Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Yuli Yanika Bangun SD Inklusi, Menyemai Kesetaraan Pendidikan bagi Anak Disabilitas

Kompas.com - 06/11/2023, 05:31 WIB
Rahmat Utomo,
Reni Susanti

Tim Redaksi

Jatuh bangun

Keberhasilan mendirikan RCM, tidak semudah membalikkan telapak tangan. Proses jatuh bangun dan pasang surut semangat dilalui Uye silih berganti.

Namun, Uye menjadikannya sebagai penguji konsistensinya, merawat mimpi para anak disabilitas.

Uye masih ingat betul di awal tahun 2019 sempat kedatangan siswa disabilitas berinisial A (13).

Karena tidak mengerti bahasa isyarat, siswa dengan gangguan tunarunggu itu menghancurkan barang-barang di sekolahnya.

Mulai dari menjebol pintu sampai menjatuhkan lemari. Parahnya lagi wajah Uye pernah ditonjok hingga disiram air.

Hal itu tidak membuatnya Uye patah arang, justru dia tertantang untuk belajar bahasa isyarat.

"Sempat tanya ke teman di Yogya untuk belajar, kemudian dihubungkan dengan Gerakan Untuk Kesejahteraan Tunarungu (Gerkatin) Medan, ternyata mereka tidak punya juru bahasa isyarat. Akhirnya Kak Uye digembleng jadi juru bahasa isyarat sampai bisa," ujar Uye.

Semangat Uye membuahkan hasil. Dia kemudian lancar berkomunikasi dengan A. Kini A bahkan menjadi salah satu siswa yang kemampuan literasinya paling bagus di RCM.

"Dia (bahasa) isyaratnya paling bagus, dia juga sering ditunjuk jadi pemimpin di kelasnya, jadi yang paling nampak progresnya dia," ujar Uye.

"Dari yang tidak tahu angka, dia sudah bisa kurang-kurang, bagi-bagi dan dia sudah memahami bahasa komunikasi dengan baik. Target Kak Uye 5 tahun dia (menguasai) ini, tapi 4 tahun sudah mencapainya," tambah dia. 

Kini A tengah menyongsong masa depan untuk persiapan mengikuti ujian nasional. Bila lulus maka A akan memperoleh setara ijazah SD reguler.

"Kesetaraan kita kan program paket ya kita kan sekarang punya program kesetaraan kan pemerintah punya paket, jadi mirip dengan home schooling," ujarnya.

Tantangan dan cita-cita

Terarium hasil karya SD inklusi Rumah Ceria Medan di Jalan Bunga Cempaka Padang Bulan, Kecamatan Medan Selayang, Kota Medan, Rabu (25/10/2023).Kompas.com/Rahmat Utomo Terarium hasil karya SD inklusi Rumah Ceria Medan di Jalan Bunga Cempaka Padang Bulan, Kecamatan Medan Selayang, Kota Medan, Rabu (25/10/2023).

Namun, tantangan mendidik siswa SD Inklusi ke depan akan semakin kompleks.

Terlebih dalam waktu dekat, tanah tempat berdirinya RCM akan dijual pemiliknya tahun depan. Secepatnya Uye harus mencari tempat baru bagi keberlangsungan sekolah inklusi.

Namun, bukan Uye kalau mudah putus asa. Ia jauh-jauh hari telah menyiapkan uang untuk mengantisipasi hal tersebut. Di sisi lain dia memiliki program untuk mengumpulkan dana bagi sekolah baru.

"Kak Uye lagi mau buat program biar tidak usah donasi (membantu RCM). Saya mau buat buku pembelajaran anak, untuk dijual. Dari keuntungannya nanti mau beli tanah di daerah sini jadi ada target sekitar Rp 3 miliar karena cita-cita Kak Uye punya konsep sekolah alam," ungkapnya.

Selain itu, wanita kelahiran 1989 ini juga masih tidak rela bila siswa yang lulus SD inklusi miliknya luntang-lantung mencari SMP inklusi yang keberadaannya sulit dicari di Medan.

Karenanya, di tahun depan Uye punya komitmen mendirikan SMP inklusi. Baginya, tidak ada yang mustahil bila dilakukan dengan kesungguhan dan doa.

"Kalau mereka enggak dapat legalitas (pendidikan) masa depannya kayak mana, sebetulnya ini lebih ke tanggung jawab moral saya,'' ujar Uye.

Uye juga sudah menyiapkan beberapa program yang nantinya bisa mengasah skill siswanya ke depan.

Misalnya pembuatan terarium secara profesional. Tujuannya agar ke depan para anak disabilitas punya keterampilan yang bisa membuat mereka hidup mandiri.

Dia pun kian termotivasi mengatur rencana demi rencana untuk masa depan para disabilitas, termasuk mendirikan SMA inklusi.

Uye yakin, hanya dengan pendidikan inklusif para penyandang disabilitas memperoleh kesetaraan pendidikan dan kesempatan meraih mimpi yang sama layaknya anak non-disabilitas.

"Kak Uye cita-citanya disabilitas dianggap biasa saja, tidak istimewa, solusinya di pendidikan sejak dini. Jadi terbudaya hidup berdampingan jadi tidak ada lagi eksklusif disabilitas, non-disabilitas itu membingungkan," katanya.

"Orang dewasa ketika bekerja ada tuli masuk bingung, ini gimana kerja sama dengan dia, bingung? kenapa? karena dari kecil kita tidak terdidik untuk menerima disabilitas dan hidup selayaknya inklusif, itu karena dari kecil kita tidak dapat pendidikan inklusif," tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pakai Spektrometer, 5 Hektar Ladang Ganja Ditemukan di Sumut

Pakai Spektrometer, 5 Hektar Ladang Ganja Ditemukan di Sumut

Medan
Prakiraan Cuaca Medan Hari Ini Jumat 17 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Medan Hari Ini Jumat 17 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Medan
Maju Pilkada Sumut, Edy Rahmayadi Daftar ke 8 Partai, Terakhir Hanura

Maju Pilkada Sumut, Edy Rahmayadi Daftar ke 8 Partai, Terakhir Hanura

Medan
Petugas Dishub Medan Polisikan Pedagang Martabak, Bobby Minta Laporan Dicabut

Petugas Dishub Medan Polisikan Pedagang Martabak, Bobby Minta Laporan Dicabut

Medan
Paman Bobby Nasution Ingin Jadi Bacalon Wali Kota Medan lewat PDI-P

Paman Bobby Nasution Ingin Jadi Bacalon Wali Kota Medan lewat PDI-P

Medan
Edy Rahmayadi Daftar Bacalon Gubernur Sumut ke PAN, meski Zulhas Dukung Bobby

Edy Rahmayadi Daftar Bacalon Gubernur Sumut ke PAN, meski Zulhas Dukung Bobby

Medan
Kronologi Tabung Elpiji Meledak di Medan, Terdengar Suara seperti Bom

Kronologi Tabung Elpiji Meledak di Medan, Terdengar Suara seperti Bom

Medan
Bayar Listrik Tiap Bulan, KWh Meter Pedagang Martabak di Medan Dicabut PLN Usai Video Pemalakan Viral

Bayar Listrik Tiap Bulan, KWh Meter Pedagang Martabak di Medan Dicabut PLN Usai Video Pemalakan Viral

Medan
Dipolisikan Usai Diduga Dipalak Petugas Dishub Medan, Pedagang Martabak Pasrah

Dipolisikan Usai Diduga Dipalak Petugas Dishub Medan, Pedagang Martabak Pasrah

Medan
PLN Cabut Aliran Listrik Pedagang Martabak yang Diduga Dipalak Petugas Dishub Medan

PLN Cabut Aliran Listrik Pedagang Martabak yang Diduga Dipalak Petugas Dishub Medan

Medan
Curhat Pedagang Martabak di Medan yang Diduga Dipalak Petugas Dishub

Curhat Pedagang Martabak di Medan yang Diduga Dipalak Petugas Dishub

Medan
Prakiraan Cuaca Medan Hari Ini Kamis 16 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Medan Hari Ini Kamis 16 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Sedang

Medan
Anggota Dishub Medan Diduga Palak Pedagang Martabak lewat Jukir

Anggota Dishub Medan Diduga Palak Pedagang Martabak lewat Jukir

Medan
Ledakan Tabung Gas di Kota Medan, 2 Luka-luka dan Dinding Rumah Rusak

Ledakan Tabung Gas di Kota Medan, 2 Luka-luka dan Dinding Rumah Rusak

Medan
Heboh Ledakan Tabung Gas Elpiji di Medan, Ibu dan Anak Terluka

Heboh Ledakan Tabung Gas Elpiji di Medan, Ibu dan Anak Terluka

Medan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com