MEDAN, KOMPAS.com - Penemuan mayat seorang pria di Jalan Pondok Rawa, Desa Laut Dendang, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, mengejutkan warga setempat.
Video penemuan mayat tersebut viral di media sosial.
Dalam video berdurasi singkat yang dilihat Kompas.com, terlihat kerumunan warga yang berkumpul di lokasi penemuan mayat, yang terletak di dekat tumpukan sampah.
Baca juga: Mayat Warga Kulon Progo Ditemukan di Pantai Keburuan Purworejo, Penyebab Masih Diselidiki
Sejumlah personel kepolisian terlihat sedang berupaya mengevakuasi mayat berjenis kelamin laki-laki tersebut, sementara sejumlah pejabat pemerintah juga menyaksikan proses evakuasi.
Mayat tersebut kemudian dibawa menggunakan mobil ambulans Rumah Sakit Umum Haji Medan, dan pihak kepolisian segera memasang garis polisi di sekitar lokasi.
Randy, seorang warga setempat, menyampaikan bahwa mayat itu ditemukan pada Selasa (11/3/2025) sekitar pukul 15.00 WIB.
Baca juga: Mayat di Hutan Kupang Korban Pembunuhan, Pelaku 2 Orang yang Dikenalnya
Menurut informasi yang ia dapatkan, pria yang meninggal tersebut diduga terlibat dalam aksi pencurian jemuran pada malam sebelumnya, Senin (10/3/2025), di Dusun Kamboja.
"Dia ini kabarnya maling jemuran terus tertangkap warga, dihajar massa," kata Randy saat diwawancarai di dekat lokasi.
Randy juga mengungkapkan bahwa pada Selasa pagi, pria tersebut diantar oleh seorang tukang becak ke lokasi penemuan.
"Nah, katanya pas tukang becak itu antar ke lokasi, korban masih hidup. Tapi nyatanya, pas ditemukan sudah meninggal," ujar Randy.
Sementara itu, Kepala Unit Reskrim Polsek Tembung, Iptu Parulian Sitanggang, mengonfirmasi bahwa mayat tersebut ditemukan pada Selasa (11/3/2025) siang.
Baca juga: Ditemukan, Mayat Bayi di Tepi Sungai Didorong Biawak
"Untuk identitasnya belum diketahui. Masih kami selidiki," kata Parulian kepada Kompas.com melalui saluran telepon pada Kamis (13/3/2025).
"Dugaannya, dia korban penganiayaan. Untuk lengkapnya nanti akan kami sampaikan," tambahnya.
Kasus ini masih dalam penyelidikan pihak kepolisian, dan masyarakat diharapkan untuk tidak menyebarkan informasi yang belum terverifikasi.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang