KOMPAS.com - A, siswi Sekolah Menengah Atas (SMA) di Kabupaten Langkat, Sumatra Utara menjadi korban bullying atau perundungan.
Pelaku adalah teman perempuannya, BNQ yang diduga merupakan keponakan anggota DPRD Langkat. Aksi perundungan itu diduga direkam oleh FDM yang diduga anak anggota polisi.
Video perundungan tersebut kemudian disebarluaskan di media sosial hingga viral.
Korban di-bully dengan cara diolok-olok. Tak hanya itu, pelaku terekam menyentuh bagian sensitif korban.
Aksi perundungan yang dialami A itu terjadi di ruang kelas pada Jumat (15/10/2023).
Baca juga: Di-bully karena Dituduh Mencuri, Siswi SMP Swasta di Tegal Trauma dan Enggan Sekolah
Orangtua korban, W mengetahui kasus yang menimpa anaknya pada Jumat siang setelah diberitahu oleh rekan anaknya.
Lalu guru sekolah mendatang rumah korban pada Sabtu (14/10/2023).
"Saya tidak dapat menerima kelakuan anak-anak itu terhadap anak saya," ujar W, Minggu (15/10/2023).
Tak hanya guru, orang tua dari pelaku bullying juga telah mendatangi rumahnya pada Sabtu malam.
"Mereka datang baik-baik, ya kami terima. Cuma saya bilang, kejadian ini terjadi di sekolah dan selesainya tidak di rumah ini," tuturnya.
W menegaskan, agar persoalan itu diselesaikan di sekolah, karena peristiwa terjadi di ruang kelas. Ia pun berharap pelaku yang mem-bully anaknya dikeluarkan dari sekolah.
Baca juga: Remaja yang Bunuh Pria Dewasa di Bandung adalah Korban Bully di Pesantren
Namun, harapan itu pupus setelah pihak sekolah menggelar pertemuan antara orang tua pelaku dan korban.
Pertemuan itu berlangsung di ruangan perpustakaan SMA Negeri 1 Stabat, Senin (16/10/2023). Hasil dari pertemuan itu, pelaku tidak dikeluarkan dari sekolah.
"Tapi gak dikabulkan, makanya nanti perkembangan (psikolog) akan dilihat," tandasnya.
Sebagai gantinya, orangtua pelaku memberikan bantuan psikologi kepada korban.