontraktor) Masih bekerja," kata Ardi, Kamis (21/9/2023), dikutip dari TribunSumsel.com.
Menurut Ardi, ketidakmiripan itu terjadi karena pembangunan Tugu Bung Karno itu belum selesai.
"Belum selesai dikerjakan," ujar Ardi.
"Saya sudah bertanya, kalau kata pekerjanya ini belum selesai jadi belum terlihat. Nanti dilihat saja apakah sesuai dengan gambar yang diberikan atau tidak," jelasnya.
Ardi pun memastikan bahwa pihaknya terus memantau proses pembangunan Tugu Bung Karno agar hasilnya sesuai dengan harapan.
Baca juga: Mendengar Musik Kesukaan Soekarno hingga SBY di Alunan Melodi Presiden
"Kalau tidak sesuai, pasti kami minta bongkar dan dibuat baru," ungkapnya.
Dalam kesempatan itu, Ardi pun menunjukkan kontrak pembangunan tugu tersebut. Dalam dokumen itu tertera biaya pembuatan tugu mencapai Rp 495.173.220 dari APBD 2023.
Sementara pihak kontraktor yang mengerjakannya adalah CV Attaki yang beralamat di Jalan Letkol Moeshin Syamsuddin, Perum Griya Sejahtera Blok C3, Kota Palembang, Sumsel.
Akan tetapi, Ardi mengaku tidak tahu-menahu soal asal-usul pekerja pembangunan tersebut.
"Tidak tahu dari mana pekerjanya. Semua dari pihak kontraktor, kami hanya melakukan pengawasan sesuai atau tidak nantinya," pungkasnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.