Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cegah Peredaran Beras Sintetis, Wali Kota Bukittinggi: Jangan Tergiur yang Murah

Kompas.com - 08/10/2023, 20:26 WIB
Muhamad Syahrial

Editor

KOMPAS.com - Kepala Dinas Pangan Provisi Sumatera Barat (Sumbar), Syahrul Bahri, bersama kepolisian melakukan penyelidikan atas dugaan adanya beras sintetis di wilayah Sumbar.

Dugaan tersebut muncul usai salah satu warga bernama Desi sempat jatuh sakit serta harus mendapat perawatan medis di rumah sakit akibat mengonsumsi beras sintetis.

Beras masih diperiksa laboratorium

Syahrul mengatakan, pihaknya telah meminta keterangan dari Desi. Namun, Syahrul belum bisa memastikan beras yang dikonsumsi Desi adalah beras sintetis atau bukan.

"Melihat secara fisik sudah, tapi kami belum bisa memastikan itu beras sintetis atau bukan," kata Syahrul, Rabu (4/10/2023), dikutip dari TribunPadang.com.

Dia menjelaskan, beras tersebut baru bisa dipastikan sintetis atau bukan setelah pemeriksaan di laboratorium selesai dilakukan.

Baca juga: Tak Ingin Masyarakat Ketergantungan Beras, Mbak Ita Kenalkan 10 Bahan Pangan Pendamping Beras

Syahrul menegaskan, penyelidikan yang komprehensif perlu dilakukan untuk dapat memastikan dugaan adanya beras sintetis di wilayahnya.

"Sekarang sedang proses, korban sudah diwawancarai tim Satgas, bukti sudah dikirim ke laboratorium Saraswati di Bogor," tandasnya.

Warga diimbau tidak panik

Pemerintah Kota (Pemkot) Bukittinggi, Sumbar, mengimbau warganya tidak panik dengan dugaan adanya beras sintetis yang beredar di pasaran.

"Tentang informasi adanya beras sintesis yang beredar di Kota Bukittinggi, kami mengimbau masyarakat untuk tidak panik, tetap tenang, dan waspada," ujar Wali Kota Bukittinggi, Erman Safar, dikutip dari Antara.

Dia menyampaikan, pihaknya kini telah berkoordinasi dengan instansi terkait persoalan tersebut. Erman berjanji, apa pun hasilnya akan disampaikan kepada masyarakat.

Baca juga: Wujudkan Ketahanan Pangan, Pemkot Semarang Siap Gelar Festival Pendampingan Beras

"Kami mengimbau agar masyarakat membeli beras di tempat langganan dan terpercaya, serta jangan tergiur dengan beras yang murah, selain dari program pemerintah dan lembaga resmi," ucap Erman.

Erman juga meminta masyarakat mau melapor jika menemukan beras yang diduga terbuat dari bahan palsu.

"Jika menemukan beras dengan ciri-ciri mencurigakan, agar melaporkan melalui Dinas Pertanian dan Pangan Kota Bukittinggi atau melalui kelurahan atau kecamatan untuk nantinya kami laksanakan uji laboratorium," jelasnya.

Sebelumnya, beras diduga palsu di Bukittinggi ditemukan di daerah Campago Ipuh oleh warga beberapa waktu lalu.

"Berasnya aneh, berbeda dengan biasanya, terlalu putih, cepat mengeras dan basi, serta juga berderai," ungkap Desi (30).

Baca juga: Harga Beras Mahal, Wali Kota Semarang Anjurkan Warga Konsumsi Ubi dan Jagung

Desi mengaku mengalami sakit komplikasi setelah mengonsumsi beras yang diduga sintetis itu.

Beras yang dibeli dengan harga Rp 5.000 per kg itu kemudian diperiksa langsung oleh pihak kepolisian untuk selanjutnya dicek laboratorium.

"Radang tenggorokan, pusing, dan demam tinggi, itu yang saya rasakan selama dua pekan setelah memakan beras ini," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Foto Jokowi Tak Ada di Ruang Rakor, PDI-P Sumut Minta Maaf

Foto Jokowi Tak Ada di Ruang Rakor, PDI-P Sumut Minta Maaf

Medan
Kronologi Porsche Tabrak Avanza, Warung, dan Kantor Polisi di Medan

Kronologi Porsche Tabrak Avanza, Warung, dan Kantor Polisi di Medan

Medan
Porsche Kecelakaan sampai Nempel di Dinding Kantor Polrestabes Medan

Porsche Kecelakaan sampai Nempel di Dinding Kantor Polrestabes Medan

Medan
Prakiraan Cuaca Medan Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Medan Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Sedang

Medan
3 Orang Ditangkap di Medan Bukan Penculik Anak, tapi Terkait Adopsi Ilegal

3 Orang Ditangkap di Medan Bukan Penculik Anak, tapi Terkait Adopsi Ilegal

Medan
Pria di Deli Serdang Ditemukan Tewas dengan Kaki Terikat, Diduga Dibunuh

Pria di Deli Serdang Ditemukan Tewas dengan Kaki Terikat, Diduga Dibunuh

Medan
Heboh soal Warga Tangkap Penculik Anak di Medan, Diduga Terkait Utang

Heboh soal Warga Tangkap Penculik Anak di Medan, Diduga Terkait Utang

Medan
Cuma Ada Foto Wapres di Ruang Rakor, PDI-P Bilang Foto Jokowi Jatuh

Cuma Ada Foto Wapres di Ruang Rakor, PDI-P Bilang Foto Jokowi Jatuh

Medan
Prakiraan Cuaca Medan Hari Ini Selasa 7 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Lebat

Prakiraan Cuaca Medan Hari Ini Selasa 7 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Lebat

Medan
Pilkada Sumut, Edy Rahmayadi: Saya Melihat Bobby Bukan karena Menantu Pak Presiden

Pilkada Sumut, Edy Rahmayadi: Saya Melihat Bobby Bukan karena Menantu Pak Presiden

Medan
Jika Ditunjuk Megawati Jadi Cagub Sumut, Edy Bakal Diminta Jadi Kader PDI-P

Jika Ditunjuk Megawati Jadi Cagub Sumut, Edy Bakal Diminta Jadi Kader PDI-P

Medan
Seloroh Edy soal Pasangan Bobby-Ijeck di Pilkada Sumut: Satu Terlalu Tinggi

Seloroh Edy soal Pasangan Bobby-Ijeck di Pilkada Sumut: Satu Terlalu Tinggi

Medan
Lawan Ijeck dan Bobby di Pilkada Sumut, Edy 'Sentil' Intervensi Kekuasaan

Lawan Ijeck dan Bobby di Pilkada Sumut, Edy "Sentil" Intervensi Kekuasaan

Medan
Edy Rahmayadi, Dulu Melawan PDI-P, Kini Puji dan Minta Restu Jadi Calon Gubernur Sumut

Edy Rahmayadi, Dulu Melawan PDI-P, Kini Puji dan Minta Restu Jadi Calon Gubernur Sumut

Medan
Sepekan, 230 Tersangka Narkoba di Sumut Ditangkap, 118 Kg Sabu Disita

Sepekan, 230 Tersangka Narkoba di Sumut Ditangkap, 118 Kg Sabu Disita

Medan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com